Mohon tunggu...
Annisa SalsabillaAzharia
Annisa SalsabillaAzharia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Telkom University

love writing stories and drawing imagination

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pencemaran Visual dan Lingkungan Pasca Pemilu

29 Mei 2024   21:04 Diperbarui: 3 Juni 2024   16:24 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah menurutmu alat peraga kampanye mengganggu pemandangan sekitar secara visual?

  • Jika iya, mengapa menurutmu alat peraga kampanye dapat mengganggu pemandangan sekitarnya?

  • Apakah menurutmu alat peraga kampanye yang sudah tidak terpakai pasca pemilu dapat menyebabkan peningkatan angka sampah?

  • Bagaimana menurutmu solusi yang tepat untuk mengurangi pencemaran visual dan lingkungan oleh alat peraga kampanye pasca pemilu?
  • Kami mengambil beberapa pendapat dari 61 responden yang telah mengisi kuesioner kami, di antaranya :

    • Alat peraga kampanye yang terlalu banyak atau terlalu dekat satu sama lain dapat menciptakan kesan kekacauan visual, yang mengganggu estetika lingkungan sekitarnya. Terlalu banyaknya spanduk, poster, atau baliho dapat membuat pemandangan terasa penuh sesak dan tidak rapi. Selain itu design balihonya pun sangat berantakan dan tidak informatif.
    • Untuk mengurangi pencemaran visual dan lingkungan oleh alat peraga kampanye pasca pemilu, beberapa solusi yang dapat diterapkan antara lain:
      - Kampanye digital: Memanfaatkan media digital untuk menyebarkan pesan kampanye dapat mengurangi penggunaan alat peraga konvensional. Kampanye digital seperti iklan online, media sosial, atau surel dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan efektif.
      - Program daur ulang: Mengimplementasikan program daur ulang untuk alat peraga kampanye yang tidak lagi digunakan setelah pemilu. Ini dapat melibatkan pengumpulan dan pengolahan kembali material dari alat peraga kampanye untuk mengurangi limbah dan meningkatkan keberlanjutan.

      dokpri
      dokpri
      dokpri
      dokpri
      dokpri
      dokpri
      dokpri
      dokpri

    Berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Indonesia merasa banyak alat peraga kampanye yang dipasang terlalu berlebihan sehingga mengganggu pemandangan serta mencemari lingkungan pasca pemilu. Beberapa responden mengatakan alat peraga kampanye yang berlebihan dapat meningkatkan angka sampah yang disebabkan oleh bahan alat peraga kampanye yang tidak bisa didaur ulang. 

    Lebih dari 90% suara dari total 61 responden setuju bahwa alat peraga kampanye mengganggu pemandangan sekitarnya. Menurut beberapa responden, hal ini disebabkan oleh pemasangan alat peraga kampanye yang tidak teratur, berlebihan, serta tidak pada tempatnya sehingga mengganggu keindahan.

    Analisis data kualitatif dan kuantitatif dapat memberikan gambaran tentang pencemaran visual dan lingkungan pasca pemilu dan menjadi dasar untuk merancang proyek untuk mengurangi pencemaran visual dan lingkungan oleh alat peraga kampanye pasca pemilu. Solusi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

    • Memanfaatkan media digital seperti iklan online, media sosial, atau website sebagai alternatif kampanye yang lebih ramah lingkungan dan efektif.

    • Mengimplementasikan program daur ulang untuk alat peraga kampanye yang sudah tidak digunakan pasca pemilu dengan melibatkan pengumpulan dan pengolahan kembali material dari alat peraga kampanye untuk mengurangi limbah sampah akibat alat peraga kampanye.

    • Memberikan regulasi khusus dalam pemasangan alat peraga kampanye seperti pembatasan pembuatan alat peraga kampanye dan pembersihan kembali alat peraga kampanye yang sudah tidak terpakai pasca pemilu.

      HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
      Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun