Penulis: Annisa NurH | Editor: Bilqis Ramadhanty
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN) mendorong mahasiswa untuk mengukir prestasi juga merajut persatuan dan keberagaman suku serta adat istiadat Indonesia. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), mengupayakan untuk mengadakan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang diyakini dapat menambah wawasan baru bagi para mahasiswa.Â
Dilansir dari kemendikbud.go.id, dalam program ini terdapatModul Nusantara sebagai mata kuliah yang  mempelajari terkait keragaman budaya Indonesia dan toleransi antar sesama individu. Dalam masa pertemuan dan perkenalan tersebut, mahasiswa akan bersama-sama belajar menghargai perbedaan, dan merayakan keberagaman.
Modul Nusantara merupakan kegiatan pembelajaran toleransi dan keberagaman mahasiswa. Terdapat 4 model pembelajaran yaitu kebinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial. Tentunya hal ini dinilai penting dengan adanya Modul Nusantara dapat mempermudah mahasiswa dalam mengakses kebudayaan disetiap daerah.
Konsep Kampus Merdeka: Merdekakan Peluang, Merdeka Belajar mengarahkan mahasiswa untuk dapat berkenalan dengan mahasiswa lain dari latar belakang budaya maupun geografis yang berbeda.Â
Pada proses pelaksanaan Modul Nusantara akan dilakukan selama satu semester, namun setidaknya mampu memberikan kesan tersendiri. Mengenal kekayaan budaya meski secara daring dengan banyaknya manfaat dan pengalaman baru yang diperoleh membuktikan bahwa program ini tidak membatasi mahasiswa untuk menggali ilmu.
Toleransi Keberagaman
Keberagaman yang ada antara mahasiswa membawa kesuksesan dalam pelaksanaan Modul Nusantara. Peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka mendapat kesempatan untuk belajar dan mengetahui apa saja keberagaman dan wawasan tentang kebhinekaan yang ada didaerah tempat PT Penerima.
"Sebagai mahasiswa modul Nusantara saya tidak merasakan keberatan bahkan saya merasakan kebahagiaan. Apalagi modul Nusantara juga mengangkat tentang sistem diskusi sehingga saya sangat antusias dalam program ini,'' ucap Rashika Ardafa saat wawancara melalui WhatsApp.
Saling bertukar cerita terkait adat-istiadat dari berbagai daerah mahasiswa berasal menambah pengetahuan baru tentang kekayaan dan keberagaman Indonesia yang belum diketahui. Menyesuaikan diri serta memahami tempat mahasiswa diterima, menjadikan ini individu mahasiswa lebih menghormati dan toleransi untuk dapat beradaptasi dengan kebudayaan yang baru.
Setiap mahasiswa khususnya generasi muda setidaknya harus memahami keberagaman yang ada di Indonesia, ini menjadi solusi bahwa masih minimnya pengetahuan wawasan Nusantara pada generasi muda.Â
Toleransi Keberagaman juga mampu mengarahkan individu agar lebih mensyukuri bahwa negara Indonesia sangat kaya dengan berbagai keberagaman suku, adat serta istiadat dari Sabang hingga Merauke. Saling bertenggang rasa dan tidak merasa paling unggul dengan adat dan istiadatnya akan menciptakan rasa damai dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Pandemi Memaksa Daring
Saat ini beberapa Perguruan Tinggi Penerima masih melakukan pembelajaran secara daring, hal ini merupakan imbas dari belum tercapainya persyaratan pengajuan luring. Dalam Instagram Pertukaran Mahasiswa Merdeka menyebutkan, bahwa terdapat beberapa ketentuan untuk mengadakan pembelajara tatap muka. Beberapa mahasiswa mengeluhkan Modul Nusantara belum dapat dilaksanakan secara luring.
"Selama ini masih daring, jadi kendalanya seperti double device, multitasking, internet/laptop lemot dan kurang dapet feelnya karena masih daring,'' ungkap Nabila Tania salah satu peserta program PMM-DN.
Pembelajaran mengandalkan sistem e-learning SPADA DIKTI yang dapat diakses oleh perguruan tinggi dan mahasiswa dirasa kurang mampu untuk memenuhi tujuan pembelajaran Modul Nusantara.
Jordhy Lucyano, mahasiswa peserta program PMM-DN di UMPR memaparkan "Selama ini,karena kebijakan dari Rektor PT Penerima bahwa pembelajaran dilakukan secara daring.Â
Maka kegiatan modul nusantara berjalan secara virtual yaitu melewati zoom meet. Untuk kendalanya, paling banyak ada digangguan jaringan yang dialami oleh dosen pengampu, operator, dan mahasiswa sehingga menghambat jalannya kegiatan,''
 Hal ini membuat dosen dan mentor yang bertanggungjawab atas pembelajaran Modul Nusantara harus mampu memutar otak memberikan ide atau sistem pembelajaran secara daring namun dapat berkesan pada tiap mahasiswanya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H