Menilik dari namanya, tentulah kita tahu bahwa masjid ini adalah sebuah persembahan dan penghormatan atas Laksamana Cheng Hoo. Â Seorang nahkoda berdarah Tiongkok yang pernah mampir berdagang di nusantara. Â Lewat buku sejarah yang sempat saya baca sih Laksamana Cheng Hoo sempat mampir di Sumatera dan Jawa. Â
Belum pernah ke Sulawesi. Â Tapi komunitas mualaf di Sulawesi Selatan memutuskan untuk membangun masjid ini sebagai sebuah penghargaan atas jasa beliau menyebarkan Islam dimanapun beliau berdagang.
Masjid sumbangan dari komunitas muslim Tionghoa di Sulawesi Selatan ini, berdiri tegak di Jl. Tanjung Bunga, Maccini Sombala, Tamalete atau di sebelah utara kota Makassar. Â Kepengurusan dan operasionalnya hingga kini dipegang oleh PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) cabang Sulawesi Selatan.
Dari sebuah prasasti kecil yang berada di pintu masuk ruang shalat yang berada di lantai 2, masjid ini diresmikan pada 12 April 2018 dengan penandatangan prasasti Hj. Ramlah Kalla Aksa. Â Adik kandung mantan Wapres RI ke-10 dan ke-12, H. Yusuf Kalla, yang kemudian menikah dengan H. Aksa Mahmud, pengusaha kakap Sulawesi yang mendirikan rangkaian usaha sukses dengan bendera Bosowa Corporation.
Berkeliling memotret, saya terbawa dejavu mengingat Masjid Muhammad Cheng Hoo yang berada di Palembang dan Surabaya. Â Ketiganya hadir dengan kombinasi warna yang sama, antara merah, kuning, hijau dan putih. Â Di Makassar ini, selain urusan warna, masjid Muhammad Cheng Hoo juga memadukan keunikan bangunan khas Tionghoa dan Bugis. Â Salah satu suku yang ada di Sulawesi Selatan. Â
Mulai dari warna merah yang mendominasi hingga kubah yang berbentuk seperti pagoda serta roster-roster bersudut segita panjang-panjang yang bertebaran di setiap sudut dan sisi masjid. Â Kehadiran roster ini membuat tampak luar bangunan jadi nyeni dan estetik plus tentu saja istagenic untuk ditampilkan di akun media sosial kita.
Tak jauh dari masjid ada bangunan 2 lantai berwarna hijau yang adalah madrasah hafidz Qur'an. Â Saat saya memotret tampak serombongan anak-anak berseragam (berjubah hijau) yang berjalan dari gedung tersebut menuju masjid. Â Dibimbing oleh seorang pria dewasa, mereka berkumpul di dalam masjid untuk mengaji dan menerima arahan dari pria tersebut. Â Lantunan ayat suci Al-Qur'an terdengar merdu dan sangat menyejukkan hati.
Saya mendadak bermunajat. Â Memohon kepada Allah SWT untuk memudahkan semua urusan anak-anak saya. Â Menjadikan mereka anak yang sholeh dan sholeha serta menjadi manusia yang membawa manfaat bagi orang lain. Â Mendoakan juga untuk suami dan diri sendiri agar disehatkan, dimurahkan rezeki dan diberi kesempatan terus berdua, berjodoh dunia akhirat. Â Aaahhh masjid selalu bisa menghanyutkan perasaan ya.
MASJID 99 KUBAH