Dan PK pun harus berlibur ke gunung nan indah...
Sebagian fans dan sahabat mayanya berbalik dan mengecam dirinya..
PK pun tersadar, bahwa dunia maya... sama kejamnya dengan nyata..
Renungan bagi kita semua..
Salah siapakah seorang bayi menggemaskan bermata bulat dewasanya menjadi koruptor kelas kakap?
Kita bisa berdebat panjang untuk ini. Tetapi yang menarik dari gambaran perjalanan hidup di atas, bahwa masyarakat adalah filter utama pencegahan korupsi itu sejak dini. Bila filter berlapis (ortu, guru, kurikulum, media, teman, dst) itu gagal, maka filter yang terakhir adalah sistem di pemerintahan.
Selama celah untuk korupsi itu ada, sebaik apapun karakter seseorang, godaannya terlalu besar. Semua bergantung pada sistem, bila sistem tidak memungkinkan adanya celah, mau seburuk apapun karakter orang, dia akan sulit menembusnya.
PK juga manusia, saat celah dan lubang ada di depan mata, maka mengintip dan terjatuhlah dia.
Andaikan kita PK, yakinkah kita tidak jatuh di lubang yang sama? Jangan2 kita tidak korupsi atau bahkan anti-korupsi karena celah itu belum ada didepan kita? hahaha..
So mari kita semua berfokus untuk menutup celah dan lubang yang ada, agar kesempatan itu tidak datang kepada siapa saja, yaitu dengan memperbaiki sistem dan pencegahan, begitu banyak yang bisa dilakukan dengan konkret, salah satunya dengan pembatasan transaksi tunai.
Karena mengejar PK dan PKPK lainnya tiada guna, mereka akan tetap terlahir kembali di mana-mana.. dan membiarkan celah serta lubang menganga, sama saja mengundang mangsa bahkan menciptakannya..