Mohon tunggu...
Annisa Aura Fadila
Annisa Aura Fadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Mahasiswa dalam Menurunkan Prevalensi Stunting di Indonesia Guna Mewujudkan Generasi Penerus yang Unggul

4 Oktober 2021   08:46 Diperbarui: 18 Februari 2024   01:16 4125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran Mahasiswa dalam Menurunkan Prevalensi Stunting di Indonesia guna Mewujudkan Generasi Penerus yang Unggul

Oleh:

Annisa Aura Fadila

Program Studi Ilmu Aktuaria, FMIPA, Universitas Brawijaya

Tema: Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs guna Menyejajarkan Indonesia dengan Negara-negara Maju

Dalam bidang kesehatan, stunting masih menjadi salah satu permasalahan yang sangat memprihatinkan di Indonesia. Stunting dapat menghambat tumbuh kembang anak yang nantinya akan menggantikan pemimpin-pemimpin serta tokoh penting bangsa ini. Isu stunting yang sangat memprihatinkan ini dapat dilihat dari data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 yang menunjukkan bahwa stunting di Indonesia masih berada pada angka 27,7%. Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dapat dikatakan kronis jika prevalensi stunting lebih dari 20%. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa permasalahan stunting di Indonesia tergolong kronis. Tidak hanya itu, data World Bank tahun 2020 juga menunjukkan bahwa prevalensi stunting Indonesia masih tinggi, yaitu berada pada urutan ke-115 dari 151 negara di dunia. Data-data tersebut menunjukkan tingkat prevalensi stunting Indonesia yang masih sangat memprihatinkan. Dengan mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi maka disinilah mahasiswa dapat mengambil peran dalam membantu menurunkan prevalensi stunting di Indonesia untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang unggul dengan cara menciptakan atau ikut berpartisipasi dalam berbagai program Pengabdian Masyarakat dalam rangka menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

Peran Mahasiswa dalam Menurunkan Prevalensi Stunting di Indonesia guna Mewujudkan Generasi Penerus yang Unggul

Stunting merupakan permasalahan kurang gizi kronis yang terjadi sejak dalam kandungan dan akan mulai terlihat saat anak berusia 2 tahun. Stunting ini disebabkan oleh rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan yang dapat menghambat penyerapan gizi anak. Stunting ditandai dengan tumbuh kembang anak yang terhambat. Menurut UNICEF, stunting diartikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan yang memiliki tinggi badan dibawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) yang diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO.

Tingkat prevalensi stunting di Indonesia dapat dilihat berdasarkan data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 yang menunjukkan bahwa stunting di Indonesia masih berada pada angka 27,7%. Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dapat dikatakan kronis jika prevalensi stunting lebih dari 20% sehingga Indonesia tergolong negara dengan tingkat stunting yang tergolong kronis. Tidak hanya itu, data World Bank tahun 2020 juga menunjukkan bahwa prevalensi stunting Indonesia masih tinggi, yaitu berada pada urutan ke-115 dari 151 negara di dunia. Adapun di Kawasan Asia Tenggara, berdasarkan Global Nutrition Report pada tahun 2018 prevalensi stunting Indonesia berada pada peringkat kedua teratas setelah Kambodja. Data-data ini menjadi bukti nyata bahwa prevalensi stunting di Indonesia masih tergolong tinggi.

Berdasarkan pemaparan di atas, stunting masih menjadi masalah kesehatan yang sangat memprihatinkan di Indonesia sehingga termasuk dalam salah satu isu kesehatan yang menjadi fokus kemenkes di tahun 2021. Adapun enam masalah kesehatan di tahun 2021 yang dijadikan kegiatan prioritas atau fokus kegiatan oleh kemenkes, yaitu pencegahan stunting, jaminan kesehatan nasional, penurunan angka kematian ibu dan angka kematian balita, peningkatan pengendalian penyakit baik menular maupun tidak menular serta penguatan health security untuk penanganan pandemi, penguatan gerakan masyarakat hidup sehat, dan peningkatan sistem kesehatan nasional. Dengan masuknya isu stunting dalam enam masalah kesehatan yang dijadikan fokus pemerintah maka hal ini menunjukkan bahwa isu stunting belum dapat teratasi hingga saat ini. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan bagi keberlangsungan tumbuh kembang anak yang nantinya akan menjadi pengganti tokoh penting atau bahkan pemimpin bangsa ini.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Saat menjadi seorang mahasiswa maka akan ada tanggung jawab besar yang diemban salah satunya, yaitu harus melaksanakan Tri Dharma dalam perguruan tinggi atau yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan mengacu pada Tri Dharma tersebut maka sudah saatnya mahasiswa mengambil peran dalam membantu menurunkan tingginya prevalensi stunting di Indonesia guna mewujudkan generasi penerus bangsa yang unggul. Adapun upaya yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara menciptakan atau ikut berpartisipasi dalam program Pengabdian Masyarakat dalam rangka menurunkan prevalensi stunting di Indonesia. Program pengabdian masyarakat yang dapat diciptakan dan dilaksanakan, seperti mengadakan pengecekan status gizi ibu hamil dan anak, memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan agar penyerapan gizi anak tidak terhambat, dan yang paling penting, yaitu melaksanakan sosialisasi mengenai stunting kepada calon ibu dan calon ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun