Mohon tunggu...
Anne Levwingston
Anne Levwingston Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2023 Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi saya adalah Membaca dan Menulis sebuah karangan yang bisa dikenang semua orang selamanya, saya sangat berminat pada dunia kependidikan, bahasa, sastra, sejarah, film, dan berbagai hal yang menurut saya akan menjadi konspirasi karena saya sangat menyukai hal yang misteri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secercah Harapan dalam Kegelapan

2 September 2024   09:35 Diperbarui: 2 September 2024   09:38 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halin segera mencari sumber suara dan akhirnya menemukan Damari dan Surya yang terjebak di reruntuhan bekas kamar mereka. Kedua anak kecil itu terlihat sangat ketakutan dan kedinginan.

"Kak Halin!" seru Damari, mata mereka yang masih basah dengan air mata.

Halin melihat Damari yang kesusahan menahan kayu agar tidak jatuh pada dirinya dan terus mencoba untuk menarik Surya yang kakinya terhimpit. Halin berusaha meraih mereka dan membantu mereka keluar dari reruntuhan. Dengan susah payah, Halin berhasil mengangkat puing-puing yang menimpa mereka dan menyelamatkan mereka dari situ.

Halin memeluk kedua adiknya dengan erat, air mata mengalir di pipinya. "Kalian baik-baik saja?" tanyanya dengan suara gemetar.

Damari dan Surya mengangguk lemah. "Kami takut, Kak," jawab Surya sambil menggigil.

"Kita harus segera pergi dari sini," kata Halin. "Mari kita cari tempat yang aman."

Dengan hati yang berat, Halin membawa Damari dan Surya menjauh dari reruntuhan. Mereka harus segera mencari tempat yang aman, mengingat seluruh desa terdampak oleh bencana ini.

Halin dan adik-adiknya berlari ke arah yang lebih tinggi, menjauh dari pantai. Mereka melewati puing-puing dan reruntuhan yang menutupi jalan, berharap menemukan tempat yang aman. Setelah beberapa jam berlari dan mencari, mereka akhirnya menemukan sebuah panti asuhan yang baru saja dibuka sebagai tempat perlindungan bagi korban bencana. 

Halin dan kedua adiknya meminta izin untuk menetap sementara sampai keadaan membaik dan petugas disana yang ramah dan baik itu mengizinkan. Dua minggu lamanya mereka menetap disana, mendapatkan perlindungan, dan kebutuhan lainnya.

Setelah keadaan mulai membaik serta Halin dan kedua adiknya mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan baru mereka, sebuah kejutan tak terduga datang. Seorang keluarga kaya raya yang mengetahui keadaan mereka melalui berita bencana, datang ke panti asuhan untuk bertemu dengan Halin dan adik-adiknya.

Keluarga tersebut, yang terdiri dari seorang pasangan suami istri dan dua anak remaja, menyatakan keinginan mereka untuk mengadopsi Halin dan adik-adiknya. Mereka menawarkan rumah dan kehidupan yang penuh kasih sayang serta kesempatan pendidikan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun