Adapula taubat seorang hamba akan diterima oleh Allah jika terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:Â
1) Meninggalkan kemaksiatan yang dilakukan karena Allah. Kemaksiatan terbagi menjadi 2: meninggalkan kewajiban dan melakukan hal yang diharamkan. Jika kemaksiatannya adalah meninggalkan kewajiban, maka taubatnya adalah dengan melakukan kewajiban itu. Contoh: orang yang yang selalu berbohong kepada orang lain, maka taubatnya adalah dengan nerubah sikapnya menjadi orang yang jujur. Sebaliknya, jika kemaksiatannya adalah melakukan hal yang dilarang, seperti meminum minuman keras, seks bebas dll taubatnya adalah dengan menjauhi minum-minuman keras segaka hal yang dilarang dalam agama islam.
2) Menyesal atas perbuatan dosanya. Tidak dianggap bertaubat seseorang yang tidak menyesali perbuatannya.Â
3) Bertekad kuat secara jujur dan ikhlas untuk tidak mengulangi perbuatannya selama-lamanya.Â
4) Jika dosa itu terkait dengan hamba Allah yang lain, maka berusaha untuk mengembalikan haknya atau meminta maaf. Contohnya ketika menggibahkan keburukan teman sendiri kepada orang lain sehinngga orang yang menggibah tersebut harus meinta maaf kepada orang yang telah digibahkan keburukannya.
Taubat dan istighfar sangat penting karena mereka memungkinkan seseorang untuk memperbaiki hubungan mereka dengan Allah, membersihkan diri dari dosa-dosa, dan mendapatkan keampunan serta kedamaian batin. Ini adalah langkah-langkah penting dalam menjaga spiritualitas dan keberkahan dalam hidup.
Dari pidato saya rangkum point-point penting yang telah saya sampaikan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Taubat dan istighfar penting untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ampunan-Nya.Â
2. Â Kisah Nabi Adam AS menunjukkan pentingnya taubat dan istighfar.
3. Taubat memungkinkan perbaikan hubungan dengan Allah, membersihkan dosa, dan mendapatkan kedamaian batin.Â
4. Generasi Z perlu menjaga iman dan spiritualitas dari pengaruh budaya luar dengan bertaubat dan beristighfar.Â