Mohon tunggu...
Annisa Kartikasari
Annisa Kartikasari Mohon Tunggu... Lainnya - pemula

mahasiswi UNAIR yang sedang mencari peruntungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Unsur Intrinsik dan Apresiasi Sastra dalam Lite Novel Candid Karya Obata Yasumi

9 Februari 2022   20:00 Diperbarui: 9 Februari 2022   20:04 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Sinopsis Novel

Bercerita tentang kehidupan gadis-gadis yang tertarik dengan fotografi. Dimulai dari Tamaki yang suka memfoto teman-teman sekelasnya untuk dijadikan model, kemudian Otowa, teman masa kecil Tamaki yang pernah bersekolah di luar negeri, tepatnya di Indonesia yang kemudian kembali ke Jepang dan satu kelas dengan Tamaki. Otowa menunjukkan ketertarikannya dengan kamera jadul milik Tamaki dan mimpinya untuk menjadi fotografer tingkat dunia.

Tingkah konyol Otowa yang awalnya sangat kontras dan mengganggu Tamaki kemudian berubah menjadi sebuah pertemanan erat dan mengembangkan pertemanan mereka menjadi beberapa orang. Di antaranya ada Saaya si narsis yang suka dirinya sendiri, Toukichi si baik hati, dan Jyuumonji si pendiam dan pemalu. Sedikit mengajarkan tentang bagaimana mengoperasikan kamera film tua milik Tamaki dan Otowa, kemudian alur berubah saat Jyuumonji si cantik yang tidak mau difoto karena memiliki trauma masa kecil dan tidak berani bergaul.

Mencari solusi bagaimana Jyuumonji mau difoto dan menjadi model karena parasnya yang cantik dan anggun, si Otowa yang akhirnya dapat membuka hati Jyuumonji dan mereka akhirnya berteman. Seperti halnya di masa SD, di mana Tamaki anak yang tertutup kemudian bertemu dengan Otowa yang dapat mendobrak hati Tamaki dan mengubah kepribadian Tamaki menjadi lebih ceria dan berhasil bergaul dengan teman sekelasnya.

Di satu waktu, saat Tamaki dan Otowa berjalan di koridor sekolah, bertemu dengan Yutani-sensei. Mereka berdua ditawari untuk ikut club fotografi yang sudah setahun lamanya istirahat. Berbekalkan nekat dan keingintahuannya dengan dunia fotografi professional, serta bagiamana caranya mendapatkan uang dari hasil memotret, akhirnya mereka membuka kembali club fotografi tersebut.

2. Tema 

Bertemakan tentang keseharian gadis-gadis SMA dan club fotografi. Yang dibalut dengan komedi ringan.

3. Tokoh dan Penokohan

a. Morimura Tamaki =

  • sangat menyukai fotografi (Morimura Tamaki meniup debu yang menutupi kamera rangefinder favoritnya dengan blower hingga bersih, lalu dengan perlahan mengangkatnya tepat ke depan wajahnya. Hal 1)
  • sangat menyukai kamera model jadul (kamera itu sudah ada jauh sebelum Tamaki lahir. Bagi dirinya, kamera itu adalah mesin yang sangat indah. Hal 2. Morimura Tamaki meniup debu yang menutupi kamera rangefinder favoritnya dengan blower hingga bersih. Hal 1. Clothsutter milik kamera SLR (single-lens Reflex) yang ia genggam mengluarkan suara "cekrik" pelan. Hal 2)
  • berteman baik dengan Hinatsu Otowa sejak kelas 5 SD ("iya, kita teman sekelas waktu SD kelas 5 dan 6, SMP kita berbeda sih". Hal 3. "Begitu deh. Hubungan kita erat bagai sejiwa dan seraga, begitu." Hal 5)
  • semenjak masuk ke SMA, Tamaki senang memfoto teman-teman kelasnya kemudian memberikan hasil fotonya kepada sang pemilik (sejak masuk sekolah, Tamaki banyak mengambil foto seperti ini. Semua modelnya adalah teman sekelasnya. Mengajak orang untuk menjadi model fotonya adalah salah satu caranya untuk berteman dengan anak baru di kelasnya. Lagipula itu adalah sekolah perempuan. Tidak banyak perempuan yang tidak suka fotonya diambil. Hal 8)
  • Suka mengatai Otowa dengan sebutan 'bodoh'("kamu tuh, dari dulu nggak pernah berubah, ya...", sikapmu yang bodoh itu dari dulu nggak pernah berubah ya." Hal 3. "Kita Cuma beberapa kali pergi berenang atau mandi bersama, kok. Jangan terlalu menganggap serius omongan anak ini. Dia ini Cuma orang mesum yang bodoh." Hal 5. "Jadi kamu nggak apa-apa dipanggil bodoh ya.." hal 7. "Kalau boleh jujur, aku pikir kamu lebih bodoh daripada kucing liar di sekitar sini." Hal 16)
  • Tidak suka dipanggil "Tama-chin" oleh Otowa ("Jangan mengintip ke layar kameraku tiba-tiba dong! Lalu, jangan panggil aku Tama-chin." Hal 1. "Sudah kubilang, jangan panggil aku Tama-chin! Kita sudah bukan anak SD lagi." Hal 5. "Di dunia ini gak ada cewek SMA yang senang dipanggil Tama-chin." Hal 5)
  • Suka foto-foto bunga (gadis berselera tinggi yang sangat suka kamera tua dan juga foto-foto bunga. Hal 48)
  • Sangat kejam jika menanggapi Otowa (terutama cara ia menanggapi perkataan Otowa, sangat kejam dan tiada ampun. Hal 48)

b. Hinatsu Otowa =

  • Gadis yang sangat bersemangat dan tidak pernah mendengarkan kata orang (tidak didengarkan. Perempuan ini, pada dasarnya tak pernah mendengar perkataan orang. Dan juga, hampir tidak pernah diam. Hal 2. Otowa mengangguk dengan semangat, bahkan lebih cepat dari Tamaki. Hal 3)
  • Gadis bermata besar, rambut sebahu yang diikat satu sisi (gadis bermata besar yang berwarna tembaga, selalu bergerak layaknya kucing, dengan bulu mata yang panjang dan kelopak yang berlipat. Rambut sebahu dengan ikatan kecil pada salah satu sisi kepalanya. Rambutnya begitu lembut bagaikan bulu kucing dan bersinar di bawah sinar matahari. Gadis yang cantik, andai saja dia mau diam. Hal 1)
  • Sangat suka memanggil Tamaki dengan panggilan "Tama-chin" ("Eh, dengar deh, Tama-chin." Hal 1. Tama-chin yang aku mau cerita itu---." Hal 2. "Oh, begitu. Padahal Tama-chin dulu nggak terlalu pandai soal kesenian. Tama-chin ternyata sudah tumbuh besar ya---." Hal 3. "aduh, sakit. Cubitanmu terlalu keras, Tama-chin." Hal 5. "Kenapa sih, kan, lucu. Tama-chin. Kedengaran imut dan bersemangat gitu." Hal 5. "Oh, ya! Kamu jahat Tama-chin, tajam banget omongannya." Hal 7. "Ah, bukan bukan! Soal foto ini, yang tadi aku dapat dari Tama-chin."
  • Menurutnya, perempuan yang membawa kamera itu keren ("Dan juga, cewek yang bawa kamera itu, kesannya agak keren." Hal 8)
  • Sangat bersemangat menjadi fotografer ("jadi intinya, saya, Hinatsu Otowa, mulai hari ini mau menjadi fotografer cewek juga." Dengan penuh semangat, Otowa mengangkat tinjunya. Hal 8)
  • Ingin menjadi fotografer dunia (mimpinya ingin menjadi fotografer terkenal di dunia. Hal 18. "Begitu tahun depan tiba, aku sudah menjadi camera woman terkenal, dan cukup besar untuk membuat museum pribadi di Paris, Berlin, dan New York." Hal 8)
  • Jenius dalam berbuat iseng ("Otowa itu ya." "Pinter isengin orang tipe begitu ya." "Jenius, bahkan." Hal 38)
  • Gemar mengubah nama ("Eh, gak keren ah~. Kita ambil Buchi dari Sakurabuchi, jadi Bucchon. Oke, mulai hari ini, namamu Bucchon." Hal 52)
  • Lambat dalam merespon (Oh, akhirnya sadar dia sadar." "Lambat!! Kamu sadarnya lama banget!!." Hal 128)
  • Suka kacang ("Aku suka kacang! Minum kacang kedelai bikin kulit mu halus loh." Hal 81)

c. Fujiyoshi Kiyoka =

  • Memiliki rambut pendek seperti laki-laki (rambut pendeknya membuatnya tampak seperti murid yang baik dan rapi. Hal 3)
  • Dipanggil "Toukichi" (teman-temannnya memanggilnya "Toukichi." Hal 3)
  • Paling dekat dengan Tamaki (gadis yang duduk di samping Tamaki, sambil tertawa, ikut masuk ke dalam pembicaraan. Hal 3. Fujiyoshi Kiyoka. Salah seorang murid di kelas ini yang paling dekat dengan Tamaki. Hal 3)
  • Tahu gosip di sekolah (Toukichi itu, meskipun tidak tampak dari penampilannya, sebenarnya tahu banyak tentang gosip setempat. Hal 60)
  • Berbadan tinggi (Toukichi yang berbadan tinggi. Hal 87)
  • Suka membantu (ia memang anak yang suka membantu sesama. Hal 142)
  • Cuek dan pintar bersahabat (sikapnya cuek, pintar bersahabat. Hal 152)
  • Bisa membaca suasana (dan juga anak baik yang bisa membaca suasana. Hal 152)
  • Menyukai Gamou Ujisato ("Apa salahnya~. Aku suka banget Gamou Ujisato~." Hal 159)

d. Sakurabuchi Saaya =

  • Gadis bagaikan boneka dari luar negeri (foto seorang gadis kecil dengan mata yang besar, rambut yang panjang hingga ke dada, dan penampilan yang mencolok membuatnya tampak seperti orang yang anggun tapi berhati kuat. Kalau diumpamakan dengan singkat, gadis itu bagaikan boneka dari luar negeri. Hal 10)
  • Senang menata penampilan (sang gadis menjawab sambil terus menatap cermin seolah-olah hal itu pekerjaan paling penting sedunia. Tanpa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Hal 10)
  • Sangat heboh ketika hendak berfoto (kalau dipikir, sesi foto anak itu memakan sangat banyak waktu. Rambutnya begini lah, seragamnya begitu lah, lipstiknya begini lah, arah cahayanya begitu lah, dia heboh sendiri. Hal 11)
  • Penurut kepada Otowa (di dalam foto, tercetak dengan sangat jelas wajah Saaya yang tengah mimisan sambil setengah menangis. "Untuk sekarang, bagaimana kalau kamu pinggirkan pantat besarmu dari mejaku, Sakurabuchi-san?." Hal 51. "Ba-baik." Hal 52. "Aah~ kok rasanya haus ya. Aku pengen minum susu kedelai~. Sakurabuchi, beliin dong." "Segera kembali dalam 30 detik!." Hal 52)
  • Mudah dikerjai ("Sakurabuchi itu." "Dari awal aku sudah pikir dia itu memang agak berbeda sih." "Tapi dia itu sebenarnya tipe yang gampang diisengin ya." Hal 38)
  • Berbadan kecil (Saaya yang bisa dibilang murid paling kecil di kelas. Hal 87)
  • Menyukai dirinya sendiri (gadis yang sangat menyukai dirinya sendiri. Hal 104)
  • Agak sakit (anak yang agak 'sakit' di berbagai hal. Hal 104)
  • Terkenal narsis ("Aah, memang terkenal kok. Kamu anak yang tiap hari, tiap hari, tiap hari, tiap hari, mengunggah foto wajahmu sendiri di blog narsismu itu kan? Foto wajahmu kalau dicari di internet 5000 lembar juga bisa dapat, jadi sama sekali nggak kerasa istimewanya." hal 181)

e. Jyuumonji Sumire =

  • Seperti putri dongeng zaman dulu (rambutnya yang lurus dan panjang sepinggang, mengalir lembut bagaikan air terjun. Kulit putih yang halus. Mata yang hitam, kelopak yang panjang tapi tak layu. Bagai putri dalam dongeng zaman dulu. Hal 14)
  • Tidak suka difoto ("Masalahnya, Jyuumonji-san itu yang tadi aku bilang anak yang nggak suka difoto." Hal 14. "Terima kasih atas ajakanmu. Tapi aku tidak apa." "Cuma sebentar kok? Kalau jadi, fotonya aku kasih ke kamu." Logat bicara Jyuumonji-san menjadi sedikit lebih keras. "Aku menolak. Tolong jangan desak aku lagi." Setelah itu, Jyuumonji-san kembali membaca bukunya. Itu pertama kalinya Tamaki ditolak begitu keras, membuatnya kehilangan kata-kata. Hal 15)
  • Sangat atletis (sang gadis itu, selesai dari lompatannya, mendarat berdiri di tanah pasir. Guru olahraga lalu mengukur jarak lompatan tersebut dengan pita meteran, lalu berteriak kencang. Hal 58. "Jyuumonji-san itu, walau tampak elegan tapi pandai olahraga ya." Hal 60)
  • Benci kekerasan ("Tahun lalu, di tengah jalan aku melihat seorang lelaki tengah berbuat kekerasan ke seorang perempuan, jadi aku memelintir tangannya sedikit. Orang-orang Cuma menambah bumbu di cerita itu. Me-menghajar lelaki preman sampai babak belur... kalau itu memang benar, aku bisa-bisa diusir dari rumah. Lagipula, aku paling benci kekerasan." Hal 117)
  • Feminism (Jyuumonji-san menggenggam kedua tangan di depan dadanya, dan memasang ekspresi gelap di mukanya. Gerak geriknya tampak sangat feminism. Hal 117)
  • Harum bau badannya ("Tama-chin, kamu bicara sama Jyuumonji-san?" "Iya. Harum banget dia." Hal 121)

f. Yutani Yasuko =

  • Guru muda yang cantik (wajahnya tampak muda, jadi sulit menebak umurnya. "Guru yang cantik ya." Hal 131)
  • Guru pembimbing klub fotografi ("Kalian berdua, mau coba membuat klub fotografi?." Hal 129. Guru pembimbing klub fotografi. Hal 130)
  • Berkepribadian lembut (saat pertama kali bertemu dengan wali kelas mereka, Yutani-sensei, kesan pertama yang didapat semua murid di kelas adalah, seseorang dengan kepribadian yang lembut. Hal 131)
  • Tidak suka ditanya tentang masalah pribadi ("Ah, anak yang bertanya tentang umur, status nikah, atau hubungan cinta ibu, siap dihajar ya." Hal 132)

g. Suzaki-senpai =

  • Ketua perkumpulan pecinta Jyuumonji-san ("Ehm, aku murid kelas 3, Suzaki-san dari "Perkumpulan Pecinta Jyuumonji-san." Hal 178)

4. Alur 

Maju. (Bendera "Klub Fotografi Mulai Beraktifitas", berkibar tertiup angin. Hal 279)

5. Latar 

a. Waktu 

  • 2 minggu (2 minggu semenjak kehidupan SMA-nya dimulai, terlihat sempit. Hal 1)
  • 3 tahun (3 tahun waktu aku SMP. Hal 6)
  • Beberapa hari yang lalu, istirahat siang (foto yang dimaksud adalah foto close up Otowa yang diambil oleh Tamaki saat istirahat siang di ruang kelas beberapa hari yang lalu. Hal 7)
  • Jam pulang sekolah (Tamaki juga melihat ke arah jam. Sudah jam pulang sekolah. Hal 9. Waktu pulang sekolah, Otowa tiba-tiba berkata demikian. Hal 98)
  • Besok, jam 1 siang ("Pokoknya besok, ya. Jam 1 siang. Hal 17)
  • Pukul 1 kurang 5 menit (pukul 1 kurang 5 menit. Tamaki melihat Otowa sudah menunggu dengan ekspresi yang berbinar-binar. Hal 19)
  • Dua jam lalu ("Aku sampai dua jam lalu." Hal 19)
  • Tahun 1970-an (setelah jongkok, Otowa kemudian mengangkat sebuah kamera. Kamera SLR besar, dibuat sekitar tahun 1970-an. Hal 25)
  • 15 menit kemudian (15 menit kemudian, Tamaki akhirnya kembali ke tempat Otowa. Hal 26)
  • Pagi hari (suara sapaan pagi hari, bergema di ruang kelas. Hal 38)
  • Makan siang (sepanjang waktu makan siang, beban hati Otowa ternyata belum menghilang. Hal 53)
  • Zaman Edo (sebuah dojo yang diwariskan sejak Zaman Edo. Hal 60)
  • Hampir setiap hari (Tamaki hampir setiap hari bertemu dengan Otowa setiap keluar dari rumah. Hal 81)
  • Seminggu kemudian (seminggu kemudian, datang surat balasan dari Otowa. Hal 167)
  • Hari minggu pagi (Hari minggu pagi. Cuaca cerah di Jepang, langit tanpa awan. Hal 203)
  • Pagi hari senin (pagi hari senin, Otowa beserta kawan-kawannya berkumpul di ruang klub fotografi. Hal 231).

b. Tempat 

  • Indonesia ("Bukan, Indonesia. 3 tahun waktu aku SMP." Hal 6)
  • Ruang kelas (di ruang kelas beberapa hari yang lalu. Hal 7)
  • Stasiun ("Aku senggang banget, tadi aku sampai mengitari stasiun sampai dua belas kali." Hal 19)
  • Toko elektronik (Tamaki membawa Otowa ke bagian kamera yang ada di sebuah toko elektronik besar. Hal 20)
  • Depan stasiun (yang terletak di depan stasiun. Hal 20)
  • Toko agak jauh dari distrik perbelanjaan (mereka berdua sampai ke sebuah toko yang agak jauh dari distrik perbelanjaan. Hal 22)
  • Taman (kursi panjang yang berada di taman. Hal 26)
  • Ginseidou ("Yuk, kita coba pergi ke Ginseidou sekali lagi." Hal 27)
  • Rumah kaca di halaman belakang (mereka berdua keluar dari halaman sekolah, dan masuk ke sebuah rumah kaca di halaman belakang. Hal 39)
  • Toilet (Sakurabuchi Saaya, ada di toilet memeriksa mukanya. Hal 38)
  • Ruang kesehatan (Saaya dibawa oleh murid petugas kesehatan ke ruang kesehatan. Hal 67)
  • Perempatan dekat sekolah (di perempatan dekat sekolah, mereka bertemu Toukichi. Hal 84)
  • Lantai dua (lantai dua tempat ruang kelas khusus berderet. Hal 133)
  • Jakarta (ia akan pindah dari Jakarta ke kota lebih pinggiran. Hal 167)
  • Rumah paman Tamaki (Tamaki dan keluarganya pergi mengunjungi rumah pamannya di daerah pedesaan. Hal 167)
  • Game center (ternyata itu sebuah game center. Tempat yang sangat tidak terduga. Hal 183)
  • Toko hamburger (mereka sedang di dalam toko hamburger di dekat lokasi kecelakaan tadi. Hal 189)
  • Kuil (Tamaki, Otowa dan Jyuumonji-san keluar dari toko hamburger, dan berjalan keliling daerah sampai ke kuil setempat. Hal 196)
  • Gerbang rumah tradisional besar (setelah beberapa lama, tampak sebuah gerbang rumah tradisional yang besar. Gerbang yang tampak kokoh, dengan pilar kayu gelap dan atap di atasnya. Hal 207)
  • Beranda rumah Jyuumonji-san ("Aku suka daerah beranda. Di hari libur yang cerah seperti hari ini, paling menyenangkan duduk di sana sambil membaca buku atau meminum the sambil memikirkan sesuatu." Hal 208)
  • Taman (kali ini taman menjadi latar fotonya. Hal 214)
  • Ruang klub fotografi (Otowa berserta kawan-kawannya berkumpul di ruang klub fotografi. Hal 231).

c. Suasana

  • Tegang (pertama kali sejak upacaraa orientasi sekolah, Jyuumonji-san menaikkan suaranya. Suasana di sekitar langsung berubah tegang. Hal 69)
  • Gelap (merasa suasana di ruangan menjadi sangat gelap, Yutani-sensei mencengkram lengan Tamaki dan Otowa. Hal 154)
  • Senang ("Aku sedikit iri. Selama ini aku tidak pernah punya teman yang cocok denganku...kyahh!" kata-kata Jyuumonji terpotong oleh sebuah teriakan kecil. Otowa tiba-tiba, melingkarkan tangannya ke pinggang Jyuumonji-san dari belakang, dan memeluknya erat. Ia menaruh dagunya di bahu Jyuumonji-san, dan berkata dengan wajah menggoda. Hal 225).

6.  Amanat 

  • Memberikan solusi untuk masalah teman yang sedang terpuruk. Jika tidak ada solusi cukup dengarkan saja dan berkata "aku ada di sini untukmu" itu saja sudah cukup.
  • Menjaga rahasia antar teman supaya teman itu tidak merasa dibodohi dan dikhianati.
  • Menjaga pertemanan tetap utuh dengan mengucapkan minta maaf jika berbuat salah dan terima kasih jika diberi pertolongan.

7. Apresiasi Sastra

Novel ini merupakan novel ringan yang menceritakan keseharian gadis-gadis SMA. Tokoh utamanya yaitu Tamaki dan Otowa yang menyukai fotografi, Jyuumonji yang pendiam dan pemalu yang mempunyai trauma dengan kamera di masa kecil, Saaya si gadis narsis, dan Toukichi yang baik hati. Serta Yutani sensei selaku guru wali kelas mereka dan pembimbing club fotografi. Masalah yang diangkat tidak terlalu rumit. Jika hanya dibaca satu bab saja tidak akan cukup karena setiap akhir bab selalu menggantung, maka dari itu jika tidak ingin penasaran lebih baik baca keseluruhan. Menurut peneliti, novel ini menarik dan ada komedi ringan yang mengalir begitu saja tanpa ada paksaan. Terutama pemeran Otowa ini dia sangat pandai membuat lelucon dan dapat mencairkan suasana.

Light novel yang terbit pada tahun 2012 ini, meninggalkan kesan yang lumayan mendalam dengan mengusung tema slice of life yang cenderung sama dengan kehidupan nyata. Terutama dengan hobi penulisnya yang juga menyukai fotografi. Novel yang compact dengan ukuran kecil seperti komik dan juga dilapisi dengan sampul buku yang bergambarkan karakter Otowa, Tamaki, dan Jyuumonji yang bertaburkan kelopak bunga sakura memberi kesan lembut dan membawa jiwa muda. Yang menarik dari Light Novel ini adalah, pada halaman depan setelah sampul kedua, disuguhkan foto-foto para karakter dan nama-namanya yang diberi warna, kemudian penulis juga menyisipkan note yang berisi penamaan tokoh. Seperti memanggil nama depan, nama keluarga, penggunaan --san, -chan, -kun, -sama, -senpai, -sensei. Tujuannya untuk memudahkan pembaca yang belum paham apa makna panggilan tersebut.

Bahasa yang digunakan juga tidak rumit, mudah dipahami meskipun kesan setelah membaca novel terjemahan ini agak berbeda dengan novel bahasa aslinya. Jika dibaca yang terjemahan, saat salah satu karakter sedang marah terdengar seperti marah yang sebenarnya bukan marah yang dibuat bercanda. Jadi pembaca harus pintar-pintar berimajinasi dan membedakan emosi yang digambarkan di dalam novel ini. Ada bagian yang peneliti suka yaitu saat bagiamana rumah tradisional jepang dan gambar kimono yang diilustrasikan oleh illustrator digambarkan dengan baik. Dan kepribadian Jyuumonji yang lemah lembut tapi juga kuat juga digambarkan dengan detail.

Kelemahannya, terdapat beberapa adegan yuri atau adegan sesama perempuan yang bersifat seksual dan jika pembaca tidak menyukai hal itu mungkin akan terganggu, tapi menurut peneliti, hal tersebut adalah bagian dari karya seni dan bagaimana cara tokoh-tokohnya mengekspresikan diri dengan baik dan karena lingkup sekolah khusus perempuan, membuat mereka setiap hari bertemu dengan teman perempuan maka tidak bisa disangkal jika muncul suatu perasaan satu sama lain. Seperti perasaan kagum. Ada satu lagi yang mengganggu, yaitu perkumpulan pecinta Jyuumonjis-san, yang dalam 2 bab menggambarkan sesuatu bersifat seksual karena sangat menginginkan foto Jyuumonji-san ketika sedang mandi. Dan jika itu benar-benar dilakukan akan sangat melanggar hukum.

daftar pustaka

Yasumi, Obata. Iizuka, Haruko. 2014. Candid. Jakarta: PT Shining Rose Media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun