Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

"Tabir", Menyingkap Rahasia Mera

19 Juli 2022   16:12 Diperbarui: 21 Juli 2022   16:45 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TABIR. Buku karya IKA PATTE | Foto dokumentasi pribadi

Semua pelan mulai terurai saat Tabir mengajak kita untuk lebih mendekat pada orang-orang yang berada di seputar kehidupan Mera. Ada Mbok Pon, ART keluarga Mera yang sudah lanjut usia dan Mamad si supir, anak Mbok Pon, yang sudah mengabdi pada keluarga Mera bertahun-tahun.  Lalu ada Puput, sahabat Mera sejak kecil yang berprofesi sebagai psikolog yang selalu lapang mendengarkan cerita Mera.  Apapun itu ceritanya.  Seorang perempuan, yang menurut Mera, adalah seseorang dimana dia bisa meluapkan apapun yang sedang bergejolak di dalam pikirannya.

Semua tokoh-tokoh diatas menyaksikan bagaimana Mera diiringi halusinasi dan mengalami kejadian-kejadian yang hanya bisa dipahaminya sendiri.

Kesimpulannya adalah MERA SEDANG TIDAK BAIK-BAIK SAJA.

TABIR | Design dokumentasi pribadi
TABIR | Design dokumentasi pribadi

Penasaran yang awalnya sudah berjibaku di beberapa bab awal, mulai menemukan definisi yang lebih jelas.  Satu demi satu luka masa kecil Mera pun terungkap.  Tabir menggandeng dan mengajak kita, para pembaca, menyimak Mera yang terjebak dalam pergolakan batin karena luka lama yang tak kunjung sembuh dan terselesaikan dengan semestinya.

Masa kecil yang minim kasih sayang dari orang tua sendiri, baik Ibu maupun Bapak, lalu dilanjut dengan penyiksaan batin dari seorang suami yang berselingkuh dan menorehkan sakit yang begitu mendalam di hati.  Kebaikan dan kesempurnaan Mera sebagai perempuan dan istri, tak pun membawanya pada kebahagiaan.  Karena nyatanya, alih-alih mendapatkan perlindungan dan cinta hakiki dari seorang suami, Mera malah tersakiti hingga dia terjebak dalam irama kehidupan yang sungguh menyakitkan.

Perilakunya semakin aneh.  Bersenandung.  Berbicara sendiri.  Hidup bagaikan ada beban berat di pundak yang tak berkesudahan. Semua menjadi sebuah misteri, sebuah tabir, yang tak mampu membantu Mera untuk hidup lebih baik.  Tabir pun makin berkelebat dengan hadirnya sebuah bukti besar berupa gelang perak bertahtakan ukiran naga dengan dua butir berlian di bagian matanya. Gelang yang kemudian disebut sebagai Gelang Naga Antaboga.

Sekali lagi.  Mera sungguh sedang tidak baik-baik saja.  Hidupnya bergelimang rahasia yang berada diantara kenyataan, ilusi dan pergolakan batin yang sudah berkerak bertahun-tahun, terpaksa "dinikmatinya" tanpa jeda waktu.  Kesakitan hati yang justru menambah tabir, sekat penghalang, dalam kehidupan Mera.

Puncak konflik pun menyeruak.  Mengacaukan segalanya.  Saat berjuang meminta kejelasan pada ibunya di titik tertinggi konflik, Mera akhirnya menyerah, tak berkutik pada ibunya yang tetap keras hati mempertahankan tabir yang seharusnya bisa dia buka.

Menuntut pengakuan Bu Prapti ternyata tidak menghasilkan apa-apa.  Yang terjadi justru adalah menambah rasa tidak suka Pak Dipo pada Mera dan luka yang lebih mendalam di diri Bu Prapti, seorang perempuan tua yang sudah melahirkannya puluhan tahun yang lalu.

Hidup Mera pun menjadi lebih runyam dengan kesusahan yang terus bertambah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun