Wajah-wajah segar dan kenyang membawa kami kembali melaut. Kali ini perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Tanjung Kelayang, titik awal keberangkatan kami tadi pagi, kemudian disambung dengan jalan darat ke Pantai Tanjung Tinggi.
Waktu 30 menit berkendara yang sejatinya bisa dimanfaatkan untuk tidur barang sebentar, justru terisi dengan guyonan tanpa putus di dalam mobil.Â
Lagi-lagi celotehan Bang Mamay dan obrolah sahut menyahut tentang berbagai topik, bikin gatel mulut untuk terus ikutan berkicau. Judulnya "gak ada lo gak rame" dah.
Barisan mobil middle van, deretan resto, warung, dan pedagang yang mengendarai motor, mengisi hampir di setiap sudut parkir Pantai Tanjung Tinggi.
Pantai yang dikenal juga dengan sebutan Pantai Laskar Pelangi ini dahulunya sempat digunakan sebagai tempat shooting film terkenal berjudul Laskar Pelangi.
Hari menjelang sore ketika kami sampai di sini. Matahari pun terlihat mulai bersiap-siap meninggalkan peraduannya. Saat-saat sunset yang memang ditunggu oleh para pengunjung.Â
Batu-batu granit berukuran grande yang menempel merata di setiap pinggir pantai, menjadi obyek foto yang menyempurnakan indahnya waktu-waktu berharga sambil menunggu sang mentari beristirahat.Â
Banyak wisatawan, dengan sabar berkumpul dan berdiri di atas batu-batu yang rupawan ini, untuk tujuan sunset tadi. Tapi sayang, kami belum beruntung.Â
Langit mendadak pekat tertutup awan-awan hitam dan menghalangi pemandangan indah yang sudah kami tunggu.Â
Tak ingin pulang dengan kekecewaan, kami memutuskan untuk berpose di beberapa sisi batu dan menghabiskan waktu merekam kebersamaan yang (akan) jarang kami alami. So, let's these pictures talk about us and our precious times at Tanjung Tinggi Beach.
KENANGAN TAK TERLUPAKAN