8. Hoax sudah menjadi bisnis besar, yang notabene para penyedia jasanya justru dengan senang hati menerima order dari kedua belah pihak yang berseteru, wani piro saja seperti di pengadilan, hehe..
Salah satu contoh perang hoax terbesar adalah di Suriah, kita yang bukan berada di lokasi, hanya bisa bingung, mau membela Erdogan, tapi kok dia berkoalisi dengan USA yang notabene trainernya ISIS?
Mau membela Assad, tapi kok dia berkoalisi dengan Rusia dan China yang komunis? Nah lu..
Bahkan penduduk Suriahpun dapat dengan mudah dikelabui siapa yang menyerang dan membunuh mereka, katakanlah ada sebuah situasi dimana ada sekelompok tentara membunuh dan memperkosa penduduk, dari mana kita tahu kelompok tentara itu dari pihak mana?
Bagaimana bila mereka menyamar dengan seragam dan atribut musuhnya?
Itulah PROPAGANDA.
Propaganda semakin gila dengan adanya era digital sekarang, semua foto dan video bisa diedit sesuai dengan apa yang pengedit inginkan.
Dan parahnya, bila berita hoax dan propaganda dilakukan dengan target market penduduk negara berkembang yang pendidikannya rendah, mudah percaya dan bersumbu pendek = habislah sudah kacau balau diadudomba.
Jangan-jangan sosmed yang notabene dimiliki asing SENGAJA MEMBIARKAN dan tertawa terbahak-bahak melihat kita yang bukannya rajin belajar dan bekerja, tetapi justru setiap hari rajin kecanduan hoax?
Lalu bagaimana solusinya?
Sederhana saja, yaitu hapus anonymous/pribadi tanpa nama-identitas di dunia digital!