Mohon tunggu...
Febrina AnnisaDewi
Febrina AnnisaDewi Mohon Tunggu... Lainnya - Annisa

ANNISA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat Sang Rembulan Datang Menyapa

25 Agustus 2021   23:28 Diperbarui: 25 Agustus 2021   23:49 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Huft! Katanya menghela napas, sambil duduk di depan sebuah toko yang sudah menutup dirinya. Seketika ia tertegun dan termenung di tengah keheningan di gemerlap malam. Menatapi sebuah toko kue di sebelah jalan. Toko yang sangat besar dan juga ramai pembelinya. Lalu dengan wajah yang sedikit ditekuk ia kembali tertegun meratapi nasibnya. Akankah keinginanya menjadi seorang pengusaha roti akan tercapai?

“ Ya Allah, akankah aku menjadi seperti orang itu seorang pengusaha roti sukses? Akankah ku bisa memiliki toko besar seperti itu dan bisa membahagiakan kedua orang tuaku?” gumamnya. Pertanyaan yang selalu dilontarkan hatinya setiap malam. Pertanyaan yang belum sanggup ia jawab tapi selalu terngiang-ngiang dibenaknya.

Tapi ia selalu meyakinkan dirinya kalau dia bisa dan pasti bisa. Ia berjanji akan menjadi pengusaha sukses dan bisa membahagiakan keluarganya. “Fan kamu ngak boleh nyerah gini dong. Kamu ngak boleh putus asa. Fan kamu harus yakin kalau ini semua rencana Allah. Kamu harus sabar karena Allah menyayangi orang-orang yang sabar.”

 Pandanganya pun teralihkan saat sang rembulan datang menyapa. Seolah semua kesedihan dan kegundahan yang dialaminya seketika berubah menjadi kedamaian dan ketentraman. Senyuman Sang Rembulan selalu membuatnya terpesona dengan keindahan yang dimilikinya. Keindahan abadi yang tak tertandingi. Baginya rembulan adalah sahabatnya setiap malam. Sahabat yang saat suka maupun duka selalu tersenyum padanya.

Arfan Ghifari namanya, biasa dipanggil Arfan. Seorang pemuda berusia 18 tahun. Ia seorang pemuda yang tangguh. Saat masih SMP Arfan sudah ikut bersama Sang Ayah menjadi tulang punggung keluarga. Menjadi penjual kue keliling. Saat tamat SMA ia tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena kendala biaya. Keseharianya hanya dihabiskan dengan berjualan keliling. Tapi dengan semua keterbatasan yang didapatinya ia tak pernah mengeluh. Justru ia selalu bersyukur dengan apa yang dimilikinya. Ia selalu melihat kebawah, melihat orang-orang yang jauh lebih susah hidupnya. Dan ia juga rajin bersedekah.

Arfan tinggal disebuah rumah yang mungkin sudah tak layak huni. Baginya bersama semua keluarganya itu adalah surganya. Tempat ia berbagi suka dan duka bersama. Dengan semua momen yang selalu dilewati bersama. Ia tinggal dengan Ayah, Ibu, dan seorang adiknya yang bernama Ayna Azura. Ia masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Arfan sangat menyayangi Ayna, ia tak mau Ayna sampai putus sekolah. Karena itu ia sangat ingin menjadi orang sukses

Suatu hari Arfan pergi ke sebuah Panti Asuhan yang terletak lumayan jauh dari rumahnya. Arfan selalu menyempatkan diri pergi kesana setidaknya dua kali seminggu. Anak-anak disana sangat senang dengan Arfan, Arfan pun juga sangat menyayangi mereka. Ketika ke sana Arfan selalu membawa makanan dan juga kue buatanya untuk anak-anak Panti. Arfan juga senang berbagi dengan anak-anak di pinggir jalan. Ia juga memberi orang yang ingin membeli kuenya tapi tak mempunyai uang. Karena kemurahan hatinya anak-anak sangat menyukai Arfan.

“ Kak Arfan! Sorak anak-anak Panti dengan riangnya. Kakak bawa makanan lagi ya buat kita?. Kue buatan Kakak pasti dijamin enak”. Arfan menjawab :” Iya… Kakak bawa makanan buat kalian. Kalian udah makan belum?”. “Belum Kak”. Mereka menjawab serentak. “Kalau gitu mari kita makan sama-sama ya”. Kata Arfan. Mereka bersorak gembira.

Lalu mereka pun makan bersama-sama dengan riang gembiranya. Setelah selesai makan, lalu salah satu dari mereka berkata, “Ooh ya Kak, cerita yang kemarin lanjutin dong Kak. Aku penasaran nih gimana lanjutanya”. Arfan pun berkata, “Mau lanjutin cerita kemarin?. Ok. Tapi sebelum cerita kita mengaji dulu ya. Ini piringnya beresin dulu ya”. “Ok Kak Sip” kata mereka.

Selain membawakan makanan Arfan juga megajarkan anak-anak Panti mengaji dan ilmu agama. Anak-anak sangat menyukai Arfan karena ia adalah sosok yang baik dan juga ramah. Arfan juga orang yang shaleh dan rajin bersedekah. Walau dengan jarak yang cukup jauh tak mematahkan semangatnya untuk membawakan makanan dan mengarkan ilmu agama kepada mereka. Supaya kelak mereka bisa menjadi orang yang sukses.

Setelah selesai makan Arfan pun mengajarkan mereka mengaji. “ Shadaqallahul Azhim. Kak ayo dong Kak lanjutin yang kemarin. Kata salah satu dari mereka. Dua hari yang lalu Arfan menceritakan tentang kisah Nabi Muhammad SAW kepada anak-anak Panti, tapi Arfan tidak menyelesaikanya karena hari sudah sore. Arfan pun berkata, “Mau lanjutin yang kemarin?. Seru ya ceritanya. Ok deh Kakak lanjutin”. Hore mereka pun bersorak dengan senangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun