Mohon tunggu...
Annisa Larasati Rahayu
Annisa Larasati Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswi Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Youth Communication Day 2021 Mengangkat Tema "Tantangan Komunikasi di Era Hybrid"

22 Desember 2021   00:24 Diperbarui: 22 Desember 2021   00:39 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena lainnya yang juga terjadi adalah konvergensi media. Ketika semua hal seperti media cetak, surat kabar, radio, televisi, dan lain-lain dijadikan satu ke dalam bentuk media tunggal. Disrupsi media dan konvergensi media mengakibatkan timbulnya banyak pertanyaan. Cara di mana teknologi yang memungkinkan pengguna atau penerima dapat membuat konten sendiri yaitu disebut juga dengan UGC (User-Generated Content). Sebagai contoh, Tik Tok, sebuah aplikasi yang sangat terkenal di Indonesia dapat memberikan pengaruh bagi masyarakat khususnya anak muda. Oleh karenanya, orang-orang yang berpengaruh dan juga media bisa memberi pengaruh kepada pendengar.

Seperti yang sebelumnya, kita dapat berpikir bahwa media massa seperti televisi dan radio sangatlah berpengaruh. Namun, saat ini jangkauan media massa sudah sangat besar tetapi dalam hal yang berbeda. Social connector seperti artis, aktor, musisi, mereka memiliki pengikut yang lebih sedikit atau jangkauan yang lebih sedikit. Namun, dalam hal pengaruh kekuasaan, mereka merupakan orang-orang yang memiliki dampak yang lebih besar. 

Pembuat konten seperti blogger, youtuber, tiktoker, mereka juga lebih berdampak pada orang-orang. Opinion leader atau key opinion leader seperti seorang pakar terutama pada masa Covid-19 ini, seorang ilmuan, dokter, semua orang inilah yang lebih banyak mempengaruhi orang lain. Meskipun mereka tidak memiliki jutaan pengikut, tetapi, orang-orang banyak yang mendengarkan mereka ketika kereka membutuhkan informasi tertentu.

Hal lainnya, Jessada juga menjelaskan bahwa, bahkan sebelum disrupsi, terdapat sebuah teknik yang bernama teknik mendongeng. Bukan hanya musik, serial, atau pun sesuatu yang harus berhubungan dengan audiovisual. Contohnya, di Jepang, jika terdapat lobak yang memiliki tampilan yang buruk, maka lobak itu tidak bisa dijual. Namun, jika seseorang memberikan sebuah cerita pada lobak itu, lobak itu akan menambah nilai dan lebih berharga. 

Para petani di Jepang, membungkus lobak yang rusak itu dan memberikan gambar tersenyum juga menangis pada masing-masing lobak. Tambahan ini membuat tingkat penjualan lobak yang rusak menjadi meningkat pesat. Saat ini, jika kita ingin bercerita, kita harus memiliki teknik mendongeng yang baik. Namun, kita harus tetap melihat tren di seluruh dunia, memikirkan konteks, bukan hanya konten. Dalam mencari konten, kita harus melihat dari 3 cara, Global Citizen, Wokeism, dan Inclusiveness.

Literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan media. Adanya literasi media, orang dapat memahami dan menafsirkan pesan kompleks yang kita terima dari berbagai jenis media. Begitu orang lain menjadi melek media, maka mereka bisa mengelola media. Clickbait, merupakan sesuatu yang membuat pembaca untuk menekan tautan yang ada. Tetapi, hal itu digunakan secara pantas untuk menggambarkan berita utamanya yang sensasional. Terdapat lima pertanyaan literasi media yang harus dipahami:

  • Siapa yang membuat atau menulis pesan?
  • Bagaimana pesan itu disajikan?
  • Bagaimana pembaca menerima pesan? Dan mengapa?
  • Siapa yang mewakili pesan dan siapa yang hilang?
  • Apa motivasi dari pesan tersebut?

Lima pertanyaan tersebut dapat mencegah kita dari berita bohong yang sedang marak terjadi.

Materi-materi yang disampaikan oleh pembicara dari berbagai negara di Asia sangatlah informatif. Acara ini berlangsung dengan sangat menarik dan tidak membosankan, pada sesi tanya-jawab pun para partisipan juga antusias mengajukan berbagai macam pertanyaan kepada para pemateri. Penutupan acara Youth Communication Day 2021 ini diselenggarakan pada 18 Desember 2021 diisi dengan berbagai kompetisi dari para partisipan konferensi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun