Mohon tunggu...
Annisa Maulidya
Annisa Maulidya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

and u gonna be happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Learning Loss Akibat Pembelajaran Daring dan Langkah yang Dapat Diterapkan Sebagai Upaya Penanggulangan

30 Oktober 2022   22:18 Diperbarui: 30 Oktober 2022   22:51 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Annisa Maulidya Rakhmah

Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

maulidya.maura@gmail.com

PENDAHULUAN

Tahun 2022 adalah tahun yang seharusnya menjanjikan kebebasan dan kebahagiaan bagi masyarakat di seluruh dunia. Pasalnya, semua warga menganggap bahwa wabah Covid-19 yang menyerang dua tahun lalu telah hilang sepenuhnya, tetapi nyatanya belum. Virus corona masih ada dan bahkan tidak sedikit masyarakat yang dinyatakan postif akibat terkena virus tersebut. Di sisi lain, dunia tidak boleh terpuruk dalam kegelapan secara berlarut karena ada orang yang butuh pekerjaannya kembali, ada keluarga yang harus dihidupi, bahkan anak harus tetap mendapatkan pendidikannya secara utuh.

Dari berbagai bidang dan sektor yang terdampak Covid-19, sektor pendidikan masuk kedalam kategori yang sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, bidang ini seharusnya dilaksanakan pada tempatnya yakni lembaga pendidikan formal sekolah. Tetapi, karena adanya wabah ini, kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah berubah sepenuhnya dan dilaksanakan dari rumah.

Tentu saja banyak pihak yang keberatan, mulai dari guru, orang tua bahkan peserta didik pun ikut merasakan kegelisahan. Pada awal pembelajaran daring dijalankan, masih banyak yang mengalami kesulitan dan juga kendala dalam beradaptasi pada kebiasaan tersebut, tetapi selama dua tahun berlangsung, pembelajaran secara daring sepertinya sudah dijadikan zona nyaman oleh para peserta didik yang mengakibatkan terjadinya fenomena 'Learning Loss' atau bisa disebut juga dengan kehilangan makna dari pembelajaran.

Dalam artikel ilmiah ini nantinya akan dibahas mengenai penyebab dari terjadinya learning loss dan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi fenomena tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang sangat signifikan dalam proses pelaksanaannya, hal tersebut terjadi karena dampak dari Covid-19 yang menyebabkan aspek kehidupan berubah dan mengharuskan penyesuaian dengan cepat yang salah satunya dalam dunia pendidikan. Melihat fenomena sosial yang tidak dikehendaki tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang penerapan kebijakan pendidikan darurat terhadap penyebaran infeksi virus corona. Surat edaran tersebut menjelaskan enam langkah strategis untuk melaksanakan kebijakan pendidikan. Salah satu langkah yang dijelaskan dalam surat tersebut adalah mengenai proses Belajar Dari Rumah atau bisa disebut juga dengan program BDR (Jojor dan Sihotang, 2022).

Namun, dalam proses pelaksanaan pembelajaran tersebut, sejumlah hambatan kerap dirasakan oleh pendidik, peserta didik dan orang tua atau wali. Belajar Dari Rumah (BDR) nyatanya tidak memberikan pembelajaran bermakna yang efektif bagi peserta didik, hal ini disebabkan adanya sejumlah kendala. Hal pertama adalah waktu pembelajaran yang di persingkat karena belajar hanya dilaksanakan secara daring. Tenaga pendidik juga kesulitan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang tua. Padahal disisi lain, orang tua lah yang menjadi mitra guru dalam memfasilitasi peserta didik di masa pembelajaran daring ini.

Hal yang kedua adalah kesulitan peserta didik dalam fokus belajar. Keadaan lingkungan tempat belajar peserta didik menjadi salah satu faktor yang penting dalam pembelajaran daring. Karena pembelajaran hanya dilakukan melalui gawai atau laptop, peserta didik terkadang menunda tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Fokus mereka teralihkan dari yang harusnya waktu tersebut digunakan untuk belajar, tetapi mereka memilih bermain dengan gadget-nya dan terkadang lalai dalam mengumpulkan tugas.

Hambatan yang ketiga berasal dari orang tua atau wali peserta didik. Pasalnya, tidak semua orang tua atau wali dapat menemani anaknya belajar dikarenakan oleh satu atau dua faktor yang diantaraanya adalah ada orang tua yang harus bekerja atau sedang ada urusan penting yang tidak dapat ditinggalkan, sehingga mengakibatkan mereka tidak dapat mendampingi anaknya belajar.

Dari beberapa kendala tersebut, semua pihak yang terlibat harus menanggung resiko lebih akibat pembelajaran daring. Mulai dari pendidik yang menerima output peserta didik yang kurang maksimal karena tuntutan untuk menuntaskan kurikulum dan materi pembelajaran belum tersampikan dengan benar. Kemudian, hal tersebut menjadi penyebab masalah baru yakni hilangnya gairah peserta didik untuk belajar karena mereka merasa mendapat tekanan lebih dari guru, orang tua serta lingkungan sosialnya.

Hambatan tersebut memperlihatkan bahwa masih banyak sekolah yang belum efektif dan maksimal dalam melaksanakan program pembelajaran daring di masa pandemi. Urgensinya, jika kondisi ini tidak ditangani dan terus berlanjut, peserta didik akan mengalami learning loss sehingga tidak ada motivasi belajar di sekolah serta dapat mengakibatkan penurunan akademis masal (Hanafiah dkk, 2022).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendefinisikan learning loss sebagai hilangnya kesempatan belajar diakibatkan interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses pembelajaran itu kurang, sehingga mengakibatkan penurunan pada penguasaan kompetensi peserta didik (Syamsiyah, 2020).

Learning loss juga dapat terjadi karena peserta didik kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan yang diberikan guru, selain itu peningkatan rasa stress dan jenuh akibat isolasi berkelanjutan berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi anak. Dari perspektif guru, mereka mengalami kesulitan mengelola PJJ dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum, yang akibatnya waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar (Hanafiah dkk, 2022).

Menurut Engzell (2021) kehilangan belajar terjadi 60% lebih besar di antara peserta didik dari kondisi sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan orang tua yang kurang, temuan penelitian juga menunjukkan bahwa peserta didik menunjukkan sedikit atau bahkan tidak ada kemajuan selama belajar dari rumah. Dimana kehilangan belajar ini semakin besar terjadi di negara-negara dengan infrastruktur yang kurang atau penutupan sekolah yang lebih lama.

Kondisi ini tentunya akan semakin memperburuk keadaan jika tidak dicari alternatif jalan keluarnya dengan segera. Untuk memastikan bahwa ini tidak akan terjadi lagi dikemudian hari, banyak strategi yang harus diimplementasikan secara ketat untuk mengkompensasi learning loss secara keseluruhan ketika sekolah dilakukan secara tatap muka kembali (Arifudin, 2020).

Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik sebagai garda terdepan dalam meminimalisir learning loss, diantaraanya adalah :

a) Merancang pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat peserta didik (Pembelajaran Berdasarkan Kebutuhan Peserta didik).

b) Melakukan pendekatan yang baik, sehingga peserta didik termotivasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran daring. Singkatnya, ketika motivasi peserta didik baik, prestasi belajarnya juga dapat membaik.

c) Menggunakan pendekatan lain jika diindikasikan bahwa ada peserta didik yang memiliki komunikasi online yang terbatas.

d) Menggunakan platform pembelajaran sinkron atau asinkron yang dapat mengurangi kehilangan waktu guru, misalnya melalui talk show interaktif atau webinar singkat dapat membantu peserta didik menghabiskan waktu dengan tepat dan diisi oleh kegiatan yang bermanfaat serta inovatif (Hastini, 2020). 

Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga mengeluarkan kebijakan terkait 'Kurikulum Merdeka' sebagai perkembangan daripada Kurikulum 2013 atau Kurtilas. Kurikulum Merdeka menjadi program yang diharapkan dapat dijadikan sarana pemulihan dalam pembelajaran, dimana kurikulum ini menawarkan tiga karakteristik diantaranya pembelajaran berbasis projek pengembangan soft skill dan karater sesuai dengan profil pelajar pancasila, pembelajaran pada materi esensial dan stuktur kurikulum yang lebih fleksibel. Disamping itu juga, kurikulum merdeka ingin melakukan terobosan yang menjadi jurang penghalang diantara bidang-bidang keilmuan (Jojor dan Sihotang, 2022).

KESIMPULAN

Pembelajaran secara daring tentu tidak terlepas dari celah yang menyebabkan sistem pembelajaran ini kurang efektif, satu hal yang ditakuti jika pembelajaran ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka akan menyebabkan terjadinya learning loss. The Education and Development Forum dalam (Sofyan, 2020) mengartikan bahwa learning loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik secara umum atau khusus atau terjadinya kemunduran secara akademik karena kondisi tertentu seperti kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan secara utuh. Pembelajaran tatap muka tetap dirasa lebih efektif daripada pembelajaran daring, karena pendidik dapat mengontrol peserta didiknya melalui afirmasi positif yang diberikan meski semangat belajar peserta didik terbilang fluktuatif atau berubah-ubah.

DAFTAR PUSTAKA

Arifudin, O. (2018). Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Tenaga Kependidikan STIT Rakeyan Santang Karawang. MEA (Manajemen, Ekonomi & Akuntansi). Vol.2 No.3, hlm.209-218.

Asmuni. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Vol.7 No.4, hlm. 281-288.

Engzell. (2021). Learning Loss Due to School Closures During The COVID-19 pandemic. Proceedings of the National Academy of Sciences. Volume. 118 Number. 17 Page: 35-47.

Hanafiah, dkk. (2022). Penanggulangan Dampak Learning Loss dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran pada Sekolah Menengah Atas. JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan). Vol.5 No.6, hlm. 1816-1823.

Hastini. (2020). Apakah Pembelajaran Menggunakan Teknologi Dapat Meningkatkan Literasi Manusia Pada Generasi Z di Indonesia?. Jurnal Manajemen Informatika (JAMIKA). Vol.10 No.1, hlm. 12-28.

Jojor, Anita dan Hotmaulina Sihotang. (2022). Analisis Kurikulum Merdeka dalam Mengatasi Learning Loss di Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Studi Kasus Kebijakan Pendidikan). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan. Vol.4 No.4, hlm. 5150 -- 5161.

Putria, Hilna dkk. (2020). Analisis Proses Pembelajaran Dalam Jaringan (DARING)  Masa Pandemi COVID-19 pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Universitas Pahlwan. Vol.4 No.4, hlm. 861 -- 872.

Sofyan, Y. (2020). Peranan Konseling Dosen Wali Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Di Perguruan Tinggi Swasta Wilayah LLDIKTI IV. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam. Vol.10 No.2, hlm. 237-242.

Syamsiyah. (2020). Pembelajaran Daring Masa Pandemi Corona (Kegiatan Belajar di Rumah Dalam Group Kelas 4 MI As-Salam). Ibtida': Media Komunikasi Hasil Penelitian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Vol.1 No.2, hlm. 23-33.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun