Mohon tunggu...
Annisa Adelina
Annisa Adelina Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Sedikit kaku dengan orang baru, tapi percayalah saya bukan kanebo kering. Saya Annisa, salah satu makhluk di bumi. Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Empat Alasan Kenapa Perempuan Lebih Baik Dicintai daripada Mencintai

17 Oktober 2023   14:04 Diperbarui: 17 Oktober 2023   14:53 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Bukan rahasia umum jika dalam hubungan percintaan lebih banyak perempuan yang menjadi korban. Mulai dari disakiti secara mental, fisik bahkan sampai pelecehan.

Dalam hubungan rumah tangga pun tidak jauh berbeda, selalu persentase perempuan yang lebih banyak menjadi korban. Ditahun 2022, tercatat 25 ribu lebih perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Hal ini bisa terjadi, tentu saja karena banyak perempuan yang dibutakan oleh perasaan merah jambu yang disebut cinta. Perempuan itu makhluk yang kuat, tapi juga lemah jika sudah berhubungan dengan hati. 

Mereka sangat lemah jika dihadapkan dengan persoalan cinta. Semua nasihat seolah hanya bualan jika mata perempuan sudah tertutup oleh yang namanya cinta. Perempuan jadi tidak mampu lagi membedakan baik dan benar, buruk dan jahat bahkan tidak mampu lagi menggunakan akal mereka untuk berpikir dengan jernih.


Jelas sebagai perempuan saya sangat tidak ingin menjadi korban dari cinta. Saya pun merasa bahwa akan lebih baik jika perempuan itu dicintai ketimbang mencintai. Berikut beberapa alasannya.


1. Perempuan Makhluk yang Selalu Mengutamakan Perasaan.

"Tapi, aku yakin dia gak maksud kasar kayak gitu ke aku. Dia Cuma lagi marah aja."

Kalimat klise yang akan perempuan lontarkan saat mendapati fakta buruk soal pasangannya. Alih-alih berpikir jernih, perempuan yang sudah dibutakan oleh perasaan cinta akan memaksa logikanya untuk berhenti bersuara dan lebih mendengarkan kata hati yang membawanya pada keterpurukan.

Perempuan semacam ini saat disakiti, mereka akan menangis, mengeluh dan seolah dunia runtuh seketika. Namun, saat laki-lakinya membujuk dengan gombolan memuakan mereka akan kembali luluh, dan mengulang kata-kata saktinya, "dia janji bakal berubah kok ....." Ingin kuberkata kasara.

Mengutamakan perasaan memang tidaklah salah, tapi juga tidak benar. Perasaan sering kali berjalan di luar fakta yang ada. Perempuan yang sudah kadung mencintai memang menyebalkan.


2. Perempuan Makhluk Labil yang Bahkan Tidak Bisa Memutuskan Mau Makan Apa.

"Terserah Mau Makan Apa ... tapi gak mau makan yang kamu saranin."

Di media sosial banyak sekali pria yang mengeluh soal sikap perempuan yang satu ini. Mereka bahkan kesal dengan kata terserah. Terserahnya perempuan, bukan terserah dalam artinya “oke, apa saja diterima”, tapi terserah yang artinya beragam, bisa jadi terserah berarti “mau makan yang berkuah”, “mau makan yang gak ada karbonnya”, “mau makan yang enak, tapi gak tahu mau makan apa” atau... “mau makan Wagiyu, tapi takut kamu gak punya uang.”

Kerumitan seorang perempuan hanya  bisa diterima dengan lapang dada oleh seorang pria yang mencintai perempuan. Jika kebalikannya, yang ada pria itu akan kabur dan ninggalin perempuan di tengah jalan. Masa bodoh dah mau nangis tujuh hari tujuh malam, toh, entar kalo dibujuk langsung luluh lagi .... “dia janji bakal berubah kok .....”  Makan tuh cinta.


3. Cewek itu Naif

"Kalo aku nolak permintaan dia, dia bakal tinggalin aku. Aku gak bisa hidup tanpa dia ...."

Pertama-tama izinkan saya berkata kasar, eh perempuan, lo tuh hidup karena ada oksigen, karena ada makan, karena ada minuman, karena kebesaran Tuhan, bukan karena pria yang baru hadir di hidup lo. Lo kata sebelum ketemu pria itu, lo tuh sebongkah kentut, ha?!

Yap, saya sangat heran mendapati manusia yang bisa-bisanya berkata sedemikian. Apa mereka tidak berpikir bagaimana perasaan Tuhan yang mendengarnya, gak usah jauh-jauh bahas Tuhan, gimana perasaan  orangtuanya saat mendengar anak perempuannya yang sudah mereka besarkan dengan seabrek keringat, gak bisa hidup cuma karena seorang pria? Sungguh membagongkan.
Mirisnya lagi, perasaan naif seorang perempuan  seringkali dimanfaatkan oleh oknum pria yang gak punya otak. Mereka akan memanfaatkan sisi lemah perempuan untuk bisa menjadikan mereka pelayan abadi mereka. Pria macam ini tidak akan peduli akan perasaan perempuannya, yang terpenting apa yang mereka inginkan terpenuhi. Serem gak sih besty?

So, itulah alasan kenapa lebih baik perempuan dicintai dari pada mencintai. Namun, semuanya kembali kepribadi masing-masing sih, kalo kalian tipe orangyang lebih suka berburu macam tipe Amanada Monopo, ya udah ... yang terpenting tetaplah jadi orang baik, ya. See you .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun