Mohon tunggu...
Annisa Fitrah
Annisa Fitrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

annisa fitrah adalah salah satu mahasiswa di universitas ahmad dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konsepsi Kepribadian Kemuhamadiahan

7 November 2024   07:26 Diperbarui: 7 November 2024   08:29 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Memahami kepribadian Muhammadiyah secara mendalam

Muhammadiyah adalah organisasi yang berfungsi sebagai gerakan Islam. Gerakan ini berfokus pada dakwah Islam dan praktik amar ma'ruf nahi munkar yang ditujukan untuk dua sasaran: individu dan masyarakat. Dalam lingkup individu, dakwah amar ma'ruf nahi munkar dibagi menjadi dua kelompok: pertama, bagi umat Islam, gerakan ini bersifat pembaruan (tajdid), yaitu upaya untuk kembali pada ajaran-ajaran Islam yang asli dan murni; kedua, bagi mereka yang belum memeluk Islam, gerakan ini bersifat mengajak dan menyeru untuk mengenal dan menerima agama Islam.

konsepsi kepribadian Muhammadiyah dapat dipahami sebagai pemahaman atau landasan kepribadian yang dijadikan pedoman bagi seluruh anggota Muhammadiyah dalam berperilaku dan maknanya sesuai dengan ajaran agama Islam. Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, dengan memiliki prinsip-prinsip yang membentuk karakteristik dan kepribadian anggotanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

berikut merupakan konsep dasar kepribadian Muhamadiyah yang mencakup iman, ilmu, amal dan ahlak sebagai nilai utama dalam mengarahkan perilaku dan kepribadian setiap anggotanya.

1. Landasan kepribadian Muhammadiyah

Konsepsi kepribadian Muhammadiyah didasari pada pemahaman bahwa Islam merupakan agama yang harus diimplementasikan dalam seluruh aspek kehidupan. Nilai-nilai Islam dijadikan pijakan dalam berpikir, berperilaku, dan beramal. Muhammadiyah meyakini bahwa setiap umat Islam harus berpegang teguh pada prinsip tauhid, yakni mengesakan Allah, yang menjadi dasar dalam mengarahkan setiap tindakan dan keputusan hidup.

Muhammadiyah menganut konsep "Islam berkemajuan", yang berarti umat Islam diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa mengorbankan prinsip-prinsip agama. Hal ini menekankan bahwa umat Islam tidak boleh tertinggal oleh perubahan dunia dan harus berusaha menjadi manusia yang berkemajuan baik dalam pemikiran, teknologi, maupun moralitas.

2. Iman, Ilmu, dan Amal

Nilai ketiga ini merupakan pilar penting dalam kepribadian Muhammadiyah. Iman adalah keyakinan penuh pada Allah dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadis. Dalam kepribadian Muhammadiyah, iman tidak hanya dipahami sebagai hubungan spiritual dengan Tuhan, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan dan sikap yang mencerminkan nilai-nilai kebaikan.

Ilmu merupakan aspek yang penting dalam Muhammadiyah karena ilmu dianggap sebagai jalan untuk mencapai kemajuan umat. Kepribadian Muhammadiyah menekankan bahwa seorang Muslim harus terus belajar, menambah pengetahuan, dan menggunakan ilmunya untuk kesejahteraan umat. Oleh karena itu, Muhammadiyah sangat fokus pada pengembangan pendidikan dan memiliki banyak lembaga pendidikan sebagai sarana pengabdian dan penyebaran ilmu pengetahuan.

Amal mencerminkan bahwa iman dan ilmu harus diterjemahkan dalam tindakan nyata. Setiap anggota Muhammadiyah terdorong untuk berkontribusi kepada masyarakat, baik melalui dakwah, pendidikan, pelayanan kesehatan, atau bantuan sosial. Amal yang didasari iman dan ilmu menjadi bagian penting dari kepribadian yang selalu berusaha memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar.

3. Akhlak dan Sikap Sosial

Akhlak adalah cerminan kepribadian Muhammadiyah yang paling utama. Kepribadian Muhammadiyah menekankan akhlak mulia atau sikap moral yang tinggi sebagai bagian dari penerapan iman dan ilmu. Dalam Islam, akhlak mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia, menjaga lingkungan, dan berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai agama.

Dalam sikap sosial, Muhammadiyah menganjurkan anggotanya untuk berperan aktif dalam kemaslahatan umat tanpa membedakan suku, ras, dan agama. Prinsip toleransi dan moderasi (wasathiyah) menjadi pedoman yang membimbing anggota Muhammadiyah dalam berinteraksi di masyarakat.

4. Etos Kerja dan Kemandirian

Salah satu ciri khas dalam kepribadian Muhammadiyah adalah etos kerja dan kemandirian. Muhammadiyah menekankan bahwa setiap anggotanya harus memiliki semangat kerja keras sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan ibadah kepada Allah. Kemandirian ini diwujudkan dalam bentuk usaha-usaha mandiri Muhammadiyah yang tidak bergantung pada bantuan pihak luar untuk menjalankan kegiatan organisasi. Sikap ini tercermin dalam berbagai usaha amal Muhammadiyah, seperti lembaga pendidikan, kesehatan, dan sosial yang dikelola secara profesional dan mandiri.

5. Sederhana dan Bersahaja

Sikap hidup sederhana menjadi bagian dari kepribadian Muhammadiyah, yang menunjukkan bahwa umat Islam seharusnya tidak terjebak pada kemewahan duniawi. Kesederhanaan dipahami sebagai upaya untuk hidup secukupnya dan tidak berlebihan, selaras dengan ajaran Islam yang mengajarkan qana'ah (puas dengan rezeki yang diberikan Allah) dan zuhud (tidak terikat pada hal-hal duniawi). Kesederhanaan dalam Muhammadiyah bukan berarti hidup dalam kekurangan, tetapi sikap untuk memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien demi kebermanfaatan yang lebih luas.

6. Pembaruan (Tajdid)

Pembaruan atau tajdid menjadi karakter penting dalam kepribadian Muhammadiyah. Dalam konteks Muhammadiyah, pembaruan berarti menghidupkan kembali ajaran Islam yang murni dan menjauhi praktik-praktik yang dianggap tidak sesuai dengan syariat. Hal ini mencakup aspek pemurnian dari bid'ah (inovasi dalam ibadah yang tidak sesuai syariat), khurafat (kepercayaan tak berdasar), dan takhayul (kepercayaan pada hal-hal gaib yang menyimpang). Dengan semangat tajdid, Muhammadiyah bertujuan mengembangkan pemahaman Islam yang relevan dengan kebutuhan umat dalam menghadapi tantangan zaman.

7. Keadilan dan Kesejahteraan Sosial

Muhammadiyah mengedepankan nilai keadilan sebagai bagian dari kepribadiannya. Prinsip keadilan berarti memperjuangkan hak-hak yang sama bagi semua orang dan menentang segala bentuk tertentu. Nilai ini diwujudkan melalui program-program sosial, seperti pelayanan kesehatan, bantuan pendidikan, dan advokasi untuk kaum dhuafa (masyarakat yang membutuhkan). Dalam Muhammadiyah, kesejahteraan sosial bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menjaga martabat dan hak asasi manusia sebagai bagian dari misi Islam rahmatan lil 'alamin.

8. Moderasi Beragama

Moderasi beragama adalah aspek yang dijunjung tinggi dalam Muhammadiyah, di mana anggotanya didorong untuk memiliki sikap tengah atau wasathiyah . Muhammadiyah berupaya menjaga keseimbangan antara keislaman dan kebangsaan, menghindari sikap-sikap ekstrem baik dalam keyakinan maupun dalam tindakan. Moderasi ini diwujudkan dalam pendekatan Muhammadiyah yang menghindari kekerasan, menghargai perbedaan, dan berpose terbuka terhadap keberagaman dalam masyarakat. Dengan sikap moderat, Muhammadiyah mendorong umat Islam untuk menjadi pembawa kedamaian dan persatuan di tengah masyarakat yang majemuk.

9. Dakwah Berbasis Tindakan (Amal Nyata)

Muhammadiyah tidak hanya mengedepankan dakwah lisan, tetapi juga dakwah dalam bentuk tindakan nyata. Hal ini terlihat dalam berbagai aktivitas sosial yang dilakukan Muhammadiyah, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga tanggap bencana. Dakwah berbasis tindakan ini bukan sekedar memberi bantuan, tetapi juga bertujuan memberdayakan masyarakat agar mereka bisa mandiri dan berkembang. Dengan demikian, Muhammadiyah berharap dapat memberikan solusi yang berkelanjutan untuk masalah sosial di masyarakat.

Keseluruhan aspek kepribadian Muhammadiyah ini membentuk suatu konsep kepribadian yang komprehensif. Iman yang teguh, keilmuan yang terus berkembang, amal yang nyata, dan akhlak yang mulia menjadi inti kepribadian yang dirancang untuk menghadirkan Islam yang berkemajuan. Dalam hal ini, peran Muhammadiyah tidak hanya sebagai organisasi dakwah, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang menciptakan dampak positif dan membangun peradaban yang lebih baik.

Dengan berbagai nilai di atas, Muhammadiyah berharap kepribadian anggotanya bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang memajukan, mencerdaskan, dan membawa manfaat bagi semesta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun