Susanto menambahkan media pembelajaran pada hakikatnya merupakan wahana untuk menyampaikan pesan atau informasi berupa alat peraga dan bahan ajar untuk mencapai tujuan atau kompetensi pembelajaran yang telah dirumuskan, oleh karena itu diperlukan media dalam proses tersebut.
Jika ditinjau dari namanya, yaitu technological, pedagogical, content, knowledge, TPACK terdiri dari tiga komponen berikut teknologi, pedagogik, konten pengetahuan. Ketiga komponen ini tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Bagaimana tidak, kehadiran teknologi diharapkan mampu berkolaborasi dengan ranah pedagogik guru untuk menghasilkan konten pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. Hal itu sejalan dengan konsep pendidikan yang ditekankan di abad 21 di mana guru dituntut untuk mahir dalam mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran.
Sementara itu, TPACK juga memiliki kekurangan yang dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi yaitu membutuhkan infrastruktur tambahan, berupa penyediaan perangkat teknologi, Jika guru tidak bisa mengawasi peserta didiknya dengan cermat, teknologi rentan disalahgunakan, bagi peserta didik yang masih gagap teknologi, bisa tertinggal dengan temannya yang mahir teknologi, akses internet yang belum merata bisa meningkatkan kesenjangan kualitas pendidikan, dan jika guru belum begitu mahir menggunakan teknologi, maka waktu guru tersebut bisa tersita hanya untuk fokus pada pemahaman teknologinya.
Kecanggihan teknologi sebenarnya sangat memudahkan para pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Siswa pun akan terlibat aktif dalam pembelajaran karena antusias mereka pada pembelajaran tersebut. Namun tetap saja hal tersebut dapat terlaksana dengan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah yang menunjang pembelajaran. Guru sebagai sumber informasi di kelas harus selalu siap merespon kondisi apapun yang terjadi dikelas.