"Ayo ikut aku!" Gadis itu menerit kencang mendengar suara berat yang mengajaknya.
  "Ka-kamu siapa? Ja-jangan makan aku." Teriaknya menandakan ketakutan yang amat besar pada dirinya.
Alunan lagu mistis tiba-tiba menyapa pendengarannya. "Ibu?" Dia yang merasa tak asing dengan suara yang didengarnya mengikuti dari mana alunan itu berasal.
  "Ibu!" Semakin jauh ia melangkah, alunan itu semakin terdengar jelas.
  "Ibu, ayah!" Wajahnya berseri ketika matanya menemukan apa yang sedari tadi ia cari.
Namun detik berikutnya, alisnya mengernyit kala indra miliknya merasa asing dengan orang-orang yang berada di sekitar ibu dan ayahnya. Orang-orang berpakaian serba hitam itu menari ke sana-kemari, mengikuti irama yang sedang dilantunkan sang ibu.
Matanya seketika terbuka lebar akibat rasa kejut dan kaget yang memenuhi dirinya. Di atas lantai yang penuh lumut itu, ia melihat cairan merah kental membanjiri lantai. Matanya juga menangkap tiga kepala manusia yang disajikan dalam sebuah piring mewah. Nafasnya memburu. Ia merasa amat takut dengan apa yang sedang dilihatnya.
  "Ibu, ayah...." Lirihnya ketakutan.
  "Jangan takut." Suara itu kembali terdengar olehnya. Si gadis berusaha menghiraukan suara misterius yang sedari tadi mengganggunya.
"Jangan takut." Suara itu berhembus di telinganya. Si gadis terbalik, mencari sosok yang berbisik padanya. Kala matanya berbalik pada sisi kiri, ia membola. Matanya menatap sosok hitam dengan mata merah yang menatapnya tajam.
  Tanpa sadar gadis itu berteriak kencang, hingga mengalihkan fokus orang-orang padanya.