Bahkan jalan yang sempit itu, kini sudah bertambah luas dan mudah untuk dilalui oleh siapa pun. Tetapi, mengapa justru banyak yang memilih untuk mundur?
Bukankah waktunya sebentar lagi akan tiba? aku sudah bisa melihat cahaya itu meski masih belum bisa dijangkau.
Sama seperti pertama kali memberanikan diri untuk melewati jalur ini, yang kutahu ada sesuatu yang indah di sana.
Kita yang dulu bergandengan kini satu persatu menghilang, digantikan dengan yang baru.
Kutipan tadi lalu menyadarkanku kembali bahwa hidup memang tentang kehilangan. Kau tidak akan bisa bertumbuh tanpa melalui kehilangan tersebut.
Tentu saja tidak sedikit yang justru takut dan menyangkal kenyataan pahit tersebut. Entahlah, perubahan itu memang terkadang begitu menakutkan hingga membuat kaki enggan untuk melangkah ke depan.
Mungkin satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan mulai melepaskan kepalan erat pada kehidupan dengan tangan yang terbuka lebar.
Ketika memang sudah saatnya berubah, biarkan dia bertumbuh atau pergi sebagaimana mestinya.
Tentu saja tidak mudah seperti saat mengatakannya, tetapi itu akan jauh lebih baik untuk dicoba daripada terus menahan rasa sakit yang berat setiap kali kehilangan.
Sudahkah aku mengenal diriku dengan baik? Apakah aku sudah benar-benar melakukan apa yang kuinginkan? Atau justru aku hanya terfokus dengan peran untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya?
Pengalaman mereka yang berada di ambang kematian sungguh menyadarkan bahwa hidup adalah hadiah dari Tuhan yang tidak bisa dimiliki selamanya.***