[caption id="attachment_87264" align="alignright" width="300" caption="Chicken Cordon Bleu (by: AFR)"][/caption] Piring putih mengilat Chicken Cordon Bleu Tepung bumbu, dada ayam fillet, smoked beef, empat lembar keju cheddar, mayonaise Dengan saus barbeque Renyah, gurih, lezat, hmm... Beberapa potong french fries dan mini salad Disantap di restoran modern nan megah Terasa mewah, high class, elegan, eksklusif Hanya untuk orang-orang dari kalangan tertentu
Anaknya duduk manis
Dengan baju garis-garis putih berpita pink
Cantik tapi cemberut
Merengek, minta dibelikan boneka Teddy warna pink
Papa tidak setuju, tapi Mama setuju
Papa bilang, "kan dia baru dibelikan Teddy yang warna coklat?"
Mama bilang, "kenapa tak kau belikan saja Teddy pink
untuk  anakmu yang cantik dan pintar ini?
Toh, uangmu yang banyak itu untuk kebahagiaannya juga kan?"
Papa dan Mama bertengkar mulut
Berbisik-bisik tapi terdengar sampai toko boneka Teddy
Anak diam sambil tak acuh makan Chicken Cordon Bleu
Diacak-acak sampai bentuknya yang semula indah mengundang selera
Jadi remah-remah serupa makanan Anggora
Papa dan Mama lalu mengajaknya cepat-cepat ke toko boneka Teddy
Meninggalkan remah-remah Chicken Cordon Bleu
yang akhirnya terbungkus kantong hitam sampah, membuang rupiah
Anak-anak orang berada?
Anak-anak manja?
[caption id="attachment_87269" align="alignleft" width="225" caption="Teh Susu Telor (by: AFR)"][/caption] Gelas bening hampir buram Teh Susu Telor Dikocok, dicampur rata Dari gelas-gelas bukan stainless steel Dituang ke gelas bening hampir buram Gelas model lama Biasa dipakai di kedai-kedai kopi pinggir jalan berdebu Sepercik bubuk coklat serupa choco granule pada cappuccino Teh Susu Telor sampai ruah ke tatakan Panas dan nikmat Manis menghangatkan Anaknya duduk siaga di atas bangku kayu lapuk Di dekat pintu kedai bak pagar ayu penerima tamu Tak tersenyum, mengingat kotak pensilnya yang baru Dua resleting, bunga-bunga warna merah jambu Dicuri teman tak tahu malu
Kotak pensil murah meriah
Dibeli Umak di pasar baru, sedang obral
Diisi satu batang pensil, satu pulpen,
penggaris lima belas senti dan sebuah penghapus
Masih kelas dua
Tak perlu banyak, yang penting baru
Ayah dan Umak tersenyum dalam diam Umak melirik Ayah yang sibuk mengiris daun bawang dan mencincang daging ayam, membuat mie goreng
Umak bilang, "Kita belikan saja yang baru untuknya.
Kasihan anakmu, merenung-renung saja sejak tadi"
Ayah balas melirik Umak yang sedang mengocok Teh Susu Telor
Ayah bilang, "Nanti saja. Biarkan saja dia dulu. Tak apa.
Dia harus belajar hati-hati dengan barangnya.
Nanti kita belikan lagi setelah dia kembali tersenyum seperti sedia kala"
Anak beringsut mengambil gelas kotor bekas Teh Susu Telor
Dari meja-meja yang warnanya juga sudah kotor
Membawanya dan mencucinya ke belakang
Bibirnya telah tersenyum sedikit saat menoleh ke Ayah dan Umaknya
Anak-anak orang sederhana?
Anak-anak tangguh?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H