Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ironi Lino, Diaspora Berprestasi yang Dipecat Bangsanya Sendiri

29 Desember 2015   18:24 Diperbarui: 30 Desember 2015   03:50 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Rj Lino, sumber gambar : sentananews.com"][/caption]

Entah mengapa, feeling penulis ada yang salah dengan kasus RJ Lino ini, meski harus diakui karakter Lino terkesan angkuh, tetapi sekali lagi kita perlu menilai berdasarkan hasil, bukan berdasarkan embel2 ini itu...

1. Kinerja Lino Luar Biasa

Berikut pengakuan Dahlan Iskan atas kinerja Lino https://dahlaniskan.wordpress.com/2012/09/10/satu-pukulan-lino-untuk-130-tahun/

Berikut pandangan dari Rhenald Kasali http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/10/19/053000826/Mengapa.Orang.seperti.RJ.Lino.Selalu.Diganggu.?page=all

Mengenai protes dari karyawan/serikat pekerja pelabuhan atau siapapun itu, ya jelaslah ada protes, karena Lino melakukan perbaikan besar-besaran dengan merombak dan memecat banyak orang.

Tanya kinerja itu lihat di hasil kerja nyata serta angka-angka laporan keuangan, bukan tanya ke karyawan yang dipecat!

Masih ingat sandiwara kantor layanan 1 pintu di priok yang terisi dalam semalam hanya karena Pak Jokowi mau datang? Dengan bersatu padu 18 instansi kementerian di pelabuhan MENIPU PRESIDEN! = pelabuhan itu sarangnya koruptor birokrasi.

Kalau disuruh memilih, percaya tikus pelabuhan vs tikus senayan vs Dahlan Iskan/Rhenald Kasali, sorry to say... sudah jelas bukan mana yang lebih berintegritas untuk dipercaya?

2. Dibidik dari Segala Arah dan Membabi Buta

a. Penggeledahan yang penuh sandiwara dengan senjata lengkap plus pasukan media.

b. Kasus crane tidak berhasil, sekarang ganti quay crane, bila quay nanti gagal, pasti dicari ban crane, kalau perlu baut crane, hahaha. Begitu keringkah lahan korupsi di pelabuhan sampai semua harus berhubungan dengan crane saja? hehe..

c. Polri sudah menyidik, kpk ikutan, jarang-jarang 1 orang disidik 2 instansi.

d. KPK menetapkan tersangka saat injury time/saat pimpinan lama 1-2 hari lagi lengser = timingnya terlalu kebetulan dan ada bau-bau pesanan.

e. Ratusan bumn lain tidak dibidik, padahal kinerja mereka banyak yang jauh lebih buruk dan dipastikan banyak yang korup juga = tebang pilih, karena Lino dekat dengan Rini dan JK yang merupakan sasaran utama?

3. Respon Lino saat digeledah Bareskrim

Meski banyak orang mengatakan respon Lino berlebihan saat digeledah Bareskrim dengan meminta mundur pada presiden bila diperlakukan seperti itu, penulis justru merasa ini respon yang sangat-sangat spontan dan wajar!

Bayangkan bila itu diri kita, sudah kaya raya dan enak-enak kerja di luar negeri dengan karir cemerlang, dipanggil pulang, bekerja mati-matian pagi siang malam untuk bangsa ini, tanpa pamrih dan tanpa disorot oleh media, setiap hari dicaci maki karyawan, perusahaan maju pesat dengan keringat, lalu tiba-tiba digerebek polisi bersenjata DENGAN PULUHAN AWAK MEDIA, apa respon kita?

Bisakah ketawa-ketawa dan diam saja? Yang diam dan senyum doank itu artinya beneran korupsi, kalau tidak melakukan, pasti kecewa berat dan marah luar biasa! Jadi untuk apa selama tahunan ini mengabdi kalo berakhir seperti ini? 

 

Akhir Kata

Bagi penulis simple saja, kinerja Lino terbukti dari pengakuan DI dan RK diatas (harus diakui tidak banyak yang berkemampuan spt itu, bahkan konon implementasi tol laut Jokowi dan 24 pelabuhan juga Lino yang ikut bermimpi/berperan besar untuk implementasi)

dan sudah terang benderang bahwa kasus ini diada-adakan hanya untuk menekan JK/Rini = hanya kasus politik, dijamin penyelesaiannya damai asalkan permintaan pembidik dipenuhi.

Penulis bukan ingin membela mati-matian Lino, karena kenal saja kagak. Tetapi dari cara bicara dan bahasa tubuh Lino mengirim sinyal2 seperti diatas.

Sinyal kekecewaan yang luar biasa. Anak negeri cerdas, mengabdi siang malam, hasil kerja nyata tidak dihargai, malah dibui dan diusir dari negeri sendiri, masih ada harapankah negeri ini?

Seandainya korupsi terjadi, kemungkinan besar hanya salah prosedur dan salah kebijakan (persis seperti kasus Dahlan Iskan), kalau terbukti ada aliran dana ke rek pribadi, maka silakan, bui saja seumur hidup, kalau perlu kirim ke monas, hahaha...

Bahkan seandainya ada aliran danapun, tetap kita tidak bisa menampik hasil kerja nyata yang dihasilkan = kita turut bersalah membiarkan sistem penuh celah2 korupsi terjadi.

anak sebaik apapun, kalau dicemplungin ke lingkungan berlumpur, pasti kena lumpur..

Anyway, kasus sudah berlanjut hingga jadi tersangka dan orangnya sudah dipecat, ya DIPECAT, bukan mengundurkan diri.

Masih terhormat papa minta saham bukan? wkwkwk...

 

Tapi kasus ini membuat kita teringat dan tersadar :

Bu Sri Mulyani telah pergi dan takut untuk kembali..

Pak Indroyono (mantan menteri maritim) pulang untuk mengabdi, tetapi "dipecat" dalam hitungan hari..

Kini Jonanpun diujung tanduk dan rencana diganti boneka partai..

Kedepan diaspora dan anak negeri yang cerdas akan ragu untuk kembali ataupun mengabdi...

Mereka takut mendekat, karena negeri ini belum bertobat..

Itulah realita negeri ini... 

Anak negeri berprestasi dibui, papa minta saham dijadikan ketua fraksi...

 

 

 

 

 

Referensi :

http://www.merdeka.com/peristiwa/karier-rj-lino-cemerlang-di-china-kini-jadi-tersangka-dan-dipecat.html

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/09/16/nurln1354-rj-lino-mertua-saya-the-richest-guy-in-malaysia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun