Pengabdian masyarakat dengan melakukan pengecekan status gizi ibu hamil dan anak sangat diperlukan. Dengan adanya program ini maka akan diketahui apakah status gizi ibu hamil dan anak tersebut sudah tergolong baik atau belum. Jika belum terpenuhi dengan baik maka dapat difasilitasi dalam pemenuhan status gizi tersebut. Kemudian pengabdian masyarakat dengan memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih juga diperlukan karena air bersih sangat penting untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar menurunkan risiko terkena penyakit menular akibat kontaminasi bakteri atau kuman yang nantinya akan berpengaruh pada status gizi. Sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga diperlukan. Sama halnya dengan memenuhi kebutuhan air bersih, lingkungan secara keseluruhan juga harus dijaga kebersihannya agar tidak mudah terkena penyakit yang akan menghambat penyerapan gizi dan nantinya akan mengakibatkan stunting. Lalu yang paling penting, yaitu melaksanakan sosialisasi mengenai stunting kepada calon ibu dan calon ayah terutama di daerah yang mimiliki tingkat prevalensi stunting tinggi. Permasalahan stunting ini berawal dari kurangnya pemahaman akan stunting oleh calon ibu dan juga calon ayah sehingga diperlukan upaya pencegahan sejak dini, yaitu sejak masa kehamilan agar kesehatan dan gizi calon ibu dan anak dapat terpenuhi dengan baik sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan calon anak.
Peran mahasiswa dalam melaksanakan program pengabdian masyarakat seperti yang telah dipaparkan di atas sangat diperlukan untuk mencegah stunting sejak dini. Dengan melakukan pengabdian masyarakat tersebut nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup, dimulai saat masa kehamilan hingga anak tersebut lahir dan tumbuh. Jika upaya tersebut dilakukan maka dapat membantu dalam menurunkan tingginya prevalensi stunting di Indonesia. Dengan turunnya prevalensi stunting ini nantinya akan berdampak pula pada kualitas generasi penerus bangsa. Generasi penerus bangsa tersebut akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Tidak hanya tubuh saja yang tumbuh dengan baik, tetapi perkembangan otak dan produktivitas anak tersebut juga akan berjalan dan berkembang dengan baik sehingga dapat menghasilkan generasi penerus yang unggul.
Oleh karena itu, dengan mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi mahasiswa dapat mengambil peran dalam membantu menurunkan prevalensi stunting di Indonesia. Mahasiswa dapat menciptakan dan membuat berbagai program pengabdian masyarakat dalam rangka menurunkan prevalensi stunting di Indonesia. Dengan ikut sertanya mahasiswa dalam melakukan upaya menurunkan prevalensi stunting di Indonesia maka mahasiswa tersebut juga turut serta dalam mewujudkan generasi penerus bangsa yang unggul, yaitu anak-anak yang memiliki tumbuh kembang yang baik, memiliki perkembangan otak yang baik, dan memiliki produktivitas yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet
Kemenkes RI. 2018. Warta Kesmas Edisi 02-2018. Diakses pada https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf tanggal 28 September 2021.
Kemenkes RI. 2021. Enam Isu Kesehatan Jadi Fokus Kemenkes di Tahun 2021. Diakses pada https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200814/1434631/enam-isu-kesehatan-jadi-fokus-kemenkes-tahun-2021/ tanggal 28 September 2021.
KEMENKO PMK. 2021. Menko PMK Beberkan Kunci Atasi Gizi Buruk dan Stunting. Diakses pada https://www.kemenkopmk.go.id/menko-pmk-beberkan-kunci-atasi-gizi-buruk-dan-stunting tanggal 28 September 2021.
Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018. Mengenal Stunting dan Gizi Buruk. Penyebab, Gejala, dan Mencegah. Diakses pada https://promkes.kemkes.go.id/?p=8486 tanggal  28 September 2021.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. 2020. Pandemi Covid-19, Stunting Masih Menjadi Tantangan Besar Bangsa. Diakses pada https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2929/pandemi-covid-19-stunting-masih-menjadi-tantangan-besar-bangsa tanggal 28 September 2021.
P2PTM Kemenkes RI. 2018. 1 dari 3 Balita Indonesia Derita Stunting. Diakses pada http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/1-dari-3-balita-indonesia-derita-stunting tanggal 28 September 2021.