Mei, istri dari Chef Ragil, dan sudah mengelilingi ratusan kabupaten yang ada di Indonesia ini, begitu lugas menyampaikan pengalaman beliau saat menjelajah dan menemukan rangkaian sumber daya alam di kawasan Wallacea. Â Ada berbagai bahan baku (bahan dasar) yang digunakan oleh masyarakat setempat sebagai materi utama dari produk kuliner mereka. Â Produk akhirnya pun tentu memiliki kekhasan tersendiri, baik dalam sajian visual maupun rasa dan mencerminkan identitas mereka sebagai daerah yang kaya akan rempah dan beberapa item yang hanya ada di sana.
Beberapa makanan yang ditampilkan Mei dan dibagi berdasarkan daerah asalnya adalah sebagai berikut. Â Di Sulawesi ada Kapurung, hidangan khas Bugis yang umum didapatkan di Luwu, Sulawesi Selatan. Â Terbuat dari bubur sagu yang disajikan dengan kuah ikan atau ayam serta sayur-sayuran dan jagung. Â Di Maluku ada Kue Bagea, kue khas Maluku Utara (yang masuk dalam zona Wallacea). Â Kue ini menggunakan bahan dasar utama tepung sagu, kenari, kayu manis, cengkeh, gula dan soda kue. Â Di Nusa Tenggara ada Se'i. Â Hidangan khas pulau Rote berupa daging asap yang sebelumnya diberi bumbu bawang merah, bawang putih, dan garam. Â Direndam selama satu malam, melewati proses pendinginan, lalu diasap sampai matang. Â Se'i bahkan sekarang lagi populer di tanah air. Â Saya termasuk salah seorang yang sering mengkonsumsinya karena di Cikarang sudah ada beberapa restoran yang menghidangkan khusus Se'i (Se'i sapi).
Menelusuri lebih lanjut tentang berbagai kuliner di zona Wallacea, Mei menemukan berbagai kekhasan yang wajib kita ketahui. Â Diantaranya adalah:
Menggunakan UMBI sebagai bahan utamanya. Â Seperti singkong, ubi, talas/ubi jalar. Â Disajikan dengan dicampur di dalam sup, dikukus maupun digoreng;
Jika warga di pinggir laut lebih banyak mengkonsumsi ikan dan hasil laut lainnya, warga di pedalaman memilih untuk menyantap DAGING (babi atau kerbau) yang umumnya dihidangkan dalam acara-acara adat;
JAGUNG khususnya di Nusa Tenggara digunakan sebagai hidangan utama untuk beberapa resep dan staple food seperti Jagung Titi;
Bahan lainnya adalah PISANG. Â Buah, bunga dan batangnya, bisa dijadikan bahan makanan. Â Sementara daunnya digunakan sebagai bagian dari proses memasak.
Lewat webinar ini juga, Mei yang sekarang sedang menyusun buku tentang resep tradisional nusantara, ingin menyampaikan beberapa isu tentang wisata yang sepertinya (sangat) tepat dan penting untuk disampaikan ke publik. Â Beberapa hal yang menurut saya akan menjadi faktor penentu dalam pelestarian kuliner nusantara.
Menggunakan BAHAN LOKAL yang tersedia di masing-masing daerah. Â Selain menjadi pengalaman tersendiri bagi para penikmat, bahan lokal juga bisa menjadi ciri khas yang akan dikenal dan dikenang;
Mengangkat RESEP LOKAL. Â Sehingga sajian yang disajikan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan;
PRODUK ARTISAN. Â Daripada menggunakan produk sachet, ada baiknya jika menghadirkan minuman-minuman lokal dalam wadah yang menarik. Â Selain lebih berkesan, cara seperti ini akan mengurangi penggunaan plastik. Â Salah satu wujud dari tindakan mencintai dan menjaga keterbelangsungan bumi;
STANDARD HIGIENIS. Â Menjaga kebersihan tentunya adalah hal penting yang wajib dijaga. Â Terutama untuk daerah-daerah wisata yang sarat akan pengunjung. Â Bersih tentu saja menciptakan kenyamanan, keamanan dan kesehatan. Â Menjaga kebersihan juga akan mencerminkan identitas diri kita.
"On the spiritual theory. Â Man consists essentially of a spiritual nature or mind intimately associated with spiritual body or soul. Â Both of which are developed in and by means of a material organism" (Afred Russel Wallace)
Terimakasih saya sampaikan untuk Omar Niode Foundation, The Climate Reality Project Indonesia, dan World Food Travel Association atas penyelenggaraan webinar yang berlimpah pengetahuan ini. Â Semoga event berkualitas seperti ini bisa lebih mengenalkan Wallacea secara lebih luas lagi, khususnya kepada masyarakat tanahair. Â Kecintaan terhadap keindahan alam dan kekayaan kuliner (khususnya di zona Wallacea) akan semakin bertumbuh dan melahirkan para petualang dan penulis materi kuliner yang handal dan berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H