"Aku mendapat kabar ibumu sakit keras di kampung halaman? Kemudian ayahmu hanyalah buruh tani. Akan sangat sulit bagimu seorang mahasiswa tingkat akhir hidup di kota yang keras ini". Seketika Andhika mengusap wajah, Â ia berkeringat dingin dan semakin gugup. Kemudian dengan tangan gemetar Andhika meraba amplop tersebut, cukup tebal.
"Ambil itu, dan hentikan demonya." Padangan Andhika buram dan pikirannya kosong. Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"sisanya akan ku kirim ke nomor rekeningmu"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI