Jadi bisa dipastikan bahwa Adjeng bukanlah seorang penulis yang "bukan kemarin sore" dan pantas digolongkan sebagai panutannya para penulis anak bawang seperti orang ini (sembari menunjuk dada sendiri).
Dan eehh kok ada foto saya lagi orasi di depan panggung? Sempat dapat lirikan penuh makna pulak dari Adjeng. Yang pasti bukan sedang kampanye atas nama salah satu parpol, tapi saya sedang berbicara atas nama FIBI Jewelry. Jenama perhiasan kawat (wire jewelry) handmade saya yang turut menjadi pendukung suksesnya acara bedah buku Keagungan Manah.
Kenapa FIBI Jewelry menurut saya pantas hadir?
Di balik alasan sosialisasi dan extending brand image, produk FIBI Jewelry sangat mendukung semua kegiatan yang menampilkan kemandirian, prestasi dan keberadaan perempuan-perempuan imajinatif.
Adjeng dan Keagungan Manah memenuhi kriteria itu. Tak perlu 2 kali untuk berpikir, saya langsung mengiyakan tawaran Adjeng saat ingin mengajak saya berpartisipasi dalam event talkshow ini. Pun memposisikan diri saya sendiri sebagai salah seorang blogger and Indonesian author yang mendukung penuh kegiatan bernilai dari rekan seprofesi.
Gimana dengan novelnya? Saya tak punya keraguan untuk turut mempromosikan novel romantis dan kisah cinta di usia senja ini. Meski tebal sebanyak 458 halaman, novel ini tidak membosankan. Jangan kalah dengan kesabaran membalik setiap lembaran halaman yang sangat rinci dan bertaburan dengan banyak insight, terutama sudut pandang humanis kita tentang cinta di usia senja, cinta sepasang manusia yang terhalang oleh beberapa alasan.
Bagaimana nasib kisah cinta Btari dan Bayu? Temukan ending yang mengharu biru. Siapkan sekotak tissue dan bacanya jauh dari anak-anak. Golongan umur yang tentunya belum paham kenapa kita menangis hanya karena membaca buku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H