Sebenarnya, seperti keluarga Pak Andun ini pasti akan pakai kb juga, mereka sendiri pasti mikir, masa mau dilanjutkan sampai anak ke 17?
Jadi semua orang pasti akhirnya mengendalikan kelahiran juga dengan berbagai cara, hanya sadarnya yang terlambat. Setelah anak ke 5-6-7 dan tidak bisa makan, baru sadar.
Sudah sangat jelas jumlah anak sangat berkaitan dengan tingkat pendidikan dan kesehatan anak-anak tersebut. Bila anak Pak Andun 2 orang, mungkin mereka sekarang sudah makan nasi 3x sehari dan bisa sekolah hingga smu bahkan kuliah.
Jatah 1 butir telur untuk berdua, harus dimakan bertujuh. Bila ini terjadi puluhan tahun, bisa dibayangkan perbedaan gizinya?
Sekarang mereka harus "makan batu", makan 1x/hari, tidak sekolah dst, lalu kita berteriak kenapa indonesia miskin dan dijajah asing?Â
Mereka akan tertawa terbahak-bahak melihat kita yang lucu dan lugu... setiap hari hanya bisa demo, berdebat dan terus beranak pinak menduplikasi kemiskinan...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H