Inspirasi Motif Puta Dino
Untuk melahirkan kembali tenun Tidore, semua pencatatan yang sudah ditemukan selama penelitian pun dihadirkan kembali. Â Penggambaran setiap media pun diejawantahkan dan diwujudkan melalui sebuah bilik produksi yang difasilitasi oleh Ngofa Tidore.
Sebagai langkah awal adalah mengamati dan menggambarkan kembali motif tikar yang wujudnya bisa dilihat melalui dokumentasi ANRI pada 1930. Â Dari sinilah kemudian lahir 2 motif awal Puta Dino yaitu Barakati dan Marasante.
Barakati berarti yang diberkati. Â Motif ini menggambarkan mahkota yang menghadap ke atas dan kebawah serta gambar 4 penjuru mata angin. Â Hal ini juga mencerminkan pemimpin yang melindungi seluruh masyarakatnya. Â Barakati juga membawa kita untuk mengingat salah satu gelar yang diberikan kepada Sultan Nuku yaitu Jou Barakati. Â
Seorang pemimpin yang diberkati dan sangat dicintai oleh seluruh masyarakat Tidore. Â Salah seorang Sultan yang sebagian besar, puluhan tahun masa hidupnya, dilewati dengan berjuang melawan penjajah yang mencoba mendominasi Maluku. Â Perjuangan yang membuahkan kemenangan dan tercatat indah di dalam sejarah Indonesia.
Barakati juga melahirkan arti bahwa tanah, alam dan masyarakat Tidore diberkahi oleh Allah SWT.
Sementara Marasante berarti keberanian. Â Hal ini tercermin dalam daerah kekuasaan kesultanan Tidore yang begitu luas. Â Kekuasaannya meliputi daerah Seram, sebagian Halmahera, Papua, Raja Ampat dan beberapa bagian dari negara Australia. Â Suatu kisah sejarah yang menceritakan perjuangan yang penuh keberanian dan tidak mudah tapi mampu dicapai oleh Tidore.
Motif lain yang menjadi jejak awal hadirnya Puta Dino adalah Jodati yang berarti ketulusan hati. Â Kata ini sengaja disematkan untuk mengingat kebiasaan rakyat Tidore yang pada umumnya sering melakukan sesuatu bersama-sama dan mengesampingkan kepentingan pribadi.
Ketiga motif diatas yaitu Barakati, Marasante dan Jodati ditetapkan sebagai motif utama Puta Dino. Â Karena ketiga motif inilah yang pertama kali direkonstruksi dan dilahirkan kembali. Â Kemudian disusul oleh kelahiran motif-motif lain yang terinspirasi dari sejarah dan kekayaan alam Tidore.
Motif berikutnya yang menjadi bagian dari Puta Dino adalah Amo yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai buah sukun. Â Motif ini menggambarkan Pulau Tidore yang merupakan salah satu daerah penghasil buah sukun dengan kualitas baik. Â Motif ini dulunya pernah dibuat dan dilahirkan kembali.
Motif lainnya yang tak kalah indahnya adalah Kalajengking. Â Hewan ini adalah salah satu hewan sakral kesultanan Tidore. Â Kesakralannya tersebut bahkan diwujudkan pada bangunan kesultanan Tidore dan beberapa artibut kesultanan yang menggunakan bentuk kalajengking. Â