Mohon tunggu...
Anni Rosidah
Anni Rosidah Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku Arah Cahaya

Jaga Selalu cita-cita dan mimpimu. Jangan Pernah kau padamkan. Mesti setitik, cita-cita dan mimpi itu akan mencari jalannya

Selanjutnya

Tutup

Book

Arah Cahaya Part 26 (Ibu, Keramat yang Nyata)

12 September 2023   10:19 Diperbarui: 12 September 2023   10:29 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ria, sekretaris redaksi tempat Cahaya bekerja juga sudah hampir sebulan memutuskan berhenti karena suatu masalah. Akhirnya Cahaya yang merangkap sebagai sekretaris redaksi, wartawan dan redaktur juga. Cahaya segera mengambil radio yang ada di meja kerjanya. Ia mencari program acara sesuka ibu jari dan jari telunjuk memutarnya. Di sela-sela memutar setasiun radio, ter-dengar seorang penyiar laki-laki beserta narasumbernya.

"Silakan untuk kamu yang lagi punya masalah, bingung mau cerita ke mana. Di sini aja, kita bisa cerita dan dapat solusinya. Silakan cerita masalahmu dengan sms di nomer berikut," kata seorang penyiar di radio swasta yang menyebutkan nomer telepon di sela-sela siaran.

Mendengar siaran tersebut, Cahaya langsung mencatat nomer telepon di HP-nya. Segera ia menulis sms tentang kegalauannya. Saat itu, Cahaya sedang sendiri di kantor sambil menye-can beberapa foto dan disimpen di file berita di halaman pertama surat kabarnya.

Tanpa menunggu lama, sms yang tadi dikirimnya sudah dibacakan oleh suara merdu penyiar. Saat penyiar membacakan probelamtika salah seorang pendengar, tiba-tiba Pemilik surat kabar yang juga Bos Cahaya muncul mengagetkannya dari belakang tempat duduknya. Langsung Cahaya memutar tempat duduk putarnya.

"Lho, Ya, ini kok mirip dengan masalahmu yang sedang dibahas. Jangan-jangan kamu yang sms?" tanya Bosnya ingin tahu.

"Hmmmm." Cahaya hanya tersenyum sambil mendengarkan ulasan si penyiar dengan seksama.

"Menurutku sih kamu tidak membutuhkan solusi lain. Ibumu sudah memberi solusi yang tepat. Yakni dengan melakukan pernikahan di pihak pengantin putra sesuai adat yang berlaku di tempatmu karena istilahnya kamu ngelangkahin kakakmu menikah. Nanti calon suami kamu juga harus memberi hadiah kepada kakak kamu," tambahnya, "Apalagi hubunganmu dengan kakak perempuanmu sangat baik. Ibumu sudah setuju, kakakmu tidak mempermasalahkan jika mau menikah dulu. So, lanjut. Semoga bahagia ya," imbuh penyiar yang mampu memberikan solusi untuk kegalauan Cahaya.

Akhirnya Ahmada meminang Cahaya juga.

Sebulan setelah lamaran, mereka pun melakukan ijab qobul. Setelah menikah, Ahmada dan Cahaya memutuskan langsung mengontrak rumah, tidak menjadi satu dengan mertua. Meski tak bergumul dengan harta melimpah, mereka tampak bahagia. Ahmada bekerja sebagai pekerja bank swasta, dan Cahaya bekerja di media lokal di kotanya. Dua tahun setelah menikah, Cahaya memutuskan berhenti bekerja. Melepaskan dan menggantungan impiannya untuk bisa bekerja di media nasional, menjadi presenter berita terkenal untuk menjadi ibu rumah tangga. Kini fokusnya adalah mengurus suami dan putri kecilnya. Kini ia tak lagi berambisi ingin meraih cita-cita yang sungguh sangat diimpikannya.

Belasan tahun lamanya, akhirnya orang tua Cahaya sudah rukun di hari tuanya. Abdul yang jatuh saat kutbah Jum'at di masjid desanya, ternyata terkena serangan struk. Tapi untungnya masih bisa sembuh meski sebagian anggota tubuh bagian kirinya lumpuh. Meski demikian, bapaknya masih bisa berjalan dengan bantuan tongkat berkaki tiga. Untuk ke kamar mandi, ia dibantu oleh Mardiyah yang kini menjadi teman setia di hari tuanya.

Kesabaran sang ibu dari godaan sang bapak yang sangat menguji kesabaranya waktu muda telah dapat dilaluinya. "Sungguh janji Allah pasti adanya. Jadikan sabar dan salat sebagai jalan yang akan menuntun manusia menjalani garis takdir hidupnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun