Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

PDIP Lagi-lagi "Bunuh Diri"

9 Oktober 2015   11:54 Diperbarui: 9 Oktober 2015   15:33 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa urgensinya? Kenapa tidak menunggu pilkada selesai yang notabene tinggal 2 bulan lagi? apa tidak menjadi bumerang saat pilkada?

Kenapa penulis katakan pahlawan kesiangan, karena partai lain sebenarnya diam2 setuju juga... tapi mereka pintar, diam dan mengekor.. 

terbukti partai lain cenderung menggunakan kata bersayap, tidak ada kata menolak, hanya mengatakan kalo untuk penguatan setuju sih...  kalimat yang cocok untuk mendukung secara halus dan malu2.. hihihi...

atau bahkan ada yang melihat dan berpikir, "aaah suara voting sudah cukup, partai saya menolak aja demi pencitraan.." hahaha...

Lalu siapa yang kena getahnya? Lagi-lagi pdip yang mengusulkan.. yang lain tenang2 saja dan ikut menikmati hasilnya.

Btw, kenapa mereka setuju? hal ini akan dibahas lebih detil di artikel selanjutnya, tetapi kurang lebih karena KPK sudah menjadi senjata ampuh antar kekuatan politik untuk saling menjegal = kegaduhan tiada henti, padahal rating korupsi kita tidak membaik 13 tahun terakhir ini.

3. Pengampunan Pajak

Ibarat orang bunuh diri kurang yakin dengan dosis obat nyamuk yang diminum, maka pdip siap dengan pisau besar untuk dihujamkan ke jantung langsung...

Ini sama dengan poin 2, semua partai sebenarnya diam-diam setuju, lagi2 pdip yang harus korban nama baik untuk maju mengusulkan.. hadeh.. mbok gantian kmp kali ini yg mengusulkan, masa proyek aja yang dibagi, nama jelek ga ditanggung bersama? Hehehe...

Yang ada sebenarnya pengampunan pajak/tax amnesty, bukan pengampunan koruptor meski pajak koruptor diampuni juga.

Istilah yang berbeda bisa memberikan pemahaman dan implikasi yang berbeda.. sayangnya wartawan lebih suka istilah yang bombastis..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun