Kala tekad sudah terpupuk dalam dada
Menggebu beriringan bisik yang makin menjadi
Melangkahkan kaki sudah menjadi pilihan pasti
Menapaki mimpi yang sesaat lagi terjadi
Â
Ketinggiannya terpampang di pelupuk mata
Kemegahannya seakan terus memanggil tanpa henti
Sang surya tertutup awan menyapa dari kejauhan
Â
Sendiri bukanlah tantangan
Terbiasa menjadikannya teman dalam keseharian
Sesekali gemuruh di langit terpampang bak pangggung pertunjukan
Menguji keberanian yang hampir terkikis kenyataan
Â
Jalur terus memberi warna
Mengungkapkan semua tidak selalu sesuai khayalan
Deru angin dan curamnya jurang, meminta untuk mengakhiri perjuangan
Derasnya peluh dengan banyaknya keluh ku simpan tanpa ku hiraukan
Â
Lambat laun rintik hujan menghiasi perjalanan
Menyimpan berjuta kenangan tak akan terlupakan
Membawa beribu kerinduan tak kunjung tersampaikan
Mengundang tetesan air mata tak terhapuskan
Â
Sampai pada titik tertinggi yang tak pernah dipijaki
Senyuman terlukis bersama dengan sebuah pesan berarti
Biarlah raga ini yang menjadi saksi
Bersama mentari yang akan segera berganti
Bahwa cinta ini tidak akan pernah terganti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H