Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

(Friday Ideas-4) Bom Waktu Bernama BPJS Kesehatan - Bagian 1

11 Maret 2016   17:13 Diperbarui: 19 Maret 2016   08:25 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Bom Waktu BPJS Kesehatan, sumber gambar : kompas.com"][/caption]

Seperti yang kita ketahui di berita akhir-akhir ini, media banyak memberitakan tentang defisit BPJS Kesehatan tahun 2015 yaitu 5,85 Trilyun dan potensi defisit tahun 2016 adalah 11 Trilyun.

Meski sudah defisit, ternyata para Dokter tetap demo di depan Istana Negara beberapa waktu lalu, menjerit gaji yang tidak mencukupi, paket obat/tindakan (Ina Cbgs) yang membuat para dokter harus nombok, kebijakan obat generik yang tidak memihak rakyat, dst.

Kok bisa defisit sih bro? Bukannya iurannya trilyunan?

Ingin mengetahui mengapa BPJS defisit sangat mudah, karena slogan yang digunakan sejak awal sudah agak salah, yaitu orang sehat mensubsidi orang sakit.

Kenapa salah? Karena itu perbandingan horizontal, secara sekilas memang orang sehat lebih banyak dari orang sakit dalam waktu yang sama, tetapi lebih banyak itu berapa banding berapa? Dan biaya rata-rata orang sakit itu berapa? Data ini sama sekali belum jelas.

Ambil contoh simple saja, cuci darah yang bisa 10 juta per bulan/orang, itu sudah iuran 200 orang. Atau 1x operasi jantung/pengobatan kanker 100 juta, sudah iuran 2000 orang!

Tetapi bila kita menggunakan logika sederhana dengan "perbandingan vertikal" maka secara gamblang kita akan memahami bahwa minusnya banyak, buanyaaaaakkkk (jadi iklan tokopedia nih, hahaha)

"Perbandingan vertikal' itu yang seperti apa? Pebandingan per individu orang sejak dia lahir sd meninggal, biaya yang dibutuhkan berapa.

Contoh : katakanlah si A ikut bpjs sejak lahir dengan iuran katakanlah premium 50ribu/bulan, atau 600ribu/tahun, dengan begitu saat usia 70 tahun, dia HANYA membayar iuran sebesar total 42 juta.

Mari kita jawab dengan jujur, adalah orang zaman sekarang yang sehat-sehat hingga usia tua, meninggal dunia dengan nyaman saat tidur tanpa mengeluarkan biaya? Hampir tidak ada! Semua orang diatas 65 tahun menderita banyak penyakit, dari kanker, jantung, diabetes dan komplikasinya, tulang dst.

Itulah kenapa tidak ada satupun asuransi swasta yang mau menerima usia lansia diatas 65 tahun, karena 99% sakit! Mau menerimapun biasanya perpanjangan, karena yang bersangkutan sudah ikut dari muda, dan iuran asuransi swasta itu bukan 600ribu/tahun tapi jutaan, bahkan puluhan juta/tahun!

Cukupkah 42 juta itu untuk membiayai si A? Berikut simulasi biaya pengobatan yang pasti terjadi dalam kehidupan seseorang :

  • Imunisasi lengkap dari bayi sd remaja saja sudah jutaan
  • Cabut dan tambal gigi, dan akhirnya gigi palsu, bisa puluhan juta (karena itu asuransi swasta tidak pernah ada yang mau mengcover gigi)
  • Mata dalam periode kehidupan 90% bermasalah, gonta ganti kacamata, operasi katarak dst juga jutaan (asuransi swasta juga jarang yang mau mengcover ini)
  • Sepanjang hidup, sakit ini itu, demam berdarah, tifus, maag, infeksi paru, merokok dll yang merupakah wabah di Indonesia.
  • Biaya dokter, test (rontgent, scan dst), laboratorium sepanjang hidup (tidak ada orang yang dari bayi hingga 70 tahun tidak pernah ke dokter)
  • Melahirkan, komplikasinya, program KB yang jutaan hingga puluhan juta
  • Belum mempertimbangkan operasi minor, amandel, usus buntu dll yang juga umum terjadi.

Dari yang umum saja, biaya kesehatan sejak lahir sd 70 tahun dijamin 42 juta sudah habis, bahkan kurang.

Nah sekarang kita lihat penyakit2 tambahan saat lansia :

  • Diabetes, darah tinggi, kolestrol, stroke dan komplikasinya, bisa jutaan puluhan juta
  • Jantung, 1 x pasang ring 50 juta, kalau pasang ring banyak (sering kita temui saat ini orang pasang ring 2-8), tinggal dikalikan saja.
  • Bypas jantung 150juta, lain2 tindakan intervensi jantung lainnya juga puluhan/ratusan juta
  • Patah tulang, osteoporosis dan masalah tulang lainnya jutaan, kalau operasi ratusan juta
  • Kanker, puluhan-ratusan juta (kita lihat sana sini, hampir semua orang kena kanker sekarang).
  • Gagal ginjal, rata2 10juta/bulan, seumur hidup!
  • Operasi2 lainnya,
  • Dst. (dan semua yang disebut diatas adalah yang umum, belum mempertimbangkan penyakit langka/aneh2).

Bisa ratusan juta-milyar bro biaya kesehatan 1 orang dalam hidupnya!  Jadi darimana biaya untuk mengcover kekurangan iuran si A tadi? Padahal kita semua setiap individu adalah seorang A.

Apalagi dengan makin canggihnya alat diagnosa, semakin lama semakin banyak yang didiagnosa sakit.

Dengan kata lain, semakin lama, BPJS akan semakin minus dan benar-benar bom waktu yang bila tidak ada terobosan, maka akan meledak sewaktu-waktu!

Bukan hanya bom waktu, tetapi bisa jadi "killing fields" (pembantaian) juga, bila dulu operasi jantung orang berusaha pinjam sana sini dan operasi segera, sekarang mereka menunggu jadwal operasi bpjs 1-2 tahun sambil berdoa pasiennya belum meninggal saat jadwal tiba, di kemudian hari, bila tanpa perubahan, dijamin waktu tunggu operasi jantung jadi 10tahun (operasi dalam kubur x ya?, hahaha)

Bila dulu obat disuruh beli sendiri, rakyat berusaha keras membelinya, sekarang dokter harus meresepkan obat seadanya yang dicover BPJS, tanpa bisa peduli bagaimana hasilnya.

Pemerintah dan BPJS mengatakan "ooo, tidak apa2, masih seimbang kok pengeluaran dan pendapatan dst", ya, benar masih seimbang, karena apa?

Karena pemerintah bukannya mencari pendapatan (solusi), tetapi menekan pengeluaran!

Dengan cara apa? Dengan mempersulit rujukan, membatasi jenis obat dan ketersediaannya, membuat orang harus antri dokter seharian, antri operasi bertahun-tahun, dst semua yang bisa membuat pasien putus asa dan akhirnya membayar sendiri. 

Pendek kata, orang miskin sekarang boleh sakit (ke RS), tapi tidak boleh sehat (karena fasilitas dan obat minim semua)!

Apakah mereka para pejabat merasakannya? TIDAK, lha wong mereka dan karyawan BPJS malah pakai asuransi swasta dengan biaya ratusan ribu/jutaan per bulan! (ditanggung negara pula). Mereka melenggang di RS Swasta bagaikan raja, dengan alat dan obat lengkap dan terbaik!

Tanpa merasakan apa yang dirasakan rakyat, mana bisa keluar solusi?

Tidak heran para dokter saat demo mengatakan program BPJS ini hanya pencitraan, tepatnya pencitraan pemerintah yang lalu yang dengan senang hati dilanjutkan oleh pemerintah sekarang.

Kenapa pencitraan? Karena meski idenya mulia, tapi sama sekali tidak ada persiapan, padahal kebijakannya 10tahun dibahas, tetapi jumlah rumah sakit, dokter, peralatan, kebijakan obat generik, dst sama sekali tidak dipersiapkan.

Terima apa adanya saja sudah, 250 juta orang suruh berjejal di jumlah RS dan Dokter yang terbatas, yang penting program terkesan jalan, dan tercatat di sejarah siapa yang memulainya, hahaha so smart bukan?

Memang mendingan sih, setidaknya mungkin 5-10% rakyat yang sakit merasakan manfaatnya. Lalu yang 90-95% lainnya harus bagaimana? Pasrah, tetap hutang sana sini untuk berobat dan tetap bersyukur dapat kartu, lumayan buat koleksi atau buat mainan, hahaha..

Hal ini diperparah dari pembayaran iuran yang sebagian besar sukarela (peserta mandiri), puluhan juta orang disuruh bayar iuran secara sukarela dan rutin? Hahaha, seperti mengharapkan gerhana matahari lewat setiap tahun, wkwkwk.. dijamin mereka hanya bayar iuran saat sakit, lalu setelahnya tidak tidak bayar lagi sampai sakit lagi, artinya apa?

Denda dan hutang iuran menumpuk, saat orang tersebut sakit lagi, bisa jadi iurannya plus denda sudah jutaan, nah loh.. siapa yang bayar sekarang? Balik lagi jual ini itu dan ngutang sana sini, hadeh...

Lalu solusinya bagaimana? Meminta setiap orang membayar iuran tinggi hingga total saat usia 70 tahun ratusan juta, juga tidak mungkin dengan kondisi ekonomi rakyat Indonesia sekarang.

Ada alternatif solusi yang mudah, tetapi sayangnya ini artikel kok sudah 1000 kata ya, biar ga kepanjangan, to be continued next week aja ya, hehe...

Setidaknya kali ini semua orang bisa sadar bahwa sehat itu mahal dan biaya kesehatan per orang sepanjang hidupnya itu bisa ratusan juta/milyar!

Bagi yang suka ngomel/malas bayar iuran bpjs, bertobatlah, hahaha...

Bagi pemerintah, mari kita sadari mahalnya biaya untuk membuat rakyat sehat, kalau biaya untuk membiarkan 95% rakyat (yang sakit) tetap sakit atau setengah hidup sih memang murah, cukup bagi bagi kartu tanpa perlu memikirkan fasilitas kesehatan dan obat ada/tidak.

 

#FridayIdeas

Bersambung ke (Friday Ideas-5) Bom Waktu Bernama BPJS Kesehatan - Bagian 2 - Pendanaan Instant dengan Cukai Rokok

 

Sumber berita :

http://economy.okezone.com/read/2016/03/07/320/1329517/terancam-rugi-rp10-triliun-bpjs-kesehatan-akan-kolaps-di-2016

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/16/03/10/o3tl48383-bpjs-kesehatan-dikabarkan-bangkrut-ini-kata-pemerintah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun