Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perhimpunan Psikiater: LGBT Punya Masalah Kejiwaan

23 Februari 2016   13:11 Diperbarui: 23 Februari 2016   15:18 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara umum, perilaku manusia itu semua ada sebab-akibatnya. Orang bisa menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial) itu ada sebab-nya, tidak ada anak-anak yang bercita-cita jadi PSK. Mereka memiliki histori kehidupan, trauma masa kecil dst yang menyebabkan pilihan mereka tersebut, dimana itu semua = mempunyai masalah kejiwaan.

Bahkan orang bisa menjadi pemarah, cemburuan, serakah dll itupun ada historinya, tidak ada bayi lahir yang sudah dari genetiknya serakah. Hampir semua orang memiliki masalah kejiwaan pada derajat tertentu.

Demikian pula dengan LGBT, ada sebab-akibatnya yang perlu dipertimbangkan dan diselidiki apa pencetus pilihan mereka tersebut. Bukankah mereka sendiri yang kampanye LGBT itu pilihan? Secara tidak langsung mereka mengakui bahwa mereka sebenarnya bisa juga memilih untuk normal, tetapi tidak mau!

Meski memang ada LGBT yang dari lahir (bukan berarti normal, justru ini membuktikan ada kelainan genetik/hormonal), tetapi adalah realita juga bahwa banyak LGBT yang mempunyai trauma masa kecil/remaja. Fakta bahwa sekarang perilaku LGBT malah menjadi trend/ditiru banyak anak-anak hanya karena ingin tahu, justru lebih membahayakan lagi. Fakta ini jelas tidak bisa dibiarkan, ataupun malah dipromosikan.

Meski PSK realita sejak zaman Adam Hawa, apakah kita harus mempromosikan bahwa PSK normal dan patut dilestarikan??

LGBT vs Autisme (contoh)

Contoh perbandingan kedua adalah dengan autisme. Zaman dulu, autisme tidak diterima oleh keluarga, mereka dikucilkan dan dianggap "tidak waras"/aib. Dengan kampanye yang benar, sekarang para orang tua justru sayang dan berusaha mencari jalan keluar kesembuhan (bukan dianggap normal/nasib dan dibiarkan) dan terbukti sekarang banyak anak autis yang sembuh dan mendekati normal.

Itulah yang seharusnya terjadi pada LGBT. Semua kampanye yang mengatakan LGBT normal, apalagi kalimat promosi seperti "sex itu bebas gender", itu sebenarnya sudah bisa dipidana sebagai ajaran sesat. Bisa kita bayangkan bila anak usia 3-10tahun mendengar kalimat tersebut? Tidakkah mereka menjadi bingung, karena di usia tersebut mereka belum mengenal jelas apa itu wanita-laki dan sistem reproduksi?

Kampanye yang Benar

Kampanye yang benar adalah merangkul para orang tua dan keluarga LGBT untuk menyayangi mereka dan berusaha menyembuhkan dengan spiritual, konseling maupun medis. Kampanye ke dalam/internal, bukan ke luar.

Kapan para LGBT akan sembuh, bila semua orientasinya melestarikan, bukan menyembuhkan. Mereka mempunyai HAK ASASI untuk sembuh! Sekarang justru mereka sendiri yang menghalangi teman-teman mereka untuk sembuh, lalu siapa yang melanggar HAM?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun