Penulis: Annisa Delaroza & Niken Amanda Putri
Bumi Indonesia menyimpan khazanah sejarah yang mengagumkan, termasuk jejak-jejak peradaban masa lalu yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Salah satu saksi bisu dari kejayaan masa lampau adalah Candi Muaro Jambi, sebuah kompleks candi kuno yang terletak di Kecamatan Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Candi ini merupakan warisan dari Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim yang pernah menguasai jalur perdagangan strategis di Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi.
Bagi para pencinta sejarah dan budaya, Candi Muaro Jambi merupakan destinasi yang wajib dikunjungi. Selain karena keunikannya sebagai candi terluas di Asia Tenggara, kompleks ini juga menyimpan banyak misteri dan cerita yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa lalu. Dalam sebuah kunjungan kuliah kerja lapangan (KKL), para mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Padang berkesempatan untuk menjelajahi keagungan candi ini secara langsung.
Perjalanan menuju Candi Muaro Jambi bukanlah sekadar ekspedisi fisik, melainkan juga sebuah perjalanan menembus garis waktu menuju masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Setiap sudut candi menyimpan kisah tersendiri, mulai dari bentuk arsitektur yang menggambarkan kepercayaan agama Buddha, hingga penemuan artefak-artefak berharga yang memberikan bukti tentang hubungan perdagangan dengan wilayah lain pada masa itu.
Melalui artikel ini, Anda akan dibawa menjelajahi keagungan Candi Muaro Jambi, melihat lebih dekat setiap detail yang membuat kompleks ini begitu istimewa. Perjalanan ini tidak hanya mengajak Anda untuk menghargai warisan sejarah, tetapi juga menginspirasi untuk mempelajari lebih dalam tentang peradaban masa lalu yang telah membentuk identitas bangsa Indonesia saat ini.
1. Sejarah Singkat Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi memiliki sejarah yang menarik dan berkaitan erat dengan kejayaan Kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Keberadaan candi ini pertama kali diketahui ketika seorang tentara Inggris menemukan reruntuhan batu-batu besar yang tersusun rapi, menandakan adanya bangunan kuno di wilayah tersebut. Setelah diteliti lebih lanjut, para arkeolog menyimpulkan bahwa situs ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim yang pernah menguasai jalur perdagangan strategis di Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi.
Bukti-bukti arkeologis mengungkapkan bahwa Candi Muaro Jambi dibangun sebagai tempat peribadatan dan belajar agama Buddha. Hal ini dapat dilihat dari corak arsitektur yang mencerminkan pengaruh budaya Buddha, serta penemuan tulisan aksara Jawa Kuno yang berkaitan dengan ajaran agama tersebut. Meskipun saat ini candi telah mengalami kerusakan akibat faktor alam dan waktu, namun masih dapat disaksikan keindahan dan keagungan bangunan ini yang menggambarkan kemajuan peradaban pada masa itu.
Selain sebagai saksi bisu kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Candi Muaro Jambi juga menyimpan mitos dan legenda yang masih dipercaya oleh masyarakat setempat hingga saat ini. Salah satu mitos yang cukup terkenal adalah jika mengunjungi candi ini bersama pasangan, maka hubungan mereka tidak akan bertahan lama. Meskipun terdengar unik, mitos semacam ini menunjukkan bahwa candi ini memiliki nilai spiritual dan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar.
2.Keunikan Candi Muaro Jambi
Salah satu keunikan utama Candi Muaro Jambi adalah luasnya yang mencapai 3.9821 hektare atau delapan kali lebih luas dari Candi Borobudur. Luas wilayah yang sangat besar ini menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai candi terluas di Asia Tenggara. Fakta ini memberikan gambaran tentang betapa megahnya peradaban yang pernah berdiri di wilayah tersebut, serta kemampuan teknologi dan arsitektur yang dimiliki pada masa itu.
Selain luasnya yang luar biasa, Candi Muaro Jambi juga memiliki keunikan lain dalam bentuk mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat setempat hingga saat ini. Salah satu mitos yang cukup populer adalah jika mengunjungi candi ini bersama pasangan, maka hubungan mereka tidak akan bertahan lama. Mitos semacam ini mungkin berasal dari kepercayaan lokal atau legenda yang telah turun-temurun diceritakan dari generasi ke generasi.
Keunikan lain yang menarik dari Candi Muaro Jambi adalah penemuan berbagai artefak berharga yang memberikan petunjuk tentang kehidupan pada masa lalu. Artefak-artefak ini meliputi gong perunggu dengan tulisan berhuruf Cina, lempengan-lempengan emas, batu mulia, bata bertuliskan huruf Jawa Kuno, dan keramik Cina. Temuan-temuan ini tidak hanya memiliki nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga menunjukkan adanya hubungan perdagangan dan budaya yang terjalin antara Kerajaan Sriwijaya dengan wilayah-wilayah lain pada masa itu.
3.Jejak Peradaban di Candi Kembar Batu
Candi Kembar Batu
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Candi Kembar Batu
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Candi Kembar Batu merupakan salah satu bagian dari kompleks Candi Muaro Jambi yang menyimpan jejak peradaban masa lalu. Candi ini telah mengalami proses pemugaran pada tahun 1994-1995, di mana para arkeolog menemukan berbagai bukti penting tentang sejarah dan budaya situs ini. Dalam pemugaran tersebut, diketahui bahwa di situs ini terdapat satu candi induk, tujuh candi perwara, dua struktur bangunan yang belum diketahui fungsinya, pagar keliling, gapura, dan parit keliling.
Salah satu penemuan paling menarik di Candi Kembar Batu adalah gong perunggu dengan tulisan berhuruf Cina yang mencantumkan tahun 1231. Temuan ini menjadi petunjuk yang kuat mengenai hubungan budaya antara situs ini dengan Dinasti Sung di Tiongkok pada masa itu. Selain itu, ditemukan pula lempengan-lempengan emas, batu mulia, bata bertuliskan huruf Jawa Kuno, dan keramik Cina yang menunjukkan adanya aktivitas perdagangan dan pertukaran budaya yang intens.
Penemuan-penemuan arkeologis di Candi Kembar Batu memberikan wawasan baru tentang sejarah dan peradaban Kerajaan Sriwijaya, serta hubungannya dengan wilayah-wilayah lain di Asia. Temuan ini juga menunjukkan bahwa Kerajaan Sriwijaya bukan hanya merupakan pusat perdagangan maritim, tetapi juga memiliki kemajuan dalam bidang seni, arsitektur, dan budaya yang patut dikagumi. Candi Kembar Batu menjadi saksi bisu tentang pencapaian peradaban pada masa itu.
4.Candi Gumpung: Simbol Agama Buddha Vajrayana  Â
Candi Gumpung 1 Â Â Â - Dok. pribadi
Candi Gumpung 2
Sumber: Dokumentasi Pribadi Â
    Â
Candi Gumpung merupakan salah satu candi yang terletak dalam kompleks Candi Muaro Jambi dan memiliki ciri khas tersendiri. Candi ini didirikan pada pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-10 dan memiliki latar belakang agama Buddha Vajrayana. Agama ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan ajaran Buddha pada umumnya, dan tercermin dalam arsitektur serta simbol-simbol yang ditemukan di sekitar Candi Gumpung.
Salah satu aspek paling mencolok dari Candi Gumpung adalah adanya stupa-stupa kecil yang membentuk Vajradhatu Mandala. Mandala ini menjadi simbol yang kuat dalam agama Vajrayana, dan keberadaan stupa-stupa ini menunjukkan konsep keselamatan dan pencerahan yang menjadi tujuan utama dalam ajaran tersebut. Dengan demikian, Candi Gumpung tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai representasi dari ajaran-ajaran spiritual yang dianut oleh masyarakat pada masa itu.
Keberadaan Candi Gumpung dengan ciri khas agama Buddha Vajrayana menunjukkan adanya pengaruh budaya yang beragam di wilayah Kerajaan Sriwijaya. Meskipun agama Buddha menjadi agama utama pada masa itu, namun terdapat aliran-aliran lain yang juga berkembang dan dianut oleh masyarakat. Keberagaman ini mencerminkan sikap keterbukaan dan toleransi yang dimiliki oleh Kerajaan Sriwijaya dalam menerima pengaruh budaya dari luar. Candi Gumpung menjadi bukti kuat bahwa peradaban Sriwijaya tidak hanya maju dalam bidang maritim dan perdagangan, tetapi juga dalam aspek spiritual dan intelektual yang termanifestasi dalam bentuk bangunan suci seperti candi ini.
5.Candi Tinggi: Saksi Bisu Perdagangan Masa Lalu
   Â
Candi Tinggi 2
Sumber: Dokumentasi Pribadi
  Â
Candi Tinggi merupakan salah satu candi di kompleks Muaro Jambi yang menyimpan kisah tentang aktivitas perdagangan pada masa lalu. Candi ini sebenarnya dibangun dalam dua tahap yang berbeda, dengan struktur bangunan yang lebih tua masih utuh di bagian dalam, sedangkan bangunan yang lebih muda kemudian dibangun menutupi struktur yang lama. Fakta ini memberikan gambaran bahwa candi ini mengalami beberapa fase pembangunan dan perkembangan seiring berjalannya waktu.
Salah satu bukti paling jelas tentang peran Candi Tinggi sebagai saksi bisu perdagangan masa lalu adalah penemuan pecahan keramik China dari berbagai masa, termasuk masa dinasti T'ang, Song, Yuan, Ming, dan Qing. Keberadaan keramik-keramik ini menunjukkan adanya hubungan perdagangan yang luas antara Kerajaan Sriwijaya dengan Tiongkok pada masa itu. Keramik menjadi salah satu komoditas penting yang diperdagangkan, selain rempah-rempah dan barang-barang lainnya.
Temuan keramik China di Candi Tinggi tidak hanya memberikan informasi tentang aktivitas perdagangan, tetapi juga mengungkap adanya pertukaran budaya antara Kerajaan Sriwijaya dengan wilayah-wilayah lain di Asia. Keramik-keramik ini memiliki corak dan motif yang beragam, mencerminkan pengaruh budaya dari negara asalnya. Dengan demikian, Candi Tinggi menjadi saksi bisu tentang bagaimana hubungan lintas budaya dan perdagangan telah membentuk sejarah kawasan candi ini dan peradaban Sriwijaya secara keseluruhan.
6.Pohon Bodhi: Simbol Suci Agama Buddha
Di depan Candi Tinggi, terdapat sebuah pohon yang memiliki makna khusus dalam agama Buddha, yaitu pohon Bodhi. Pohon ini dikenal sebagai tempat di mana Sang Buddha Gautama bersemedi dan memperoleh pencerahan atau Bodhi. Oleh karena itu, pohon Bodhi dipandang suci oleh penganut agama Buddha, Hindu, dan Jainisme di seluruh dunia. Keberadaan pohon ini di kompleks Candi Muaro Jambi menunjukkan kuatnya pengaruh agama Buddha di wilayah tersebut pada masa lalu.
Menurut cerita dalam agama Buddha, Siddhartha Gautama, guru rohani yang kemudian dikenal sebagai "Gautama Buddha", dikatakan bersemedi di bawah pohon Bodhi hingga akhirnya menerima pencerahan atau Bodhi. Peristiwa ini menjadi momen penting dalam sejarah agama Buddha dan dijadikan simbol pencerahan spiritual bagi para penganutnya. Oleh karena itu, pohon Bodhi menjadi simbol suci yang keberadaannya dihormati dan dilestarikan di setiap biara Buddha di seluruh dunia.
Dalam ikonografi agamawi, pohon Bodhi dikenali dari daunnya yang berbentuk hati, dan biasanya ditunjukkan dengan jelas dalam berbagai representasi seni dan budaya. Di Candi Muaro Jambi, keberadaan pohon Bodhi memberikan bukti konkret tentang pengaruh agama Buddha di wilayah tersebut pada masa lalu. Pohon ini menjadi saksi bisu tentang bagaimana ajaran-ajaran Buddha telah menyebar dan diterima oleh masyarakat di Kerajaan Sriwijaya, menjadikan candi-candi di kompleks ini sebagai pusat penyebaran agama dan budaya.
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Candi Muaro Jambi memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para mahasiswa yang mengikutinya. Melalui kunjungan langsung ke lokasi candi, mereka dapat mempelajari sejarah dan budaya secara lebih nyata dan mendalam. Perjalanan ini memberikan kesempatan untuk melihat secara langsung bukti-bukti peradaban masa lalu yang masih tersisa hingga saat ini, serta menghargai warisan budaya bangsa yang begitu kaya dan beragam.
Bagi para mahasiswa, kegiatan KKL ini bukan hanya sekadar ekspedisi fisik, tetapi juga sebuah perjalanan menembus garis waktu menuju masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Setiap detail candi, artefak, dan penjelasan dari para ahli membawa mereka semakin dekat dengan kehidupan masyarakat pada masa itu. Pengalaman ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana peradaban maritim Sriwijaya dapat mencapai puncak kejayaannya, serta pengaruh budaya yang dimilikinya hingga saat ini.
Meskipun durasi kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini relatif singkat, namun telah membawa kesan, cerita, dan pengalaman yang menarik bagi setiap mahasiswa yang mengikutinya. Perjalanan ini tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga menginspirasi mereka untuk lebih menghargai warisan budaya bangsa dan mempelajari lebih dalam tentang peradaban masa lalu yang telah membentuk identitas Indonesia saat ini. Kesan-kesan ini akan menjadi bekal berharga bagi mahasiswa dalam menjalani studi dan kehidupan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H