Mohon tunggu...
ANNISA FITRI YANTI 121211039
ANNISA FITRI YANTI 121211039 Mohon Tunggu... Akuntan - Universitas Dian Nusantara

Mahasiswi jurusan Akuntansi Universitas Dian Nusantara, dosen pengampu Prof. Dr. Apollo, M. Si.Ak Matakuliah Akuntansi Forensik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Jaringan Investigasi Kategori Alat Asosiatif dan Alat Temporal, (Kasus Teddy Minahasa Putra Putusan PN Jakarta Barat 96/PID.SUS/2023)

14 Juli 2024   22:16 Diperbarui: 14 Juli 2024   22:16 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri_ Annisa Fitri Yanti

dokpri_ Annisa Fitri Yanti1
dokpri_ Annisa Fitri Yanti1
Pendahuluan

Investigasi forensik modern telah berkembang pesat dengan memanfaatkan berbagai alat dan teknik analisis untuk mengungkap jaringan kejahatan yang kompleks. Salah satu pendekatan yang menonjol dalam investigasi kriminal adalah penggunaan alat asosiatif dan alat temporal dalam analisis jaringan inferensi. Alat ini memungkinkan penyidik untuk memetakan hubungan antara berbagai entitas dan memahami alur kejadian secara lebih mendalam. Dalam konteks kasus korupsi dan narkotika, seperti yang terjadi pada Teddy Minahasa Putra, penggunaan alat-alat ini menjadi sangat krusial.

Teddy Minahasa Putra, seorang pejabat tinggi di sebuah instansi pemerintah Indonesia, terlibat dalam tindak pidana yang sangat serius. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat nomor 96/PID.SUS/2023, Teddy dinyatakan bersalah atas keterlibatannya dalam peredaran narkotika jenis sabu dengan berat lebih dari lima gram. Ia divonis penjara seumur hidup, menunjukkan betapa beratnya pelanggaran yang dilakukannya. Kasus ini tidak hanya menyoroti masalah narkotika, tetapi juga menunjukkan adanya jaringan yang rumit yang melibatkan banyak pihak dalam kejahatan ini.

Dalam analisis kasus ini, penggunaan alat asosiatif dan alat temporal sangat membantu penyidik dalam mengungkap jaringan kejahatan yang kompleks. Alat asosiatif digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara berbagai entitas, seperti individu, organisasi, dan peristiwa. Sementara itu, alat temporal membantu dalam memahami alur waktu dari kejadian-kejadian yang terkait, sehingga penyidik dapat menyusun kronologi yang jelas dan mendetail.

Melalui analisis ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya teknologi dan metode analisis modern dalam mengungkap kejahatan yang kompleks.

Latar Belakang Kasus Teddy Minahasa Putra

Kasus Teddy Minahasa Putra merupakan salah satu kasus korupsi dan narkotika yang paling menonjol di Indonesia. Teddy, seorang pejabat tinggi di sebuah instansi pemerintah, didakwa terlibat dalam berbagai tindakan ilegal yang melibatkan peredaran narkotika jenis sabu. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat nomor 96/PID.SUS/2023, Teddy Minahasa Putra dinyatakan bersalah atas tindak pidana "Turut Serta melakukan secara tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, dan menyerahkan Narkotika Golongan I bukan tanaman, yang beratnya lebih dari lima gram." Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, mencerminkan beratnya pelanggaran yang dilakukannya.

Dalam kasus ini, barang bukti yang ditemukan sangat mencengangkan. Diantaranya adalah sejumlah besar narkotika jenis sabu dengan berat bruto mencapai lebih dari 3 kilogram, yang telah dimusnahkan sebagian untuk pembuktian di persidangan. Selain itu, ditemukan juga perangkat komunikasi dan dokumen-dokumen penting yang menunjukkan adanya komunikasi dan transaksi terkait peredaran narkotika ini.

Investigasi ini mengungkap jaringan yang sangat kompleks, melibatkan berbagai individu dan organisasi yang berkonspirasi untuk menjalankan kegiatan ilegal ini. Penyidik menggunakan alat asosiatif untuk memetakan hubungan antara Teddy Minahasa Putra dan pihak-pihak lain yang terlibat, serta alat temporal untuk menyusun kronologi kejadian yang menunjukkan bagaimana peredaran narkotika ini direncanakan dan dilaksanakan.

Penggunaan teknologi dan metode analisis modern dalam kasus ini sangat membantu dalam mengungkap dan membongkar jaringan kejahatan yang kompleks. Dengan alat asosiatif, penyidik dapat melihat pola hubungan yang mencurigakan dan mengidentifikasi peran penting yang dimainkan oleh masing-masing entitas dalam jaringan tersebut. Sementara itu, alat temporal memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang alur waktu kejadian, sehingga penyidik dapat menyusun kronologi yang jelas dan akurat.

Alat Asosiatif dalam Analisis Jaringan

Alat asosiatif merupakan komponen kunci dalam analisis jaringan yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara berbagai entitas dalam data. Dalam konteks investigasi kriminal dan forensik, alat ini sangat penting untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber dan memetakan hubungan yang kompleks antara individu, organisasi, dan peristiwa. Berikut adalah rincian tentang bagaimana alat asosiatif bekerja dan bagaimana alat ini digunakan dalam investigasi, khususnya dalam kasus Teddy Minahasa Putra. 

 

Pengumpulan Data

Dalam proses investigasi yang melibatkan penggunaan alat asosiatif, langkah pertama yang penting adalah pengumpulan data yang komprehensif dari berbagai sumber yang relevan. Data ini mencakup:

  1. Catatan Keuangan: Informasi dari transaksi bank, laporan keuangan perusahaan, dan data keuangan lainnya. Catatan ini memberikan gambaran tentang aliran dana, transaksi keuangan yang mencurigakan, dan pola keuangan yang tidak wajar yang dapat mengindikasikan aktivitas ilegal.

  2. Log Komunikasi: Catatan dari telepon, email, dan pesan teks antara individu yang terlibat dalam kasus. Analisis log komunikasi ini dapat mengungkap pola komunikasi yang mencurigakan, seperti frekuensi kontak antara pihak yang terlibat dalam aktivitas ilegal atau upaya untuk menyembunyikan jejak.

  3. Dokumen Resmi: Termasuk kontrak, laporan proyek, dan dokumen administratif lainnya yang dapat memberikan bukti terkait dengan kegiatan yang sedang diselidiki. Dokumen ini sering kali memberikan informasi tentang struktur organisasi, peran individu dalam proses keputusan, dan transaksi yang dilakukan secara resmi.

  4. Sumber Terbuka: Informasi yang dapat diakses secara publik, seperti laporan dari media massa atau hasil investigasi dari sumber-sumber lain di luar lembaga penyelidikan. Sumber terbuka ini dapat memberikan konteks lebih luas tentang individu, organisasi, atau kejadian yang sedang diselidiki.

Dalam konteks kasus Teddy Minahasa Putra, penyidik menggunakan pendekatan ini untuk mengumpulkan bukti dari berbagai sumber, termasuk barang bukti fisik seperti narkotika jenis sabu dalam jumlah besar yang ditemukan pada saat penggeledahan. Selain itu, mereka juga mengumpulkan dokumen transaksi yang mendokumentasikan aliran dana terlarang yang terkait dengan kasus ini, serta barang elektronik seperti handphone yang mungkin berisi bukti digital yang relevan untuk kepentingan penyelidikan.

Pengumpulan data yang komprehensif ini merupakan fondasi penting dalam proses analisis jaringan menggunakan alat asosiatif, karena data yang baik akan memungkinkan penyidik untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara berbagai entitas yang terlibat dalam kegiatan ilegal yang sedang diselidiki.

Mengidentifikasi Pola Hubungan

Setelah data terkumpul, penggunaan alat asosiatif dalam analisis jaringan melibatkan beberapa tahap penting untuk mengidentifikasi dan menganalisis pola hubungan antara entitas yang terlibat dalam kasus, seperti Teddy Minahasa Putra. Berikut adalah penjelasan tentang proses ini:

  1. Pemetaan Hubungan:

    • Identifikasi Entitas: Langkah awal adalah mengidentifikasi entitas atau individu, organisasi, dan peristiwa yang relevan dalam konteks kasus. Ini dilakukan dengan menganalisis data yang telah terkumpul dari berbagai sumber seperti transaksi keuangan, log komunikasi, dan dokumen resmi.
    • Hubungan Keuangan: Alat asosiatif menggunakan perangkat lunak khusus untuk membuat grafik atau diagram yang memetakan hubungan keuangan antara Teddy Minahasa Putra dengan pihak lain yang terlibat dalam peredaran narkotika. Contohnya, alat ini dapat menunjukkan aliran dana dari akun bank yang terkait dengan Teddy Minahasa Putra ke akun lainnya yang juga terlibat dalam transaksi ilegal.
  2. Visualisasi Jaringan:

    • Membangun Grafik Jaringan: Data yang terkumpul kemudian dijadikan grafik atau diagram jaringan yang memvisualisasikan bagaimana entitas saling berhubungan. Grafik ini membantu penyidik untuk melihat pola-pola yang kompleks dan hubungan yang mungkin tidak jelas hanya dari melihat data mentah.
    • Analisis Pola: Melalui visualisasi ini, penyidik dapat mengidentifikasi kelompok entitas yang terkait erat dalam jaringan kejahatan. Misalnya, dalam kasus Teddy Minahasa Putra, grafik jaringan dapat menunjukkan bagaimana individu-individu atau organisasi saling terhubung dalam kegiatan peredaran narkotika.
  3. Interpretasi dan Analisis Lanjutan:

    • Analisis Koneksi: Alat asosiatif juga melakukan analisis koneksi yang mendalam menggunakan berbagai algoritma untuk mengidentifikasi tidak hanya koneksi langsung antara entitas, tetapi juga koneksi tidak langsung yang mungkin tersembunyi.
    • Penggunaan Metrik: Metrik seperti degree centrality, betweenness centrality, dan clustering digunakan untuk menentukan entitas mana yang paling berpengaruh atau berperan sebagai penghubung kunci dalam jaringan.

Dengan menggunakan alat asosiatif ini, penyidik dapat membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur dan dinamika jaringan kejahatan yang sedang diselidiki. Data yang telah diproses dan divisualisasikan dalam bentuk grafik atau diagram jaringan memberikan kejelasan yang diperlukan untuk mengambil langkah-langkah investigasi dan hukum selanjutnya.

Membangun Jaringan

Alat asosiatif memungkinkan penyidik untuk memvisualisasikan hubungan antara entitas yang berbeda dalam bentuk jaringan atau grafik. Visualisasi ini membantu dalam memahami struktur dan dinamika jaringan kejahatan, serta menyediakan representasi yang jelas tentang bagaimana entitas saling terhubung satu sama lain. Dalam kasus Teddy Minahasa Putra, penyidik dapat menggunakan alat ini untuk melihat secara visual bagaimana peredaran narkotika terorganisir dan bagaimana Teddy Minahasa Putra berperan dalam jaringan tersebut.

Dengan pola hubungan yang telah diidentifikasi, penyidik kemudian dapat membangun jaringan yang memvisualisasikan hubungan antara entitas yang berbeda. Langkah-langkah yang terlibat meliputi:

  • Klasifikasi Entitas: Mengkategorikan entitas dalam jaringan berdasarkan peran mereka, misalnya sebagai penerima dana, pengirim dana, penghubung, atau perantara.
  • Penggunaan Algoritma Analisis Jaringan: Algoritma seperti analisis koneksi, centrality measures, dan clustering digunakan untuk mengidentifikasi peran penting dalam jaringan dan untuk menemukan entitas yang bertindak sebagai penghubung utama dalam aliran dana atau komunikasi.
  • Deteksi Kelompok dan Sub-Jaringan: Mengidentifikasi kelompok dalam jaringan yang bekerja sama atau memiliki hubungan yang kuat, yang dapat mengindikasikan konspirasi atau kolusi.

Analisis Koneksi

Alat asosiatif memungkinkan penyidik untuk melakukan analisis koneksi yang lebih mendalam dengan menggunakan berbagai algoritma:

  • Koneksi Langsung dan Tidak Langsung: Mengidentifikasi tidak hanya koneksi langsung antara dua entitas, tetapi juga koneksi tidak langsung yang mungkin tersembunyi. Misalnya, dua individu mungkin tidak memiliki kontak langsung, tetapi terhubung melalui perantara.
  • Centrality Measures: Menggunakan metrik seperti degree centrality, betweenness centrality, dan eigenvector centrality untuk menentukan entitas mana yang paling berpengaruh dalam jaringan. Ini dapat mengungkap individu atau organisasi yang berperan sebagai pengendali utama atau penghubung kritis dalam jaringan.
  • Algoritma Clustering: Menggunakan algoritma clustering seperti k-means atau hierarchical clustering untuk menemukan kelompok atau sub-jaringan dalam data. Ini membantu dalam memahami struktur internal jaringan dan mengidentifikasi kelompok yang bekerja sama dalam kegiatan ilegal.

Dengan cara ini, penyidik dapat mengungkap struktur internal jaringan kejahatan yang mungkin tidak terlihat dengan jelas pada pandangan pertama.

Implementasi dalam Kasus Teddy Minahasa Putra

Dalam kasus Teddy Minahasa Putra, alat asosiatif digunakan untuk menganalisis data transaksi keuangan, komunikasi telepon, dan hubungan kerja. Penyidik mengumpulkan data dari berbagai sumber dan mengintegrasikannya dalam satu sistem analisis jaringan. Dengan memetakan hubungan antara individu dan entitas yang terlibat, penyidik dapat melihat pola-pola yang mencurigakan dan mengidentifikasi hubungan yang tidak terlihat sebelumnya.

Data transaksi keuangan diidentifikasi melalui analisis hubungan bank, yang menunjukkan aliran dana antara berbagai akun yang terkait dengan Teddy Minahasa Putra dan individu lainnya. Komunikasi telepon dianalisis untuk menemukan pola komunikasi yang mencurigakan, seperti frekuensi panggilan antara individu-individu yang terlibat dalam jaringan korupsi.

Melalui alat asosiatif, penyidik dapat mengidentifikasi hubungan antara Teddy Minahasa Putra dengan beberapa individu kunci lainnya, serta memahami bagaimana jaringan korupsi ini beroperasi. Hal ini memberikan dasar yang kuat untuk analisis lebih lanjut dan pengambilan tindakan hukum yang diperlukan.

Kesimpulan

Alat asosiatif dalam analisis jaringan memberikan alat yang sangat kuat bagi penyidik untuk mengungkap dan menganalisis hubungan kompleks antara berbagai entitas dalam kasus kriminal. Dengan kemampuan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti catatan keuangan, log komunikasi, dokumen resmi, dan sumber terbuka lainnya, alat ini memungkinkan penyidik untuk memiliki gambaran yang komprehensif tentang aktivitas yang terjadi.

Penggunaan algoritma canggih dalam analisis jaringan memungkinkan penyidik untuk menganalisis koneksi antara entitas-entitas tersebut dengan lebih mendalam. Proses ini tidak hanya memetakan hubungan antara individu, organisasi, dan peristiwa, tetapi juga memvisualisasikan pola hubungan dalam bentuk grafik atau diagram. Dengan demikian, penyidik dapat melihat secara jelas bagaimana entitas saling terhubung dan berinteraksi dalam jaringan kejahatan yang sedang diselidiki.

Dalam konteks kasus Teddy Minahasa Putra, alat asosiatif membantu penyidik untuk mengidentifikasi dan memahami hubungan Teddy Minahasa Putra dengan pihak lain yang terlibat dalam peredaran narkotika. Melalui analisis jaringan, mereka dapat mengungkap aliran dana, pola komunikasi, dan peran penting yang dimainkan oleh Teddy Minahasa Putra dalam jaringan tersebut.

Implementasi alat asosiatif tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang struktur jaringan kejahatan, tetapi juga mendukung proses investigasi secara keseluruhan. Dengan bukti yang diperoleh dari analisis jaringan, penyidik dapat menyediakan bukti yang kuat dalam pengadilan dan mendukung upaya penegakan hukum untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap pelaku kejahatan.

Dengan demikian, penggunaan alat asosiatif dalam analisis jaringan tidak hanya meningkatkan efektivitas penyelidikan forensik, tetapi juga memberikan kejelasan yang krusial dalam mengungkap dan membongkar jaringan kejahatan yang kompleks.

Referensi

Silverstone, H., Pedneault, S., Sheetz, M., & Rudewicz, F. (2012). Forensic Accounting and Fraud Investigation. 3rd Edition. John Wiley & Sons, Inc. www.cpestore.co
Pengadilan Negeri Jakarta Barat. (2023). Putusan nomor 96/PID.SUS/2023.

https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/zaedf39cce16979a9270313035303331.html

https://sipp.pn-jakartabarat.go.id/index.php/detil_perkara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun