Mohon tunggu...
ANNISA AULIA
ANNISA AULIA Mohon Tunggu... Penulis - Penulis yang baru belajar menulis

"Jika ingin mendapatkan dunia dan akhirat maka raihlah dengan ilmu." Maka menulis di Kompasiana juga butuh ilmu marilah menuntut ilmu dari lahir hingga liang lahat👍🏻

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diary Ani

27 November 2022   15:08 Diperbarui: 1 Desember 2022   19:11 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kibrispdr.org

Apapun pertanyaan yang diberikan oleh pemateri Ani jawab dengan lantang. Ani tetap bersemangat walaupun ia duduk paling belakang. 

Setelah selesai pembekalan materi, Ani pergi ke mushalaa untuk shalat. Usai shalat berakhir semua peserta pun mengikuti latihan dance untuk acara puncak besok. Ani merasa senang dan bahagia jika persolan dance dan sebagainya.

 Hari kedua karantina pun tiba. Ini adalah hari penting bagi Ani, yaitu PENILAIAN. Ani merasa bersemangat dengan itu, namun pada saat posko ketiga Ani salah menjawab karena jyri yang menilai sangat seram. Ia sedikit takut dan akhirnya salah bicara. Ani sangat sedih dan merasa pesimis duluan. Apakah saya bisa berhasil masuk final? 

Kemudian Ani memikirkan untuk hari besoknya saja. Awarding, ini adalah hari puncak dari perlombaan ini. Dua hari di karantina, inilah hari yang ditunggu tunggu, mulai dari opening dance, opening number, sampai ke speech dan lain lain. Waktu grand final Ani Alhamdulillah masuk top 10. Namun ketika berjuang pada top 10 ia kalah. Ia menangis sejadi-jadinya hingga make-up nya pun luntur. Ketiga teman nya lolos untuk top 10 menuju top 5 sedangkan ia tidak. Ia merasa sangat frustasi. Apa yang akan di ia jawab pada orang tuanya nya nanti?

Ani sangat sedih, kemudian ketiga temannya menghiburnya hingga ia mulai tenang. Akhirnya dari kejadian Ani merasa sedikit tenang dan ingin sekali melupakan kejadian itu. 

Kemudian lama kelamaan Ani berangsur- angsur melupakan kenangan buruk itu. Di jam terakhir yaitu perpisahan dengan kakak-kakak pembimbing itu. Seketika Ani merasa sedih ketika akan berpisah dengan seorang kakak yang sudah dekat dengan nya. Mengapa di penghujung acara dia mulai merasa sedih ketika tidak akan bertemu dengan kakak itu.

Ani akan terus mengingat kenangan yang sangat amat bahagia itu. Walaupun ia tidak menang tapi kenangan tak akan terlupakan, begitupun dengan kenangan buruknya. 

Maka hikmah yang dapat di ambil adalah jangan berlarut larut pada kesedihan yang nanti nya akan berbahaya juga pada diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun