Mohon tunggu...
Annisa A
Annisa A Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba

Bekerja sebagai ASN. Hidup seperti manusia pada umumnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kembali Seperti Dulu

17 Juli 2023   22:28 Diperbarui: 17 Juli 2023   22:41 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Kue Ulang Tahun" (unsplash.com/@jasminesky)

Sinta mematikan sambungan telepon. Wanita itu tidak mengucapkan kalimat terakhirnya dengan amarah, melainkan lebih kepada pasrah, tidak peduli apapun yang diputuskan oleh lawan bicaranya saat itu.

Angga memandangi telepon genggamnya. Telepon Sinta barusan membangkitkan rasa ingin tahunya. Ia yang semula menghindari berita itu, kini justru mencari-carinya. Ia baca semua kanal media lokal di internet serta komentar-komentar pada unggahan media sosial mengenai berita itu, mencerna semua potongan-potongan informasi.

Berawal dari bau busuk yang tercium, lalu inisiatif beberapa orang untuk mencari sumbernya, dari situlah berawal penemuan mayat seorang wanita yang tinggal sendirian di kontrakan kecilnya. Penemuan itu menggegerkan warga, tentu saja. Beberapa kali diwartakan di media sosial menjadikannya viral meski hanya tingkat lokal, terlebih perihal kondisi Tempat Kejadian Perkara yang cukup menarik perhatian: headphone yang masih terpasang di kepala sang mayat dan kue ulang tahun yang berada di atas meja kecil di hadapannya.

Penyebab kematian pun baru diketahui setelah menunggu hasil autopsi yang cukup memakan waktu akibat jasad yang sudah mulai membusuk: racun sianida. Tak tanggung-tanggung, narasi kisah bunuh diri pun dibangun.

Setelah ramainya kesaksian dari banyak rekan kerja almarhum pada sebuah toko retail tempatnya bekerja bahwa almarhum masih tampak merencanakan beberapa hari ke depan dengan orang-orang di sekitarnya, dan bahwa tidak ada pesan atau catatan yang mengarah pada kasus bunuh diri, sebagian warga internet memutuskan untuk menepiskan kemungkinan cerita menyedihkan seseorang yang mengakhiri hidupnya diam-diam. Perhatian kini beralih kepada kue ulang tahun yang belakangan diketahui sebagai media racun yang merenggut nyawanya.

Pengusaha toko kue yang disebut menjual kue kepada almarhum itu membela diri, tidak ragu jika tokonya diperiksa. CCTV juga diperiksa, walau samar-samar, setidaknya memastikan almarhum memang terlihat membeli kue ulang tahun di sana. Meskipun dinyatakan dapur pembuatan dan produk kue lainnya bersih, toko kue itu mulai kehilangan nama.

Orang-orang tidak kehilangan bahan diskusi, kini latar si korban menjadi bahasan menarik dan menaikkan kembali kemungkinan bunuh diri. Kali ini, nama Angga ikut terseret, adik almarhum yang sudah beberapa tahun tidak bertemu dan berinteraksi dengan almarhum maupun keluarga lainnya.

Angga sendiri tidak yakin apa yang dirasakannya dengan berita kematian kakaknya. Ia bertahun-tahun menghindari keluarganya sendiri. Ia punya banyak utang. Ia berutang pada kakaknya yang meninggal itu, Dahlia namanya. Angga juga punya utang dengan adiknya, pamannya, bibinya, sepupunya, bahkan dengan keponakannya yang baru diterima bekerja setelah lulus SMA. Namanya sudah dikenal di keluarga besarnya sebagai seorang yang tidak jelas bekerja apa dan bisanya cuma utang sana-sini. Belum lagi utang dengan teman-temannya dan kebohongan-kebohongannya pada perempuan-perempuan yang pernah dipacarinya. Hidupnya berantakan.

Kini setelah kakaknya ditemukan tewas, bukankah artinya salah satu beban utangnya menghilang? Akan tetapi, pada masa awal Angga menemukan berita itu, ia refleks memilih untuk menghindari dan tidak memercayainya. Angga memilih tetap menyembunyikan dirinya. Menjadi tidak peduli sepertinya pilihan yang sudah ia tentukan tanpa disengaja.

***

"Sinta,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun