Maka, entah kesambet apa, saya malah lancar menulis, membaca kembali semua script yang ada. Â Bahkan mampu melupakan kepedihan atas puluhan naskah yang sempat hilang. Â Â
Saya malah lancar membuat mind mapping naskah-naskah baru lalu menghimpunnya kembali menjadi artikel-artikel yang fresh from the oven. Â Penentuan dan pemilihan tema inti pun langsung diputuskan tanpa keraguan. Â Termasuk menentukan dengan siapa naskah-naskah tersebut akan berlabuh dan saya percayakan untuk diterbitkan. Â
Proses yang Sangat Dimudahkan
Gak ada yang tidak mungkin jika kita benar-benar niatkan. Â Mungkin itu kalimat yang paling tepat untuk saya saat itu.
Pelan tapi pasti semua kegalauan terkikis. Â Penentuan tema yang tadinya mampet malah langsung saya putuskan. Â Pengalaman hidup bertetangga selama tinggal dengan orangtua dan keluarga sendiri langsung merangsek menjadi candidate utama. Â Seperti apa hardcover, layout di dalam, termasuk imaginasi cover depan pun beruntun terpecahkan. Â
Dan karena mengejar waktu, saya menggandeng seorang ilustrator untuk membantu saya menghadirkan karya-karya yang mewakili beberapa cerita. Â
Meski sesungguhnya saya bisa mengerjakannya sendiri tapi kesadaran akan terbatasnya energi akhirnya lebih dikedepankan. Â Jadi saya bisa berkonsentrasi pada tahap proof reading dan merencanakan langkah-langkah promosi yang tentunya akan sangat dibutuhkan.
Semua sungguh dimudahkan tanpa hambatan yang berarti, hingga buku Tetangga kok Gitu hadir secara resmi di hadapan publik pada awal September 2021.
Menanti Kelahiran Buku Solo ke-2