Membunuh tanpa tanda "dan bukan kiasan, karena memang faktanya jumlah dokter yang "sengaja" dibatasi telah menyebabkan puluhan/ratusan ribu nyawa melayang setiap tahunnya. Jumlah memang harus dijaga proporsional, tetapi bukan sengaja dibuat kurang, apakah supaya yang ada sekarang berlimpah-limpah income-nya? Entahlah, silakan ditanyakan sendiri kenapa.
Masih adakah empati di dunia kedokteran Indonesia? Penulis percaya masih ada, dan mudah-mudahan empati yang masih tersisa sedikit tersebut cukup untuk melakukan perubahan ke depannya karena mimpi bangsa ini bergantung pada kesehatan rakyatnya.
Sumber berita:
Bertemu di Sochi, Ketua Mahasiswa Rusia Curhat ke Jokowi
Indonesia Kekurangan Dokter Bedah Jantung Anak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H