Melanjutkan penelusuran ke ruangan berikutnya, kami harus melewati sebuah lubang bulat dengan diameter kira-kira 1.5m. Â Ngepas banget. Â Kita pun harus menunduk setinggi dengkul orang dewasa (kira-kira setinggi saya) untuk bisa melalui lobang ini.Â
Memasuki ruang ke-2 dari 7 ruangan yang ada, kami bertemu dengan ruangan khusus untuk komandan, ruang kerja, dan ruang makan. Â Di sini agak lebih lega, tidak sepadat ruang torpedo tadi.
Bagian berikutnya adalah ruang komando. Â Masih dengan padatnya peralatan, malah jauh lebih compact dibandingkan dengan ruangan sebelumnya, di tempat ini ada sebuah periskop. Â
Alat yang digunakan sebagai pengintai saat kapal hendak muncul di permukaan. Â Dilengkapi dengan lensa 2 mata, besi body alatnya kokoh dan terlihat berat untuk ditarik menyesuaikan tinggi si pengguna.
Selanjutnya akan ada ruangan lain, seperti ruangan awak kapal, beberapa ruang mesin, lalu diakhiri dengan ruangan penyimpanan torpedo di bagian buritan. Â Di ruangan awak kapal, ada beberapa bangku panjang dengan dudukan hitam yang bertumpuk di ke-2 sisi. Â Asumsi saya sih ini digunakan sebagai tempat tidur awak kapal
Jumlahnya tidak banyak tapi butuh refleks yang mumpuni saat hendak bangun karena jarak tumpukan antara kasur itu pendek banget. Â Tidur juga gak boleh lasak karena lebarnya hanya sekitar 50cm. Benar-benar selebar badan pria dewasa yang beratnya gak lebih dari 80kg. Â Kebayang ya seandainya tidurnya gak bisa diem, musti sering nggelundung dah itu.
Oia, di salah satu ruangan ada satu meja khusus yang menampilkan sederetan foto Komandan KRI Pasopati 410 dari awal beroperasi sampai benar-benar diistirahat pada pertengahan 1989.
Sebagian besar berpangkat Mayor, tapi ada juga yang berpangkatkan Kapten. Â Saya dan Zulfa sibuk memperhitungkan usia kami saat kapal selam ini masih aktif digunakan oleh TNI AL. Â Saya cukup membusungkan dada karena di saat kapal ini berhenti beroperasi saya sudah hampir lulus kuliah.
Sementara Zulfa baru lahir di pertengahan periode tersebut. Â Padahal apalah yang perlu diramekan, wong kami berdua dikala itu tak seorangpun ngeh sama alusita yang dimiliki oleh TNI AL.
BTW, saya tidak menemukan fasilitas MCK dan mandi untuk seluruh awak kapal. Â Satu hal yang tadinya ingin saya tanyakan ke para petugas, tapi kelupaan sampe akhirnya berada di atas motor menuju jembatan Suramadu.
Fasilitas Lain di Monkasel
Melengkapi kebutuhan layaknya tempat wisata, Monkasel juga menyediakan beberapa fasilitas yang dapat diakses atau dinikmati oleh pengunjung.