Darimana bisa seyakin itu? Karena penulis percaya manusia pada dasarnya bisa dibentuk, baik pemikiran maupun kondisi fisik/kesehatannya.
Kita diberikan kemampuan oleh Tuhan untuk mengubah, semua hanya tergantung kemauan. Mau mengubah buruk ke baik atau malah sebaliknya. Bahkan sekarang mulai terbukti bahwa perilaku kasar, suka marah, tidak jujur, suka mencuri, dll pun semua sebenarnya komponen otak yang tidak seimbang/error bahasa awamnya.
Hanya memang otak adalah organ terumit yang hingga kini masih sulit kita pahami, tetapi bukan berarti tidak akan pernah kita pahami.Â
Sementara belum dipastikan penyebab medis perilaku lgbt, maka terapi psikologis, spiritual dan hormonal bisa digunakan. Ada banyak kisah yang berhasil mengalami kesembuhan dan perubahan dengan terapi yang berkelanjutan.
Adalah fakta bahwa faktor psikologis berandil besar atas berubahnya orientasi manusia, trauma masa kecil, pola asuh, lingkungan, bullying, pelecehan seksual, depresi, putus cinta, perceraian, dst.
Contoh paling nyata adalah perilaku pedofil/sodomi, sebagian besar dari pelaku sodomi, ternyata dulunya adalah korban sodomi saat mereka masih kecil. Demikian pula perilaku psk, psk zaman sekarang bukan hanya faktor uang, tetapi mereka apati terhadap ikatan perkawinan dan cinta karena trauma masa lalu.
Bila kita kembali ke kata orientasi yang artinya arah atau kecenderungan, maka jelas bahwa arah itu bisa diubah.Â
Selain itu, sumber-sumber pencetus dan pengubah orientasi seksual di poin ke 2 diatas harus dihentikan, bukan malah dilegalkan dan disebarluaskan, dimana akhirnya manusia dipaksa untuk menerima perilaku itu sebagai "normal" dan berhenti mencari solusi kesembuhannya, lebih parahnya malah ikut2an.
Akhir Kata
Poin 1-4 di atas adalah fakta yang sekarang terjadi, kita salah bila berdebat tentang perilakunya saja, tanpa memikirkan EFEKÂ dari perilaku tersebut.
Kaum LGBT dilahirkan dan diciptakan dengan tujuan, mereka spesial, dan kita yakin, tentu bukan poin 1-4 di atas yang menjadi tujuan mereka diciptakan, karena tujuan Tuhan selalu baik adanya.