Mohon tunggu...
Annisa NurSilvia
Annisa NurSilvia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

“Sesungguhnya ALLAH bersama Prasangka Hambanya”

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemaknaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi Pemuda

6 November 2020   17:22 Diperbarui: 6 November 2020   17:35 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, tidak semua pemuda memaknai PJJ sebagai kendala. Sebagian lagi merasakan keuntungan dari PJJ saat ini. Seperti fleksibelitas waktu, tempat, serta akses pembelajaran yang mudah dijangkau. Menurut DN(21) sebelum adanya PJJ ini ia ba harus bangun lebih awal untuk bergegas kekampus, menggunakan pakaian rapih, melalui macetnya ibu kota, berdesak-desakan dengan pengguna transjakarta lainnya. Berbeda dengan PJJ saat ini, ia tidak perlu bangun lebih awal, pakaian tidak terlalu terlihat dan menjadi persoalan, serta tidak perlu untuk melalui desakan pengguna trans Jakarta.

Hal serupa juga dirasakan oleh salah satu mahasiswi Biologi disalah satu perguruan tinggi negeri Bandung. Ia merasakan keuntungan bisa kembali ke Jakarta dan tinggal dengan orang tuanya. Seperti dalam pengakukannya melalui media sosial Line Chat, Jumat (06/11/2020)  "Makna PJJ buat aku jadi bisa refleksi diri dan sebenernya aku senanang. Gara-gara PJJ aku bisa jadi dirumah dan gak homesick" tutur Ismi (20).

Di luar dari kendala maupun keuntungan, beberapa pemuda memandang bahwa dengan PJJ manjadi salah satu wujud aksi nyata mereka dalam mengurangi penyebaran COVID-19. Karena tidak sedikit juga dari masyarakat yang abai atau bahkan tidak percaya dengan penyebaran virus ini. Seperti yang dikatakan oleh DP mahasiswa Ilmu Komunikasi si universitas negeri Jakarta (20) "PJJJ kan di laksanain dirumahh, kalo diliat dari tujuannya pjj untuk mencegah penularan virus, jadi yg diambil dari pjj dijadiin ajang melatih kasabaran ajaa. sabar ngerjain tugas, sabar gak ketemu temen, sabar ngejalanin proker yg pasti lebih berat ngurusinnya kalo secara daring daripda ketemu langsungg gituuu. Jadi bisa dimaknain pjj jadi salah satu bentuk upaya kita ikut serta dalam mencegah penularan virus di kampus gituu"

Hal tersebut juga dimaknai sama oleh salah satu mahasiswa Business Management di salah satu perguruan tinggi Jakarta . "Menurut saya pembelajaran jarak jauh adalah metode yang saat ini bagus untuk di terapkan di kalangan pelajar maupun mahasiswa, karena di masa pandemi seperti ini, sangatlah tidak mungkin untuk melakukan pembelajaran dengan tatap muka, namun di balik metode tersebut, terdapat kekurangan serta kelebihan nya, seperti Keterbatasan akses internet, minimnya pengawasan saat belajar, tingkat disiplin yang menurun. Tetapi terdapat juga kelebihannya seperti, lebih efisien waktu, waktu belajar fleksibel, serta dapat diakses dengan mudah

Ya selagi masih di masa pandemi seperti ini ya kita memang mau tidak mau diharuskan melakukan pembelajaran melalui jarak jauh, guna mendukung berkurangnya laju penyebaran kasus positif" ujar Thomi (20) saat saya menanyakan pendapatnya melalui Line Chat. Jumat,(06/11/2020).

Dengan beragam usia, tingkatan sekolah, perbedaan latar belakang jurusan, pemuda memiliki makna masing-masing terkait pembelajaran jarak jauh ini. Setiap pemuda menjalani PJJ ini dengan caranya masing-masing. Individu dengan latar belakang yang berbeda dapat mengalami kendala yang mungkin sama. Namun, sebagian lagi merasakan keuntungan dan mengambil pelajaran dari apa yang terjadi saat ini. Dalam satu waktu mereka terkadang harus menyeimbangkan peran yang dimilikinya. Berperan sebagai bagian dari keluarga yaitu sebagai anak atau berperan sebagai siswa/ mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Dengan cara pandang masing-masing individu mengoptimalkan diri mereka dengan keadaan yang memang sebelumnya tidak pernah terjadi. Berusaha megintegrasikan diri dengan keterbatasan yang ada serta beban yang di miliki masing-masing individu. Berharap agar kondisi ini cepat berlalu, sehingga dapat mengerjakan aktivitas seperti sediakala.

Refrensi Bacaan

Sungkono, S. (2005). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi. Majalah Ilmiah Pembelajaran, (1), 222211.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun