Apa sih fungsi otak?
Otak adalah organ yang mengontrol semua kehidupan kita. Termasuk mengontrol dalam mengendalikan pikiran, gerakan, dan perasaan. Fungsi otak sangat kompleks sehingga ketika dikaji sesuatu yang berkaitan dengan otak harus dengan melalui pendekatan lintas ilmu misalnya, psikologi, kesehatan, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Otak juga perlu untuk dikembangkan. Â Â Â
Nah, bagaimana cara mengembangkan otak?
Otak merupakan organ tubuh yang sangat penting dikarenakan otak pusat berpikir dan mengatur ataupun yang mengontrol anggota tubuh kita. Otak sama halnya dengan anggota tubuh dan organ yang lainnya yaitu memerlukan pengembangan dan latihan seperti layaknya otot. Yakni dengan cara mencari ilmu dan memberi nutrisi pada otak. Otak yang dibuat untuk mencari ilmu atau belajar maka akan mengalami pengembangan serta menjadikan otak terampil dan konsetrasi dalam berpikir.
Jika diatas membahas mengenai fungsi otak dan cara mengembangkan otak, di bawah ini kita akan membahas tentang Neuroscience. Apa kalian sudah tau dengan istilah Neuroscience?
Apa itu Neuroscience?
Neuroscience, dikenal sebagai Neural Science, merupakan ilmu pengetahuan atau studi tentang bagaimana otak berkembang, strukturnya, dan apa yang dilakukannya.
Neuroscience menjadi golongan dari subdivisi biologi. Banyak para peneliti yang mengakatakan bahwa neuroscience sama artinya dengan neurobiology.
Neuroscience golongan interdisipliner berkaitan dengan berbagai ilmu lain, termasuk pendidikan. Neuroscience memiliki cabang utama, apa aja sih yang termasuk dalam cabang utama neuroscience?
Berikut penjelasannya:
1). Affective neuroscience: penelitian langsung dengan hewan untuk melihat hubungan saraf-perilaku.
2). Behavioral neuroscience: studi dasar biologis tentang perilaku.
3). Cellular neuroscience: studi tentang neuron, termasuk bentuk dan sifat fisiologisnya pada tingkat sel.
4). Clinical neuroscience: melihat gangguan sistem saraf, sedangkan psikiatri, misalnya, melihat melihat gangguan pikiran.
5). Cognitive neuroscience: studi tentang dasar kognitif manusia dan basis saraf yang mendasarinya.
6). Computational neuroscience: studi yang mencoba memehami bagaimana otak menghitung, menggunakan komputer untuk mensimulasikan dan memodelkan fungsi otak.
7). Cultural neuroscience: melihat bagaimana keyakinan, praktik, dan nilai budaya dibentuk oleh dan membentuk otak, pikiran, dan gen selama periode yang berbeda.
8). Development neuroscience: melihat bagaimana sistem saraf berkembang pada basis seluler, mekanisme dasar apa yang ada dalam perkembangan saraf.
9). Molecular neuroscience: studi tentang peran molekul individu dalam sistem saraf.
10). Neuroengineering: menggunakan teknik rekayasa untuk lebih memahami, mengganti, memperbaiki, atau meningkatkan sistem saraf.
11). Neuroimaging: cabang pencitraan medis yang berkonsentrasi pada otak.
12). Neuroinformatics: mengintegrasikan data disemua bidang ilmu saraf, untuk memahami otak dan mengobati penyakit.
13). Neurolinguistic mempelajari mekanisme saraf di otak yang mengontrol perolehan, pemahaman, dan pengucapan bahasa.
14). Neurophysiology: melihat hubungan otak dan fungsinya, dan jumlah bagian tubuh dan bagian mereka saling berhubungan,
15-). Paleoneurology: studi tentang otak menggunakan fosil.
16). Social neuroscience: bidang indersipliner yang didedikasi untuk memahami bagaimana sistem biologis menerapkan proses dan prilaku sosial.
17). System neuroscience: studi yang mempelajari bagaimana otak bekerja untuk menjelaskan perilaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H