Mohon tunggu...
Annisa F Rangkuti
Annisa F Rangkuti Mohon Tunggu... Psikolog - 🧕

Penikmat hidup, tulisan, dan karya fotografi. https://www.annisarangkuti.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sepotong Chicken Cordon Bleu dan Segelas Teh Susu Telor

6 Maret 2010   01:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:35 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_87264" align="alignright" width="300" caption="Chicken Cordon Bleu (by: AFR)"][/caption] Piring putih mengilat Chicken Cordon Bleu Tepung bumbu,  dada ayam fillet, smoked beef, empat lembar keju cheddar, mayonaise Dengan saus barbeque Renyah, gurih, lezat, hmm... Beberapa potong french fries dan mini salad Disantap di restoran modern nan megah Terasa mewah, high class, elegan, eksklusif Hanya untuk orang-orang dari kalangan tertentu

Anaknya duduk manis

Dengan baju garis-garis putih berpita pink

Cantik tapi cemberut

Merengek, minta dibelikan boneka Teddy warna pink

Papa tidak setuju, tapi Mama setuju

Papa bilang, "kan dia baru dibelikan Teddy yang warna coklat?"

Mama bilang, "kenapa tak kau belikan saja Teddy pink

untuk  anakmu yang cantik dan pintar ini?

Toh, uangmu yang banyak itu untuk kebahagiaannya juga kan?"

Papa dan Mama bertengkar mulut

Berbisik-bisik tapi terdengar sampai toko boneka Teddy

Anak diam sambil tak acuh makan Chicken Cordon Bleu

Diacak-acak sampai bentuknya yang semula indah mengundang selera

Jadi remah-remah serupa makanan Anggora

Papa dan Mama lalu mengajaknya cepat-cepat ke toko boneka Teddy

Meninggalkan remah-remah Chicken Cordon Bleu

yang akhirnya terbungkus kantong hitam sampah, membuang rupiah

Anak-anak orang berada?

Anak-anak manja?

[caption id="attachment_87269" align="alignleft" width="225" caption="Teh Susu Telor (by: AFR)"][/caption] Gelas bening hampir buram Teh Susu Telor Dikocok, dicampur rata Dari gelas-gelas bukan stainless steel Dituang ke gelas bening hampir buram Gelas model lama Biasa dipakai di kedai-kedai kopi pinggir jalan berdebu Sepercik bubuk coklat serupa choco granule pada cappuccino Teh Susu Telor sampai ruah ke tatakan Panas dan nikmat Manis menghangatkan Anaknya duduk siaga di atas bangku kayu lapuk Di dekat pintu kedai bak pagar ayu penerima tamu Tak tersenyum, mengingat kotak pensilnya yang baru Dua resleting, bunga-bunga warna merah jambu Dicuri teman tak tahu malu

Kotak pensil murah meriah

Dibeli Umak di pasar baru, sedang obral

Diisi satu batang pensil, satu pulpen,

penggaris lima belas senti dan sebuah penghapus

Masih kelas dua

Tak perlu banyak, yang penting baru

Ayah dan Umak tersenyum dalam diam Umak melirik Ayah yang sibuk mengiris daun bawang dan mencincang daging ayam, membuat mie goreng

Umak bilang, "Kita belikan saja yang baru untuknya.

Kasihan anakmu, merenung-renung saja sejak tadi"

Ayah balas melirik Umak yang sedang mengocok Teh Susu Telor

Ayah bilang, "Nanti saja. Biarkan saja dia dulu. Tak apa.

Dia harus belajar hati-hati dengan barangnya.

Nanti kita belikan lagi setelah dia kembali tersenyum seperti sedia kala"

Anak beringsut mengambil gelas kotor bekas Teh Susu Telor

Dari meja-meja yang warnanya juga sudah kotor

Membawanya dan mencucinya ke belakang

Bibirnya telah tersenyum sedikit saat menoleh ke Ayah dan Umaknya

Anak-anak orang sederhana?

Anak-anak tangguh?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun