Mohon tunggu...
Annisa Larasati Rahayu
Annisa Larasati Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswi Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Youth Communication Day 2021 Mengangkat Tema "Tantangan Komunikasi di Era Hybrid"

22 Desember 2021   00:24 Diperbarui: 22 Desember 2021   00:39 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program studi Ilmu Komunikasi di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta menyelenggarakan upacara pembukaan konferensi internasional yang bernama Youth Communication Day 2021 pada 13 Desember 2021. 

Acara ini diselenggarakan dengan online dengan mendatangkan beberapa pembicara dari berbagai negara di Asia. Konferensi Youth Communication Day 2021 diikuti oleh sekitar 330 partisipan dari berbagai universitas di Indonesia bahkan berbagai negara.

Pada sambutan pembuka, kepala program studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan, M. Najih Farihanto, mengatakan bahwa setelah dilakukannya vaksin Covid-19, masyarakat saat ini berhadapan pada hybrid era yang mana merupakan kombinasi dari non-technical serta technical skill dalam era digital, konsep hybrid ini di masa mendatang perlahan akan populer. Sehingga, pada konferensi Youth Communication Day 2021 kali ini bertema "Tantangan Komunikasi di Era Hybrid".

Pembicara-pembicara yang mengisi pada pembukaan Youth Communication Day 2021 yaitu sebagai berikut:

  • Anton Yudhana, Ph.D. (Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia)
  • Prof. Estrella Arroyo, Ed.D. (University of Saint Anthony, Philippines)
  • Dr. Kirti Dang-Longani (Ajjenkya DY Patil University, Pune, India)
  • Jessada Salathong, Ph.D. (Chulalongkorn University, Thailand)
  • Dr. Chen Chujie (Nanjing Normal University, China) -- Closing Ceremonies

Acara ini diselenggarakan selama 6 hari berturut-turut yaitu, Pienary and Parallel Session (13 Desember 2021), International Workshop for Students dengan tema Digital Marketing dan Content Creator (14-18 Desember 2021), dan acara Closing Ceremony (18 Desember 2021).

Moderator konferensi Opening Ceremony Youth Communication Day 2021, Mufid Salim, mengatur jalannya acara dengan lancar. Para pemateri juga menyampaikan isi materi dengan sangat jelas dan menarik sehingga para partisipan terlihat tidak merasa bosan. Salah satu pematerinya yaitu dari Chulalongkorn University, Jessada Salathong, Ph.D. 

Beliau merupakan seorang dosen di Faculty of Communication Arts. Selain sebagai tokoh media yang professional, beliau aktif di industri media sejak tahun 1998 dengan beragam pengalaman di berbagai posisi termasuk sebagai reporter di Nation's Multimedia Group, penyiar dan penerjemah di NHK World, Radio Japan, dan Thai Section, juga sebagai pemengang penghargaan pembawa acara program Good Morning Asian, dan pembawa berita televisi untuk beberapa stasiun televisi ternama di Thailand serta sebagai MC bilingual.

Dalam materinya yang berjudul "Thailand's Media Landscape in Disruptive Era", Jessada menjelaskan bahwa dahulu terdapat proses yang terjadi dalam komunikasi yaitu S-M-C-R. "S" untuk Sender atau pengirim, "M" untuk Message atau pesan, "C" untuk Channel atau menyampaikan/menghubungkan, dan "R" untuk Receiver atau penerima. 

Tetapi, seiring berjalannya waktu, saat ini terdapat beberapa proses yang terjadi dalam komunikasi, yang mana seorang penerima bukan hanya menjadi penerima pasif saja, tetapi menjadi pusat komunikasi juga. 

Terdapat dua jalan dalam komunikasi, penerima bisa menjadi pengirim pesannya melalui saluran kepada pengirim yang saat ini menjadi penerima. Jadi, lanskap dan ekosistem komunikasi telah banyak berubah dan bergeser selama dekade terakhir. Hal-hal inilah yang membuat terjadinya disrupsi. 

Misalnya, ketika seseorang memiliki telepon genggam, maka seseorang itu dapat melakukan semuanya dalam satu benda itu, seperti melakukan transaksi, berbelanja, hingga menonton televisi. Contoh lain dari disrupsi media seperti pada salah satu studio di Thailand, di sana tidak ada kamera kru lagi, karena mereka telah menggunakan robot sebagai penggantinya. Maka dari itu, dapat dilihat banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan. Hal ini juga terjadi di salah satu daerah di China, di mana seorang pembawa berita bukanlah manusia lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun