Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Tau Brand Calvin Klein, Tapi Tau Nggak Sama Fashion Brand Asal Indonesia Satu Ini?

24 Januari 2017   03:47 Diperbarui: 24 Januari 2017   04:15 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

“Karena tak punya modal lagi untuk beli barang dan ada UN, jadi saya fokus untuk urusan sekolah saja. Usaha baju saya hentikan sementara,” ujarnya.

Namun Yasa berbagai kegagalan yang ia hadapi tidak membuatnya patah semangat dan menyerah, ia pun memutuskan melanjuti usaha brand Men’s Republic lagi. Ditahun 2014, Men’s Republic mulai berkembang. Karena memiliki target customer dikalangan kelas menengah dan para customer merupakan pria berumur dari 15-25 tahun, harga yang ditawarkan paling mahal sekitar 400–500 ribu rupiah. Saat ini, Men’s Republic menjual berbagai produk mulai dari pakaian dalam, kaos, sepatu dan jaket. Ia juga bekerja sama dengan enam pabrik di Bandung. Untuk tiap macam produk yang dijual, pabrik yang memproduksinya pun berbeda. Untuk sepatu, ia berkerja sama dengan pabrik yang juga memproduksikan sepatu merek lain, seperti Yongki Komaladi dan Fladeo.

Tepat di usia 20 tahun Yasa juga telah menerbitkan buku Never Too Young to Become a Billionaire yang dalam waktu yang sangat singkat terjual laris untuk buku pertamanya. Selain itu, ia juga menjadi narasumber di berbagai institusi mulai dari Kementerian Republik Indonesia, perusahaan multinasional sampai berbagai universitas terbaik di seluruh Indonesia. Saat ini Yasa sedang menjalani kuliah di Bina Nusantara University jurusan Marketing Communication.

Menurut Forbes, brand Men’s Republic dapat memperoleh keuntungan hingga ribuan dollar setiap bulannya dan Men’s Republic saat ini juga telah mendirikan perusahaan bernama PT Paramita Singgih, yang memiliki customer dari Hong Kong, Macau, Thailand dan Filipina.

Menurut kementrian pariwisata RI dalam rencana pengembangan kreatif ekonomi Indonesia tahun 2015-2019,  Industri Ekonomi kreatif merupakan sektor yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional ke depan, karena ekonomi kreatif berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional, yaitu: berkontribusi sebesar 7% terhadap PDB Nasional, melahirkan 11,8 juta tenaga kerja atau sebesar 10,72% dari total tenaga kerja nasional, menciptakan 5,4 juta usaha atau sekitar 9,68% dari total jumlah usaha nasional, serta berkontribusi terhadap devisa negara sebesar 119 Triliun atau sebesar 5,72% dari total ekspor nasional. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,76% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,74%.

Karena industri ini memiliki peran besar dalam perkembangan nasional, salah satu faktor potensi untuk melahirkan terciptanya rencana pembangunan tersebut  meliputi adanya ketersediaan sumber daya kreatif yang profesional dan kompetitif; yang dimaksud ialah ketersediaan orang-orang kreatif Indonesia seperti wirausaha dan artis yang berkarya seperti dibidang arsitektur, kuliner, fashion, perfilman dan musik.

Seharusnya Indonesia tidak perlu meragukan lagi kecerdasan dan pemikiran kreatif para pemuda Indonesia. Sudah banyak anak-anak bangsa yang secara langsung, tanpa campur tangan dari Pemerintahan telah mendistribusikan usaha mereka ke indusri perekonomian kreatif negara. Karena bidang kreatifitas juga menjadi salah satu faktor penting dalam persyaratan membangun kreatif ekonomi Indonesia 2015-2019, berarti wirausaha kreatif seperti Yasa Singgih memiliki peran sebagai distributor dan sangat dibutuhkan oleh negara.

Menurut Forbes dalam website resmi mereka Forbes.com, Selain Yasa Singgih ada beberapa anak muda Indonesia lainnya yang masuk dalam daftar 30 Under 30 Asia tersebut, seperti; pengusaha wanita yang mendirikan brand fashion Cotton Ink, Carline Darjanto, CEO Traveloka, Ferry Unardi dan CEO BloBar Salon, Merrie Elizabeth.

Lihatlah anak-anak muda ini telah berhasil membantu membangun industri kreatif ekonomi Indonesia.  Kesuksesan mereka patut dijadikan sebuah contoh motivasi untuk menginspirasi generasi anak bangsa untuk mengikuti jejak mereka. Sayangnya, Karena kompetisi yang ketat dalam perkembangan fashion brand diseluruh dunia berkat brand terdahulu yang begitu popular, masyarakat lebih memilih untuk memegang teguh kepercayaan mereka kepada kualitas brand terkenal sehingga brand terbaru pun diremehkan kualiatasnya.

Ditambah lagi dengan fakta yang menyedihkan; warga Indonesia cenderung acuh untuk mengenal dan membanggakan merek lokal yang didirikan sesame anak bangsa. Selain tau men’s fashion brands terpopuler di internasional seperti Calvin Klein, Polo Ralph Lauren dan Hugo Boss apakah orang Indonesia sendiri tau bahwa negaranya juga mempunyai fashion brand khusus pria yang ditemukan oleh warga asal Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun