Kalatidha adalah era ketidakpastian yang ditandai oleh egoisme, hedonisme, dan hilangnya nilai-nilai moral. Dalam era ini, masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan umum. Hierarki sosial dan ketidakadilan menjadi lebih menonjol, dengan adanya ketimpangan yang semakin tajam antara kelompok yang memiliki kekuasaan dan yang tidak.
Why ?
Beberapa alasan utama yang menyebabkan terjadinya era Kalatidha antara lain:
- Egoisme dan Hedonisme: Ketika masyarakat dan pemimpin lebih fokus pada kepentingan pribadi dan kesenangan diri sendiri daripada kepentingan umum, nilai-nilai moral mulai merosot.
- Korupsi dan Ketidakadilan: Korupsi merajalela ketika pemimpin dan pejabat publik menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk keuntungan pribadi. Ketidakadilan sosial dan ekonomi semakin memperburuk situasi.
- Sistem Feodal dan Hierarki Sosial: Sistem feodal yang mempertahankan hierarki sosial yang kaku dan tidak adil membuat kelompok-kelompok tertentu menikmati hak istimewa sementara yang lain menderita.
How ?
- Kelemahan Sistem Hukum: Sistem hukum yang lemah dan tidak konsisten dalam menegakkan hukum memberikan ruang bagi praktik korupsi untuk tumbuh subur.
- Budaya Patronase: Budaya patronase dan nepotisme mendorong orang untuk memanfaatkan posisi kekuasaan mereka untuk kepentingan pribadi dan kelompok.
- Kurangnya Kesadaran Moral: Hilangnya nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari membuat korupsi dianggap sebagai hal yang wajar atau bahkan diperlukan.
Kalabendhu: Era Kehancuran
What ?
Kalabendhu adalah era kehancuran yang ditandai oleh kekacauan, ketidakpastian, dan pembalikan nilai-nilai. Dalam era ini, yang baik menjadi buruk dan yang buruk menjadi baik. Masyarakat mengalami krisis moral dan sosial yang mendalam, di mana nilai-nilai etika dan moralitas mengalami dekadensi. Kalabendhu mencerminkan kondisi di mana ketidakpastian dan konflik menjadi norma, menyebabkan disintegrasi sosial dan kehancuran struktural dalam masyarakat.
Why ?
Beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya era Kalabendhu antara lain:
- Krisis Moral dan Etika: Nilai-nilai moral dan etika terbalik, dan masyarakat kehilangan arah.
- Ketidakstabilan Politik: Ketidakstabilan politik dan pemerintahan yang lemah menciptakan kekosongan kekuasaan yang sering diisi oleh individu atau kelompok yang tidak bertanggung jawab.
- Krisis Ekonomi: Krisis ekonomi yang parah dapat memicu ketidakstabilan sosial dan politik.
- Pembalikan Nilai-nilai: Era Kalabendhu ditandai oleh pembalikan nilai-nilai, di mana yang baik dianggap buruk dan yang buruk dianggap baik.
- Kehilangan Kepemimpinan: Ketika pemimpin yang bijaksana dan adil tidak ada, masyarakat cenderung mengalami disorientasi dan kehilangan arah.
How ?
- Kekacauan dan Ketidakpastian: Ketidakpastian dan kekacauan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi praktik korupsi.
- Krisis Moral dan Etika: Hilangnya nilai-nilai moral membuat masyarakat lebih permisif terhadap tindakan-tindakan yang merugikan kepentingan umum.
- Ketidakstabilan Politik dan Ekonomi: Ketidakstabilan politik dan ekonomi memperburuk kondisi sosial, membuat individu dan kelompok cenderung mengambil keuntungan dengan cara-cara yang tidak sah.
- Kehilangan Kepemimpinan yang Kuat: Tanpa kepemimpinan yang efektif, praktik korupsi berkembang pesat karena kurangnya pengawasan dan penegakan hukum.
Fenomena Korupsi di Indonesia dalam Konteks Pemikiran Ranggawarsita