Sudah empat tahun sejak skripsi saya menjadi tulisan yang utuh. Ternyata setelah saya baca lagi empat tahun kemudian, skripsi saya tidak seutuh yang saya kira. Untuk itulah saya membuat akun kompasiana ini, mari bersama menilik keseharian saya dalam melengkapi skripsi untuk kepuasan pribadi.Â
Saya membaca kembali lembaran latar belakang bagian Bab I dari skripsi, sampai saya mendapati frasa yang menarik untuk didalami lebih lanjut:Â
Sociaal-Technische Vereeniging van Democratische Ingenieurs en ArchitectenÂ
"Ikatan Social-Teknik Insinyur dan Arsitek Demokratis", setidaknya itulah usaha saya dalam menerjemahkan nama organisasi ini.Â
Singkatnya adalah STV, dan hubungannya dengan Karsten? Kaesten bergabung dalam organisasi ini di Belanda, pada saat dia masih menjadi mahasiswa. Kalau berdasarkan pengalaman pribadi, organisasi yang diambil pada masa perkuliahan baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi cara berpikir kita di kehidupan selanjutnya.Â
Nah, bagaimana dengan Karsten? Apa bisa kita katakan STV ini adalah "rumah" dari sumbangannya untuk Hindia Belanda? Untuk menjawab ini tentunya kita akan menggali mengenai STV terlebih dahulu.
Didirikan pada 1904 oleh Arie Keppler dan kawan-kawannya
Kebangkitan ilmu tata kota di Belanda ditandai oleh kebijakan Undang-undang Perumahan 1901, yang menjadi kerangka hukum pertama untuk penataan kota-kota di Belanda. Walaupun secara ilmiah, ilmu tata kota masih menyatu dengan rumpun ilmu arsitektur, pekerjaan profesional sebagai ahli tata kota mulai mendapat pengakuan.Â
Mahasiswa jurusan arsitektur Delft, sebagai salah satu jurusan arsitektur terbesar di Belanda, mengalami kebangkitan ini, terutama dari sisi sosial-radikal. Hal ini berpengaruh pada pembentukan STV, yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran sosial dalam profesi arsitektur dan ahli tata kota. STV nantinya akan berkembang dan mempunyai cabang organisasi di Amsterdam yang disebut De Arbeiderswoning. STV juga mengeluarkan terbitan bulanan berjudul De Gemeente pada 1907.Â
Tujuan dari pembentukan STV adalah untuk mengembangkan kesejahteraan sosial dalam bidang arsitektur dan tata kota, terutama dalam topik perbaikan perumahan rakyat. Arie Keppler, J.W. Albarda, P. Bakker Schut, J. van Hettinga Tromp adalah empat dari lima pendiri STV yang pada tahun-tahun ke depan bekerja dengan pemerintahan kota sebagai arsitektur ataupun ahli tata kota.Â
Pada 1923 Arie menuliskan ketidaksukaannya dengan sistem politik partai dalam regulasi perkotaan. Ia percaya bahwa penataan kota yang baik haruslah ditangan pribadi yang kompeten dan bukanlah politikus yang terikat pada kepentingan partai.Â
Hal ini menarik karena Karsten juga berpendapat hal yang sama di Hindia Belanda, 11 ribu kilometer jauhnya Â
Dari fakta ini, besar kemungkinan jika STV menjadi batu pijakan pemikiran Karsten untuk arsitektur dan tata kota Hindia Belanda, bahkan setelah organisasi ini dibubarkan pada 1924. Karsten juga sudah keluar dari STV sejak 1910 yang alasannya masih belum saya ketahui sampai sekarang, tapi pemikirannya masih sejalan dengan pendiri STV, bertahun-tahun setelah mereka berpisah.Â
Hal ini tentunya menarik untuk digali lebih lanjut. Ada yang tertarik untuk menulis tentang STV dan dampaknya pada Hindia Belanda? Semua sumber dibawah ini bisa dilacak melalui Google, mungkin ada yang bisa menjadi batu pijakan untuk penulisan ilmiah Anda. Sampai bertemu di tulisan selanjutnya.
Sumber:
P.W. Klein, Goudriaan [jr.], Jan (1893-1974), Biografisch Woordenboek van Nederland.
Biografisch Woordenboek van het Socialisme en de Arbeidersbeweging in Nederland, Arie Keppler
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H