Mohon tunggu...
Annisa Fitri
Annisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

nyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Emosi Anak

30 Mei 2023   13:12 Diperbarui: 30 Mei 2023   13:19 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

      Keluarga adalah tempat dimana seorang anak di beri kehidupan yang berkualitas dan tempat ternyaman untuk mereka belajar dan memahami semua kehidupan,dan para orang tua harus mengerti dan paham akan emosi seorang anak mereka akan lebih mengerti kalau kita membuat mereka lebih enjai lagi dalam beraktivitas dan berkomunikasi kepada orang lain .

Padahal perkembangan emosi anak ini ad sangat perpengaruh terhadap diri mereka  dimana orang tua harus terus memperhatikan mereka bagai mana Mereka berkomunikasi terhadap orang lain dan di hadapan orang banyak , menjadi orang tua bukan lah suatu yang mudah ,dimana para orang di hadapkan dengan berbagai macam persoalan yang muncul dari masyarakat dan lingkungan sekitar ,Karana emosi anak yang tidak bisa orang tua kendalikan maka mereka akan mendapatkan pengaruh yang tidak baik .

       Kita sebagai orang tua kita yang lebih mengetahui karakter dari anak kita Karana para orang tua akan menjadi madrasah pertama bagi Meraka ,baik itu timbuh kembang dan emosi nya. karna di zaman yang serba modern ini seorang anak sangatlah berpengaruh terhadap  gejet yang dimiliki lnya dimana mereka akan mengunakan hp tersebut Dangan hal yang tidak patut untuk mereka perlihatkan,dan peran orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan mereka baik itu positif dan negatif anak tersebut.

orang tua harus paham akan sifat negatif dari penggunaan hp tersebut dimana sifat yang negatif itu akan membawakan mereka ke hal yang tidak baik ,mereka akan terfokus pada satu titik di mana Mereka akan merasa senang mengunakan hp tersebut .

     Sifat positif nya adalah seorang anak lebih terlihat lebih canggih dalam menggunakan hp tersebut dan bisa belajar dan mengali potensi nya dari android tersebut.mereka lebih bisa yg untuk mengikuti zaman yang serba canggih seperti saat sekarang ini ,tapi itu semua tidak luput dari peran orang terhadap anak nya ,para orang tua tetap harus memperhatikan dan mengawasi mereka agar mereka tidak berpengaruh terhadap lingkungan mereka . pola komunikasi tercermin dari cara orang tua membangun komunikasi terhadap anaknya.para orang tua harus memberikan masukan atau pendapat terhadap anak mereka agar mereka lebih mengerti dan paham akan lingkungan sekitarnya.

      Masalah baru akan muncul disaat antara anggota keluarga sudah terpengaruh dengan orang luar atau lingkungan luar keluarga. Seperti percekcokkan antara suami istri yang disebabkan oleh perselingkuhan suami. Dengan hal seperti itu akan mudah berkembang dengan lingkungan luar seperti ibuk ibuk komplek yang bergosip mengenai permasalan tersebut. 

Dengan hal seperti itu juga bisa tersampaikan kepada anak yang mengakibatkan anak berfikiran buruk terhadap sang ayah dan lingkungan sekitarnya. keluarga didefinisikan sebagai hasil dari proses sosialisasi primer bagi seorang anak dimana pada saatnya anak akan diantarkan untuk memasuki lingkungan masyarakat luas (struktur sosial) (Morgan dalam Slamet Rahardjo, 1996).Sedangkan menurut Hildred Geertz (1983), keluarga adalah tempat terjadinya sosialisasi intensif dan transformasi nilai-nilai moral, etika dan sosial dan kesinambungan antar anggotanya dari generasi ke generasi.

      Keluarga didefinisikan sebagai hasil dari proses sosialisasi primer bagi seorang anak dimana pada saatnya anak akan diantarkan untuk memasuki lingkungan masyarakat luas (struktur sosial) (Morgan dalam Slamet Rahardjo, 1996). Sedangkan menurut Hildred Geertz (1983), keluarga adalah tempat terjadinya sosialisasi intensif dan transformasi nilai-nilai moral, etika dan sosial dan kesinambungan antar anggotanya dari generasi ke generasi. masyarakat. Melalui keluarga, kepribadian anak akan terbentuk, sehingga mereka memiliki gambaran tentang kehidupan mereka sendiri dan kehidupan orang lain, serta gambaran yang membentuk prinsip-prinsip yang berkehendak ditunjukkan sepanjang hidupnya .

      Dalam konteks inilah, Balson (1999) menyatakan bahwa semua perilaku seseorang seperti bahasa, permainan emosional, dan keterampilan yang dipelajari dan dikembangkan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Melalui keluarga, kepribadian anak akan terbentuk, sehingga mereka memiliki gambaran tentang kehidupan mereka sendiri dan kehidupan orang lain, serta gambaran yang membentuk prinsip-prinsip yang berkehendak ditayangkan sepanjang hidup Keseluruhan proses tersebut sangat bergantung pada penerapan pola komunikasi internal keluarga. Pola komunikasi tercermin dari cara orang tua membangun komunikasi bersama anak.

Dalam bukunya Membesarkan Anak yang Bertanggung Jawab, Elizabeth Ellis (Shapiro, 1997) menyatakan bahwa peneliti yang mempelajari reaksi orang tua terhadap anaknya menemukan bahwa ada tiga gaya atau cara orang tua menjalankan perannya, yaitu gaya otoriter, permisif, dan otoritatif.

       Orang tua otoriter memberlakukan aturan ketat yang harus dipatuhi oleh anak. Mereka berpikir bahwa anak-anak harus "berada di tempat mereka dulu ditentukan" dan mungkin tidak menyuarakan pendapatnya. Pola ini dijalankan berdasarkan pada struktur dan tradisi yang penuh keteraturan dan kontrol untuk anak-anak mereka, karena mereka percaya bahwa anak-anak harus berkembang sesuai dengan kecenderungan alamiahnya. Keseluruhan proses tersebut sangat bergantung pada penerapan pola komunikasi internal keluarga. Pola komunikasi tercermin dari cara orang tua membangun komunikasi bersama anak.

Dalam bukunya Membesarkan Anak yang Bertanggung Jawab, Elizabeth Ellis (Shapiro, 1997) menyatakan bahwa peneliti yang mempelajari reaksi orang tua terhadap anaknya menemukan bahwa ada tiga gaya atau cara orang tua menjalankan perannya, yaitu gaya otoriter, permisif, dan otoritatif menyuarakan pendapatnya. 

Pola ini dijalankan berdasarkan pada struktur dan tradisi yang penuh keteraturan dan kontrol. Di sisi lain, orang tua permisif berusaha menerima dan mendidik sebaik mungkin cenderung sangat pasif dalam hal menetapkan batasan atau menanggapi ketidakpatuhan.Mereka tidak terlalu menuntut, juga tidak menetapkan tujuan yang jelas untuk anak-anak mereka, karena mereka percaya bahwa anakanak harus berkembang sesuai dengan kecenderungan alamiahnya.

      Memberikan masukan atau pendapat. Mereka menghargai kemandirian anak, tetapi anak juga dituntut demikian memenuhi standar tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarga, teman, dan publik. Sepanjang hidup manusia, masa balita adalah masa pembentukan pola dasar kepribadian karena pada masa itu terjadi perkembangan yang pesat potensi yang dimiliki anak, terutama potensi emosionalnya. Pada saat ini juga, a mencari cara untuk berperilaku untuk mendapatkan pengakuan, untuk merasakan Dia penting dan merasa terlibat dalam keluarga. 

Pencarian makna dan ruang dalam keluarga sangat mendasar bagi setiap anak, terutama pada usia tersebut empat sampai enam tahun (Balson, 1999). Kepribadian dan sifat anak terungkap dalam mekanisme kehidupan keluarga. Karena keluarga adalah faktor penentu, maka komunikasi keluarga yang efektif tidak hanya tentang berapa kali komunikasi dilakukan, melainkan bagaimana komunikasi itu dilakukan (Jalaluddin Rakhmad, 2002). Dalam hal ini keterbukaan, empati, saling percaya, jujur, dan sikap mendukung.

Albin, Rochelle Semmel. 1986. Emotions, How to Recognize, Accept, and Direct It.Translation Dr. M. Brigid, OSF. Yogyakarta: Kanisius Publisher.Balson, Maurice, 1999. Menjadi Orang Tua yang Sukses. Jakarta: Gramedia WidiasaranaIndonesia.

Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya:Insan Cendekia.

Geertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Terjemahan Hersri, Jakarta : Grafiti Pers. Geertz,Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Terjemahan Francisco Budi Hardiman. Yogyakarta:Penerbit Kanisius.

Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosional, Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ.Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Gottman, John dan Joan de Claire. 1998. Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki

kecerdasan Emosional. Tokoh. Hermaya : penerjemah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun