Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puta Dino Kayangan, Membidani Lahirnya Kembali Kain Tenun Tidore yang Sempat Punah

27 Juni 2022   21:14 Diperbarui: 27 Juni 2022   21:43 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setidaknya inilah yang bisa saya lakukan sebagai bentuk kecintaan terhadap tanah leluhur saya," jawab Anitawati berkaca-kaca ketika pada sebuah zoom meeting ada yang menanyakan tentang alasan kuat dibalik niatnya untuk menghidupkan kembali Puta Dino.

"Saya juga ingin agar apa yang saya lakukan ini bisa menjawab sebuah pertanyaan besar yang muncul saat melihat ketidakhadiran kain khas Tidore dalam setiap kesempatan formal.  Termasuk diantaranya upacara-upacara adat," sambungnya lagi dengan nada terharu.

Saya yakin semua yang mendengarkan penjelasan ini akan ikut merasakan betapa besar dan beratnya kecintaan Anitawati terhadap kekayaan wastra Tidore.  Seorang puteri daerah bermarga Kaicili, satu dari 5 marga terbesar di tanah Tidore, yang begitu bersemangat untuk menjadi bagian dari sejarah dan yang mengukir sejarah itu sendiri.  

Marga besar yang juga dimiliki oleh Sultan Nuku (Sri Paduka Maha Tuan Sultan Saidul Jehad el Ma'bus Amiruddin Syah Kaicil Paparangan Jou Barakati).  Salah seorang pahlawan nasional asal Maluku Utara yang makamnya hingga saat ini terawat serta terjaga dengan baik di Kelurahan Soasio dan berada hanya beberapa langkah dari Kadato Kie.

Sebelum lanjut ke rangkaian aktivitas nyata dalam rangka revitalisasi ini, yuk kita kupas terlebih dahulu apa arti nama Puta Dino Kayangan?

Seperti yang telah didiskripsikan sebelumnya, secara generik Puta Dino berarti tenun atau kain jahitan/susun sementara kata Kayangan sendiri adalah yang tertinggi atau jika mengikuti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kayangan berarti tempat dewa atau surgaloka. 

Kata Kayangan sendiri adalah ide atau sumbangan kata yang diberikan oleh Husain Alting Sjah, Sultan ke-37 dari Kesultanan Tidore yang masih memerintah hingga saat tulisan ini dibuat.  Beliau juga adalah anggota DPD RI perwakilan dari Provinsi Maluku Utara yang dilantik pada 2019.

Jadi jika kita gabungkan tiga kata tersebut di atas, maka dapatklah kita asumsikan bahwa penentuan nama Puta Dino Kayangan adalah kain jahitan/susun milik Tidore yang ditinggikan atau dimuliakan.

Puta Dino Kayangan saat ini sudah memiliki sebuah rumah tenun 2 lantai yang berada di kawasan Topo Tiga.  Letaknya tak jauh dari Kadato Kie.  Dibangun pada 2018, rumah tenun ini mulai beroperasi pada 2019. 

Pemberi dana bantuan terbesar dalam proyek revitalisasi termasuk pembangunan gedung atau rumah tenun ini adalah Bank Indonesia cabang Maluku Utara.  Sementara untuk pembelian tanah tempat berdirinya bangunan ini didanai bersama oleh banyak orang dengan menggunakan sistem wakaf.  

Masyarakat atau komunitas yang berminat diajak bergotong-royong membeli tanah tersebut untuk kemudian menghibahkannya kepada komunitas atau yayasan Ngofa Tidore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun