Bullying: (dikenal sebagai "penindasan/risak" dalam bahasa Indonesia) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, bertujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Orang Tua: berperan sangat penting dalam kehidupan dan perkembangan anak. Pola asuh positif pada anak memerlukan peran orang tua. Membangun keintiman dengan anak, memenuhi kebutuhan anak akan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman, serta mengedepankan perilaku saling menghormati, toleransi, kerjasama, tanggung jawab, dan kesederhanaan juga terjadi dalam pola pengasuhan positif yang melibatkan peran orang tua. Anak juga diajarkan bagaimana menggunakan pola pengasuhan yang positif untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan terhadap konflik yang dihadapinya. Tugas dan peranan orang tua adalah membimbing dan mengajarkan hal-hal yang baik kepada anaknya sesuai dengan nilai dan norma sosial masyarakat. Jika hal ini tidak dilakukan dengan baik maka dapat menimbulkan penyimpangan sosial pada anak.
Peran orang tua dalam mencegah bullying
Sebagai orang tua, kita perlu memahami karakteristik dan perilaku anak yang terlibat dalam bullying. Jika Anda memperhatikan anak Anda sedang bad mood, marah, gelisah, mudah cemas atau cemas, Â cenderung menyendiri, tidak mau bersekolah, atau bahkan mengalami luka atau memar, sebaiknya orang tua berhati-hati. Dengan memahami tanda-tanda tersebut, orang tua bisa mengantisipasi bullying dengan baik sebelum menjadi lebih parah.
Ajarkan Cinta Kasih Antar Sesama
Dengan mengajarkan cinta kasih antar sesama kepada anak-anak, adalah cara paling efektif untuk mencegah anak menjadi korban bullying atau pelaku bullying di masa depan. Membesarkan mereka di tengah lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini, juga mampu menjauhkan anak menjadi korban dan pelaku bullying. Tunjukkan cara Anda berinteraksi dengan pasangan dan anak-anak akan meninggalkan memori bagi si buah hati, yang kelak akan ia terapkan pada kehidupan sosialnya di luar rumah.
Buat Kedekatan Emosional dengan Anak
Dengan membuka ruang emosional dengan anak, ternyata mampu mengetahui apa yang terjadi dalam kehidupan sosialnya di luar rumah, Kita perlu terhubung dengan anak secara emosional. Cara ini, anak tidak akan segan bercerita apa saja yang terjadi setiap hari di luar rumah. Termasuk saat anak-anak menjadi korban atau malah menjadi pelaku praktek bullying.
Membangun Rasa Percaya Diri Anak
Mereka yang menjadi penindas selalu mencari korban yang terlihat rapuh, penakut, pemalu, tidak memiliki teman, dan tidak memiliki rasa percaya diri. Sifat-sifat tadi adalah sasaran empuk penindas. Karenanya, ajari anak untuk menunjukkan sikap percaya diri yang cukup, terutama di hadapan orang lain yang bukan anggota keluarga. Ajarkan mereka untuk bersikap ramah dan tidak bersikap malu-malu saat berbicara dengan orang lain. Karena rasa percaya diri akan membentuk mekanisme pertahanan dalam menghadapi praktek bullying
Memupuk Keberanian dan Ketegasan