Mohon tunggu...
Annisa Maulidya
Annisa Maulidya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

and u gonna be happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Penyembuhan Diri (Self-Healing) pada Remaja Setelah Putus Cinta: Perspektif Sosiologi

8 Desember 2021   22:27 Diperbarui: 8 Desember 2021   22:33 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi psikologis yang buruk akan mempengaruhi segala aspek baik kognitif, perilaku, sampai keadaan fisiologis individu. Individu perlu menyelesaikan dirinya sendiri untuk penyeimbangan pada kondisi psikologisnya. Konsep untuk menyelesaikan permasalahan ini disebut dengan strategi penyembuhan diri atau self-healing. 

Self-healing merupakan metode penyembuhan penyakit bukan dengan obat, melainkan dengan menyembuhkan dan mengeluarkan perasaan serta emosi yang terpendam di dalam tubuh (Redhodkk, 2019).

Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu teori sosiologi yaitu transformasi diri yang diungkapkan oleh George Herbert Mead mangatakan transformasi diri merupakan proses restrukturisasi yang segala identifikasi dan gambaran diri terdahulu yang diolah dalam perspektif masa depan dan pandangan terhadap ruang sosialnya. 

Perubahan diri pemuda dapat dilihat melalui enam aspek yaitu fisik, penampilan, sudut pandang, pemikiran, psikologis dan sosiologis. Transformasi diri dapat terjadi karena adanya kesadaran dalam diri individu atas situasi dan kondisi psikologis serta lingkungannya. 

Bagi Mead, kesadaran merupakan esensi diri dan sumber identitas. Kesadaran diri juga berkaitan dengan pengalaman dan sejauh mana sikap individu dapat membangkitkan sikap dalam upaya sosial. 

Jika ditelaah lebih dalam menggunakan perspektif teori ini para remaja yang mengalami putus cinta tentu sadar bahwa kejadian yang dialaminya banyak memberi pengaruh kepada diri remaja tersebut, namun di satu sisi mereka juga perlahan mulai menyadari akan banyak hal lain yang harus dilakukan sehingga tidak terlarut dalam fase kesedihan. 

Pengalaman yang diberikan pasca putus cinta dengan pasangannya juga pasti membawa dampak positif bagi diri remaja, misalnya keinginan untuk merubah diri menjadi lebih baik lagi dengan tujuan agar 'si mantan' merasa menyesal telah berpisah dengan dirinya.

Herbert Mead juga mengungkapkan bahwa kesadaran inilah yang menyebabkan manusia melakukan perubahan atau transformasi diri. Hasil dari self-healing yang dilakukan remaja juga tentu akan membuahkan hasil. 

Proses penyembuhan yang hanya melibatkan diri sendiri untuk bangkit dari penderitaan yang pernah dialami dan memulihkan diri dari luka batin. Tujuan dari self-healing sendiri adalah untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan dan membentuk pikiran positif dari apa yang telah terjadi. 

Adapun hasil dari self-healing yang dilakukan remaja tersebut juga  membawa dampak yang siginifikan, misalnya membuat remaja menjadi lebih percaya diri akan dirinya serta merasa dirinya lebih berharga.

Maka dari itu, self-healing menjadi penting dilakukan remaja yang menagalami putus cinta demi mendapatkan ketenangan diri. Karena, ketika remaja merasa lelah dan stres otomatis hal tersebut berpengaruh pada sistem imunitas yang melemah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun